Anda di halaman 1dari 19

Appensitis Akut

TINJAUAN PUSTAKA
Appendix
• Panjang 10 cm, pangkal caecum
• Lumen sempit di proksimal melebar didistal
• Persarafan simpatis dari T10, parasimpatis dari
vagus
• Perdarahan oleh A. apendikularis, n. arteri
• Menghasilkan IgA sebagai GALT
• Menghasilkan lendir 1-2 mL/ hari
Epidemiologi
• Di AS insiden tertinggi pada anak usia 6-10
tahun,
• Secara global, dapat ditemukan pada semua
umur, jarang usia <1 tahun,
• Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun,
• Rasio laki-laki dan perempuan sama.
Etiologi
Obstruksi dan disertai oleh infeksi, pada keadaan :
1. Hiperplasia jaringan limfe
2. Masa fekalith
3. Striktur fibrosis
4. Tumor apendiks
5. Cacing askaris
 Kebiasaan makan rendah serat ->konstipasi-
>tek.intasaekal meningkat->sumbatan-
>pertumbuhan kuman flora kolon biasa-
>apendisitis
Patofisiologi
1. St Kataralis
• Obstruksi →akumulasi mukus →↑ tekanan intralumen →
hambatan aliran limfe → edema
mukosa,submukosa,serosa, peritoneum visceral.
• Mukus → pus oleh bakteri.
• Edema dinding apendiks →↑ diapedesis kuman ke
submukosa → ulkus
2. St. Purulen
• Edema dan pus → ↓ aliran vena dan arteri → iskemia
• Bakteri menyebar menembus dinding dan mengenai
seluruh dinding → apendisitis akut
• Std ini terjadi perangsangan peritoneum parietal lokal
3. St. Gangrenosa
• ↓ arteri >> → nekrosis/gangren
• Terbentuk masa lokal oleh perdadangan yg tdd
omentum dan usus halus → Apendisitis infiltrate
→ membatasi penyebaran bakteri dan meloklisir
radang.
• Masa terisi pus → apendisitis abses
4. St. Perforasi
• Penyebaran bakteri → rongga peritoneal →
peritonitis
• Perforasi dari lumen apendiks ke rongga
perotineum melalui dinding yang gangren atau
delayed perforasi dari apendisitis abses
• Pada anak dan geriatri daya tahan tubuh yang
rendah menyebabkan sulitnya terbentuk infiltrat
apendisitis ehinga resiko operasi lebih besar.
• FR perforasi lain : immunosupresi, DM, fekalitm
sppenix pelvis, operasi abdomen sebelumnya
• Apendisitis dapat melewati fase kut atau berulang
mengakibatkan eksaserbasi.
Manifestasi Klinis
• Nyeri perut
– Periumbilikal : nyeri viseral disertai anorexia mual
dan muntah
– Iritasi peritoneum pariteal RLQ : nyeri somatik
terjadi 6-8 jam kemudian
• Mual dan muntah
• Gejala gastrointestinal lain
– Diare
– konstipasi
Tanda apendisitis akut
Keadaan Umum
• Takikardi, demam ringan – sedang 37.5 – 38.5.
demam >> tinggi pikirkan perforasi
• Pasien biasanya tidur dengan melipat sendi
panggul, dan berjalan dalam keadaan
membungkuk
Keadaan Lokal
• Nyeri tekan (+), Nyeri lepas (+) TU dititik Mc
Burney
• Defans muscular (+/-), Rovsing sign (+),
Blumberg sign (+)
• Psoas Sign (+), Obturator sign (+)
Diagnosis Apendisitis
• Anamnesis : gejala nyeri perut RLQ, mual muntah
anorexia, dan ada tidaknya gejala gastrointestinal,
menyingkirkan gejala akut abdomen lain.
• Pemeriksaan fisik : perubahan tanda2 vital,
demam takikardi.
– Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : dinding perut terlihat kaku
Palpasi : nyeri tekan (+), nyeri lepas (+), Rovsing sign
(+), blumberg (+), psoas sign (+), obturator sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
Kurang bermakna diagnosis klinis lebih penting
• Radiologi : Rontgen USG abdomen, CT-scan
• Alvarado Score
• Skor 9-10 : hampir pasti apendisitis, operasi
• Skor 7-8 : kemungkinan besar apendisitis
• Skor 5-6 : mungkin, namun bukan diagnosis apendisitis
• Pastikan dengan CT-scan
• Skor 0-4 : Kemungkinan besar tidak namun bukan tidak mungkin
apendisitis
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Utama : apendektomi
1. Medikamentosa : Antibiotik spektrum luas,
cephalosporin dan metronidazol. Analgetik
2. Apendektomi
Apendektomi
• Segera dalam 2 x 24 jam
• Teknik dengan operasi terbuka dan dengan
laparotomi atau dengan laparoskopi
Komplikasi
• Perforasi
• Apendisitis kronik
• Masa periapendikular, apendisitis abses.

Prognosis
• Tingkat mortalitas dan morbiditas sangat kecil
dengan diagnosis yang akurat serta
pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai