Anda di halaman 1dari 42

RIWAYAT PENYAKIT DAN PEMERIKSAAN

FISIK : PENDEKATAN BERBASIS BUKTI

 Metode 5 jari

1. Anamnesis / riwayat penyakit


2. Pemeriksaan Fisik
3. Elektrokardiogram
4. Foto toraks
5. Pemeriksaan penunjang lain
ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK

 Menegakkan dignosis klinis


ANAMNESIS

Nyeri dada yang khas


pada angina pektoris

 Timbul saat kerja atau olahraga


 Makan

 Marah

 dsb
Penjalaran nyeri
ke lengan atau
dagu

ANGINA

menusuk Menekan

membakar menindih

Nyeri 15 menit
>15 menit=tanda iskemia
yang meluas dan menetap
SESAK NAFAS

 Hipertensi paru primer


 Obstruksi paru akut

 Emboli atau mikroemboli


PINGSAN ATAU SINKOP
 Berdebar manifestasi dari aritmia

 Bengkak atau edema  penumpukan cairan di dalam


jaringan interstitial.
Tanda gagal jantung  edema ekstremitas
Edema  wajah penderita gagal jantung berat dengan
hipertensi pulmonar dan insufisiensi trikuspid berat
Edema jalan nafas  obstruksi =mengi
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum
 Bentuk tubuh

 Ada tidaknya anemia / sianosis

 Gangguan pernafasan

 Pelebaran vena leher

 Gelisa (infark miokard )

 Duduk terdiam ( angina)

 Perikarditis ( pasien membungkuk )


 Sianosis sentral  seluruh tubuh :konjungtiva /
mukosa mulut
 Sianosis perifer  daerah terbuka dimana aliran
perfusi menurun : kuku , hidung
 Sianosis mitral  hiperpigmentasi di bibir
BENTUK TUBUH
 Bila bagian bawah (pubis- ke kaki) lebih panjang
dari pada (kepala ke pubis) : gambaran sindrom
marfan
 Gambaran kulit kering, rambut jarang , lidah
relatif besar  miksedema yang sering di sertai
PJK
 Kulit lembab, tremor , eksoftalmus 
hipertiroidisme yang dapat menjadi penyebab
gagal jantung dengan hig output
 Xanthoma terlihat dobawah kulit atau tendon 
hiperlipoproteinemia dengan kemungkina
adanya aterosklerosis prematur.
 Clubing pada jari  kelainan jantung bawaan
sianosis atau kelainan paru dengan hipoksia
kronis
DADA DAN PERUT

Frekuensi
kedalaman
Simetri dari nafas
 Bulging  hiperaktifitas jantung kanan saat
pertumbuhan : kelainan jantung bawaan
 Kifoskoliosis kelainan jaringan mesenkim yang
bdapat menyebabkan prolaps katup mitral
 Funnel chest (pektus excavatus ) pigeon breast
pektus karinatum)  sindrom marfan
 Pembesaran hari dan nyeri tekan bendungan
akut sirkulasi sistemik gagal jantung akut .
PEMERIKSAAN KARDIOVASKULAR

Gelombang dan tekanan vena jugularis

 Vena jugularis ( di dalam leher di balik muskulus


sternocleidomastoiudeus namun pulsasinya di
hantarkan ke kulit dan dapat di lihat.
 Vena jugularis di ukur dari ujung atas pulsasi vena
ke sudut manubrium sterni degna sternum (sidit
louis ). Jarak lebih dari 3 cm di anggap tidak normal.
 Yang harus di perhatikan dari dinamik vena
jugularis adalah tinggi dan bentuk gelombang vena
jugularis

MENGUKUR TEKANAN DARAH

 Menilai pulsasi
 isi sekuncup, kecepatan ejeksi, gelombang
refleks sirkulasi perifer.

 frekuensi, reguleritas, bentuk pulsasi, karakter


arteri .
 palpasi  kedua sisi karotis, brakial, radial,
femoral, poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis
posterior.
 Pulsasi abnormal peningkatan ventrikel kiri
saat sistolik melambat.
 Pulsus parvus et tardus (tekanan yang
lambat)stenosis aorta.
 Pulsus alternus  denyut yang kuat dan lemah
bergantian pada fungsi ventrikle kiri yang
menurun
 Pulsus bigeminus  dua denyut berpasangan
yang berdekatan teratur
 Pulsus paradoksus  penurunan tekanan
sistolik >20 mmHg saat inspirasi : temponade ,
kardiomiopati, syok hipovolemik, PPOK.
INSPEKSI DAN PALPASI JANTUNG

 Bentuk toraks
 Frekuensi , dalamnya inspirasi, lamanya ekspirasi

Prominensi dari dinding toraks  aktifitas abnormal


jantung dalam proses perkembangan menjelang
pubertas ( kelainan jantung bawaan )
Impuls jantung terjadi akibat pulsai apeks, umumnya
teraba pada sela iga ke lima di garis midklavikular
kiri. Pulsasi berupa denyutan singkat saat sistolik ,
jika daerah rabaan bergeser ke arah lateral dengan
area denyutan yang meluas dapat terjadi pada
pembesaran ventrikel kiri. Hal ini menjadi lebih jelas
jika penderita berbaring miring ke kiri.
AUSKULTASI JANTUNG
 Bunyi jantung 1( mulainya fase sistolik) 
intensitas terkeras di apek.
 Mempunyai 2 komponen : 1. penutupan katup
mitral saat sistolik . 2. penutupan katup
trikuspid
 S 1 mengeras mitral stenosis , takikardia,
prolaps katup mitral,
BUNYI JANTUNG 2 S2

 Mempunyai 2 komponen  1. komponen aorta


dan komponen pulmoner. ( DIPENGARUHI
OLEH RESPIRASI )
 Katup semilunaar yang menutup saat awal fase
diastolik menimbulkan bunyi s2.
 Saat inspirasi terjadi peningkatan kapasitas
paru dan aliran darah balik vena kava. Hal ini
mengakibatkan katup pulmonar lebih lambat
menutup sehingga terdengar splitting s2.
BUNYI JANTUNG 3 S3
 Bunyi yang terdengar saat pengisian cepat dari
ventrikel
 Bunyi ini normal terdengar pada anak , dewasa
muda, danmenghialng pada usia lebih lanjut.
 Bunyi ini patologik pada disfungsi ventrikel.
BUNYI JANTUNG 4 S 4

Berasal dari kontraksi atrium


yang menyebabkan distensi
presistolik ventrikel. Keadaan
ini terjadi pada hipertrofi
ventrikel kiri, stenosis aorta .
BISING JANTUNG
 Terjadi oleh karena adanya getaran
oleh aliran turbulen di dalam
jantung atau pembuluh.

 Aliranturbulen di tentukan oleh :


diameter pembuluh darah, panjang
pembuliuh, kecepatan aliran dan
viskositas darah
6 INTENSITAS BISING
 Grade 1 : bising sangat lemah hingga di perlukan
usaha untuk dapat mendengarnya
 Grade 2 : bising halus namun dapat di dengar
segera
 Grade 3 : bising prominem namun belum keras

 Grade 4 : bising terdengar keras dan sering di


sertai thrill (getaran raba )
 Grade 5 : bising terdengar amat keras

 Grade 6 : bising terdengar sedemikian keras


hingga dapat terdengar tanpa stetoskop
BISING KONTINU
 Terjadi saat sistolik teerus hingga hingga s2
sampai sebagian atau keseluruhan fase diastolik.

 Bising ini terjadi pada


 1. hubungan aorta dan pulmoner

 2. hubungan arteri vena

 3. gangguan aliran pada arteri atau vena.


 Bising patologik  intensitas keras (derajat 3
atau lebih ) bersifat diastolik, di sertai bunyi
jantung abnormal, , durasi nya panjang , dan
lebih keras bila berdiri.
BAB 8 PEMERIKSAAN FISIK PEMBULUH
DARAH PERIFER

 Persiapan
 - cuci tangan

 Infom konsen
TANDA VITAL
 Tekana darah
 Denyut jantung

 Pernafasan

 Suhu tubuh
INSPEKSI
 Lakuan pemeriksaan ekstremitas atas dan
bawah
 Perhatikan ada tidaknya pembengkakan ,
eritema, atrofi/hipertrofi, deformitas.
 Perhatikan juga kulit : belang, penebalan.,
rambut rontok, kulit mengkilat.
BOROK ARTERI ATAU VENA
 Arteri  ujung jari, antara jari jari kaki dan
tumit . Ada rasa sakit , timbulnya akut, memiliki
batas batas jelas
 Vena  tidak sakit , timbulnya lambat, batas
tidak jelas, biasanya di temukan di atas atau
pada maleolus medialis.

 Varises : vena superfsisal membesar


 Tanda tanda sianosis sentral atau perifer .:

 Sianosis sentrala – kebiruan pada selaput lendir


 Sianosis perifer – ekstremitas dingin kebiruan
PALPASI
 Untuk mngetahui tanda tanda insufisiensi arteri
dan vena

 Suhu
  ekstremitas dingin : kemungkinan ada
insufisiensi arteri
  ekstremitas hangat : kemungkinan ada
insufisiensi vena
EDEMA
 Pitting vena
 Tekan tibia dengan ibu jari selama 3-5 detik .pitimg
edema (bekasnya tetap )
 Pitting edema juga dapat diperiksa pada dorsum
pedis, atau dibelakang maleolus medialis

 Pengisian kapiler
 Tekan atau pijit kuku jempol atau ibu jari kaki
pasien ( amati kembalinya warna kuku )
 Normal : kembali nya dalam 3-4 detik
 Warna pucat yang lama mungkin karena ada
insufisiensi erteri.
 RASA NYERI: Lakukan palpasi sambil melihat ke
wajah pasien maerasakan nyeri atau tidak
PEMERIKSAAN PULSASI ARTERI

ARTERI KAROTIS
 Sebelum palpasi lakukan auskultasi (bruit ):
jangan palpasi
 Raba hanya satu arteri karotis pada satu waktu ,
raba dengan lembut untuk menghindari
aktivitas baroreseptor
 ARTERI BRAKIALIS

 Palpasi di fosa ante kubiti , medial dari tendon


bisep
 ARTERI RADIALIS
 Raba persis di lateral tendon fleksor pergelangan
tangan
 AORTA ABDOMINALIS

 Palpasi dengan jari jari tangan terbuka sambil


dengan mantap menekan epigastrium ke arah
vertebra. Rasakan apakah ada pulsasi yang
melebar dan massa berdenyut.
 ARTERI POPLITEA
  flexikan lutut pasien sampai 90

 Dengan kedua tangan tekan kuat pada fossa


poplitea , karena letak arteri terletak dalam
AUSKULTASI
 Gunakan diafragma untuk mengausjultasi
bruits/ bsising di daerah berikut
ARTERI KAROTIS
 Auskultasi sebelum palpasi
AORTA ABDOMINALIS
 Auskultasi beberapa sentimeter di atas
umbilikus

 Arteri Renalis
  Auskultasi 5 cm di atas , dan 3- 5 cm pada
kedua sisi dari garis tengah
 ARTERI FEMORALIS
  Auskultasi lebih rendah dari titik tengah
ligamentum

 ARTERI POPLITEA
  Auskultasi dalam fossa poplitea
TES KUSUS
EKSTREMITAS BERWARNA PUCAT BILA DI
TINGGIKAN
-Posisi telentang
-kaki di angkat 15 – 30 detik memegangnya di
pergelangan kaki
-amati warna kaki pasien
-normal : warna kembali dalam 10 detik
- Abnormal : kemerahab (insufisisensi arteri berat

-  ulangi kaki sebelah

- Normal :pucat sedikit

- abnorma;l : pucat jelas .


TES BUERGER
 Menilai kecukupan aliran arteri
  perhatikan warna telapak kaki pasien harus
merah muda
  angkat kedua kaki 45 > 1 menit . Pucat ( putih
) iskemia harus di curigai
PEMERIKSAAN VENA
 Tes homan
  mendeteksi iritabilitas otot kaki bagian
posterior yang meradang atau ada tromsis vena
superfisialis
Tes Brodie – Trendelenburg
 Penilaian kompetensi katup vena apabila ada
varises.
Tes lowenberg
 Berguna untuk mendeteksi trombosis vena betis
 Tes moses
  sakit di betis lebih kuat dengan palpasi
anteroposterior di bandingkan palpasi dari sisi
ke sisi ).
 Tanda lowrance : sakit lokal pada kaki bula
batuk
 Tanda owane : nyeri bila telapak kaki di sentuh ,
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai