Anda di halaman 1dari 18

Belajar dari Dusun Tugo:

Studi Masalah Perbedaan, Kesetaraan,


dan Kebersamaan
Anggota kelompok:
• Fathia Rianty G1A111001
• Muhammad Yunus G1A111002
• Nurul Khairiyah Amri G1A111003
• Iqbal Zain Kurniadi G1A111004
• Eni Fathonah G1A111005
• Fika Putri Apriwati G1A111006
• Hafid Rezando G1A111007
• Mulia Dewanti G1A111008
• Nevi Triayu Juwita G1A111009
• Maila Frencilia G1A111010
• Dini Yuhelfi N G1A111011
• Meri Fristiantini M G1A111012
• Christine Nathalia G1A111013
• Agnesia F. Panggabean G1A111014
• Primananda Ayu Putri G1A111015
• M. Erlangga Sudina G1A111016
• Edwina Fidelia K G1A111017
• Carolin Tiara Lestari Indah G1A111018
• Ripka Haulian Sitinjak G1A111019
• Marisha Christin G1A111020
• Oksaria S. Surbakti G1A111021
• Seruni Estari G1A111022
• Rizka Dewi Rahmiati G1A111023
• Dwi Hana Batsyeba G1A111024
• Ranty Femilya Utami G1A111025
• Putri Kurniawati G1A111026
• Virgiawan Yudhakarsa G1A111027
• Karolin Anggelina G1A111028
Desa turgo terletak di desa
Purwobinangun, Pakem, Sleman,
Yogyakarta. Pada waktu terdapat kegiatan
Interfaith Youth Camp (IYC). Salah satu
kegiatannya adalah Forum Persaudaraan
Umat Beriman (FPUB). Pada waktu itu
ada kegiatan meditasi yang dalam bahasa
Islam disebut Zikir.
Kegiatan lain adalah membersihkan
secara gotong royong mesjid, gereja,
sekolah, dll. Perbedaan agama tidak
menjadi pembatas dalam kehidupan
manusia yang agamis. Menurut informasi
dari kepala desa turgo kegiatan gotong
royong sebagai mediasi yang kuat dalam
memecahkan berbagai permasalahan.
Menurut penjelasan dari sekjen FPUB
pemukiman multikultur di dusun turgo
yang notabene berasal dari wong cilik
sudah terbangun sejak lama. Namun tidak
jarang permasalahan pluralisme yang
sempit malah banyak dijumpai pada
pribadi manusia yang notabene manusia
intelektual.
Acara IYC bukan sekedar menambah
wacana tentang multikultural, tetapi jauh
lebih penting adalah pengalaman
langsung konsep kemajemukan,
kesetaraan dan kebersamaan adalah
sesuatu kenyataan dan bukan hanya
bersifat normatif, impian atau idealisme.
Menurut pernyataan deri tokoh agama
Ilukaimin dari pondok pesantren Nurul Ilmmah
(kota Gede) mediasi tersebut sangat penting
ditengah-tengah munculnya pemahaman/
gerakan fundamentalisme agama pada institusi
pendidikan dewasa ini. Fundamentalisme
adanya uty membawa wawasan kerdil/sempit
tentang pluralisme agama dan akhirnya agama
justru sebagai faktor pemecah belah dalam
kehidupan manusia yang nyata/riil.
Akhsan berasal dari kroyak melihat kehidupan di
dusun turgo adalah suatu kearifan lokal yang bisa
menjadi teladan daerah lain di nusantara. Selama
ini masarakat desa seolah-olah tidak punya
kearifan lokal sehingga segalanya harus diatur
dari wong kota, dari atasan, dari pemimpin saja,
padahal kita banyak belajar dari masyarakat desa
yang kaya dengan kearifan lokalnya. Antara
kehidupan bersama dan kebersamaan diantara
suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Betulkah kemajemukan itu rahmat dan indah?
Pertanyaan 1
• Unsur apakah yang menciptakan
keragaman di masyarakat Turgo dan
mengapa mereka mampu mewujudkan
kehidupan harmonis di tengah-tengah
keragaman masyarakat?
Jawaban pertanyaan 1

Unsur yang menciptakan keragaman


1. Perbedaan agama
2. Perbedaan kultur
3. Perbedaan suku

Unsur yang mewujudkan kehidupan harmonis


1. Persamaan kearifan lokal
2. Persamaan gotong royong : mediasi yg
memecahkan permasalahan kemajemukan dan
dilakukan dalam bentuk pembersihan mesjid,
gereja, sekolah, dll.
Pertanyaan 2
• Mungkinkah masyarakat turgo suatu saat
nanti bisa terjadi diskomunikasi dan
disintegrasi dan kira-kira faktor apa yang
menyebabkan?
• Hal ini mungkin dapat terjadi suatu saat nanti, karena
perbedaan atau kemajemukan yang ada pada dusun
turgo tidaklah sedikit. Oleh karena itu sedikit saja terjadi
masalah miskomunikasi atara warga dapat
menyebabkan disintegrasi pada diri masyarakat turgo.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan disintegrasi juga
diskomunikasi pada masyarakat turgo menurut kami
dikarenakan adanya fundamentalisme agama yang kuat
pada suatu golongan tertentu berdiri di tengah
masyarakat turgo. Hal ini dapat menyebabkan
persaingan ditengah masyarakat turgo yang akhirnya
menjadi perpecahan.
Pertanyaan 3
• Agama merupakan tali pengikat kehidupan
sosial masyarakat, tetapi agama dapat
juga menjadi pemicu konflik di
masyarakat. Bagaimana sikap anda
terhadap pernyataan tersebut?
Setuju !
• Agama memang dapat mempersatukan
masyarakat namun juga dapat menjadi
pemicu konflik.
– Perlu sikap saling menghargai
– Dengan rasa kasih dan saling menghormati
– Penguasaan diri
Any Question

Anda mungkin juga menyukai