Anda di halaman 1dari 29

HAEMORRHOID

Firman Faizal 114170024

Pembimbing: dr. Dini Sp.B


Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi
pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari pleksus hemoroidalis
ANATOMI
VASKULARISASI
FAKTOR RESIKO
1. Usia
2. Tekanan intraabdomen yang besar.
3. Kehamilan.
4. Konstipasi
5. Jenis pekerjaan.
6. Kurang minum dan kurang makanan
berserat.
PATOFISIOLOGI
 Terjadi akibat kongesti dan perubahan
bantalan fibrovaskulkar daerah dubur
 Fungsi: sebagai katup/klep membantu otot
dubur dalam pembuangan kotoran saat
tekanan intraabdomen meningkat.
 Kongesti meyebabkan penipisan mukosa di
atasnya > vaskularisasi meningkat.
 Kongesti dan pelebaran bantalan fibrovaskular
> jaringan vaskular pecah dan menimbulkan
perdarahan
GEJALA KLINIS

Gejala awal:
 Perdarahan dari dubur,menetes, berbarengan
atau setelah defekasi
 Darah berwarna merah muda/segar.
 Tidak terasa sakit.
 Ada sesuatu benjolan yang keluar dari dalam
dubur setelah buang air besar.
 Buang air besar terasa belum tuntas.
Gejala lanjut :
 Penonjolan/prolaps yang bisa masuk kalau
dibantu dimasukkan
 Penonjolan yang tidak dapat dimasukkan
 Bercak-bercak/flek pada celana dalam
 Rasa nyeri akibat akibat gumpalan darah
yang menyumbat pembuluh darah/wasir
yang kejepit
KLASIFIKASI
1. Hemoroid interna > pleksus
hemoroidalis superior
2. Hemorhoid externa > Pleksus
hemoroidalis inferior
HEMOROID INTERNA
 Derajat I :perdarahan waktu buang air besar;
benjolan tidak tampak dari luar.
 Derajat II: benjolan dapat masuk spontan.

 Derajat III: benjolan keluar dapat masuk bila


dibantu dimasukkan .
 Derajat IV: benjolan tidak dapat masuk lagi
HEMOROID EKSTERNA
 Berasal dari pleksus hemoroidalis inferior dan
dibawah linea dentata dan ditutupi oleh kulit
PENEGAKAN DIAGNOSTIK
 Anamnesis: Keluhan dan perjalanan penyakit
 Pemeriksaan fisik: daerah dubur  colok
dubur > menentukan hemoroid interna/
eksterna
 Peneropongan bagian dalam usus/saluran
cerna: anuscopi, colonoscopi, colon in loop.
 Pemeriksaan darah, feces, dll
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Keganasan
2. Polip
3. Tukak pada usus besar
4. Lecet pada dubur/fissura ani
TREATMENT: NON-SURGERY
Dilakukan pada hemorhoid derajad I-II.
Meliputi:
• Rendam duduk.

• Istirhat baring dan kompres lokal untuk


mengurangi pembengkakan
• Makanan tinggi serat

• Skeroterapi > penyuntikan larutan kimia di


submukosa dibawah hemoroid yaitu untuk
menimbulkan peradangan dan meninggalkan
jaringan parut.
TREATMENT: SURGERY
Indikasi:
1. Pengobatan non operasi gagal

2. Haemorrhoid derajat III dan IV

3. Sumbatan pembuluh darah yang ditandai


nyeri hebat
4. Haemorrhoid dengan perdarahan yang
memancar
SURGERY IN HAEMORRHOID

1. Operasi dengan cara mengikat dengan karet


(rubber band).
2. Operasi secara terbuka
3. Tehnik baru yang relatif tidak nyeri yaitu
menggunakan Stapler yang berfungsi
memotong sekaligus menjahit
1) SURGERY: RUBBER BAND
 Merupakan tindakan invasif yang sederhana
 Mudah dikerjakan,relatif murah

 Dapat menggunakan anestesi lokal

 Menggunakan cincin karet berdiameter 2 mm


untuk mengikat bantalan ambeien
SURGERY WITH
RUBBER BAND
SURGERY WITH
RUBBER BAND
(CON’T)
2) SURGERY: OPEN SURGERY WITH
EXCISED

1. Haemorrhoid derajat III dan IV


2. Haemorrhoid dengan perdarahan berulang
3. Haemorrhoid dengan sumbatan aliran darah
4. Haemorrhoid dengan nyeri hebat

Prinsip:
1. Eksisi hanya pada jaringan yang benar2
berlebihan dan tanpa menggangu sfingter ani
OPEN SURGERY
3) SURGERY: USING STAPPLER
 Alat ini memotong sekaligus menjahit
 Hampir tidak merasakan sakit setelah operasi

 Tidak memerlukan perawatan yang lama

 Secara estetika jauh lebih baik


TREATMENT 1. Tujuan: mencegah
AFTER SURGERY
kekambuhan.
2. Hindari kesulitan buang air
besar
3. Memperbanyak minum
4. Berolah raga secara teratur
5. Perbanyak makanan berserat
6. Jangan terlalu lama duduk
7. Menghindari tekanan dalam
perut yang besar

Anda mungkin juga menyukai