Hepatitis B + + + +
Polio + + + +
BCG +
DPT + + +
Campak
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,6 oC
RR : 32 x/menit
HR : 138 x/menit
Antropometri
BB/U : -1 < Zscore < +1
Kesan : Normal
Kepala
Bentuk dan ukuran : Normocephal
Rambut dan kulit kepala : rambut bewarna hitam, kulit kepala normal tidak ada alopecia maupun
sikatrik
Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, mata cekung (+), Refleks pupil
langsung dan tidak langsung (+)
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang
Hidung : Bentuk normal, sekret (-), tidak ada septum deviasi
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis
Mulut : Bentukmulut normal, sianosis (-), mukosa mulut kering
Lidah : warna lidah normal, tidak putih.
Leher
Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
Thorax
Dinding Toraks: simetris, tidak terdapat retraksi sela iga
Paru :
Inspeksi : gerakan kedua lapang paru statis dinamis simetris
Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronki (-).
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Palpasi : tidak ada pelebaran sela iga maupun massa
Jantung :
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
Auskultasi : Bunyi jantung I & II, reguler, murni, murmur (-), gallop (-).
Palpasi : ictus cordis teraba pada sela iga ke IV pada garis midklavikularis kiri
Perkusi : sulit dinilai
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, turgor kulit normal, nyeri tekan (-).
Hati : Tidak teraba pembesaran.
Limpa : Tidak teraba pembesaran.
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen.
Auskultasi : Bising usus meningkat (+).
Extremitas (tungkai atas dan tungkai bawah)
Akral hangat, capillary refill time < 2 detik.
Tonus : Normotonus.
Sendi : Dapat digerakkan dengan normal.
Anus dan Rectum : Anus dan rectum normal, tidak tampak adanya kelainan, tanda
Peradangan (-), luka (-), lesi (-)
Genitalia : Genitilia (+) normal laki-laki, Rugae jelas (+), tidak ada tanda-
Tanda peradangan
Pemeriksaan neurologis : tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
26 Juli 2018
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 12,0 g/dL 11,5-14,5
Hematokrit 34,7 % 33,0-43,0
Leukosit 7,16 103/uL 4.00-12.00
Trombosit 248 103/uL 163-337
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 134 mEq/L 135-147
Kalium (K) 3,70 mEq/L 3,5-5.0
Clorida (Cl) 107 mEq/L 96-108
Gula Darah
GDS 84 mg/dL <140
Ringkasan
Anak laki-laki datang dengan keluhan BAB cair sebanyak 3 kali seharinya
selama tiga hari smrs, tidak ada ampas. Setiap BAB mengeluarkan seperempat
sampai setengah gelas aqua. BAB bewarna kuning, berbau asam. BAB tidak
ada lendir maupun darah. Pasien disertai demam seminggu smrs. Demam
sepanjang hari, turun ketika minum obat paracetamol saja. Pasien ada
muntah, seharinya sebanyak 1 kali, banyaknya muntah kurang lebih
seperempat gelas aqua. Isi muntahan berupa makanan yang dimakan. Pasien
rewel dan bibir pasien kering. Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan
antara lain: suhu 36,6oC, Frekuensi Nadi 138 x/ menit, Frekuensi nafas 32 x/
menit. Pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum anak tampak lemas,
agak rewel mata cekung, turgor kulit kembali cepat dan berat badan
mengalami penurunan. Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hb 12,0
g/dL, Ht 34,7%, Leukosit 7,16 103/ uL, Trombosit 248 103/uL. Pemeriksaan
elektrolit yang dilakukan didapatkan hasil: Natrium 134 mEq/L, Kalium 3,70
mEq/L, Clorida 107 mEq/dL. GDS 84 mg/dL.
Diagnosa Banding
Diare cair akut ec infeksi bacterial dengan dehidrasi ringan sedang
Diare cair akut ec infeksi parasit dengan dehidrasi ringan-sedang
Diagnosa Kerja
Gastroenteritis akut ec infeksi bakterial dengan dehidrasi ringan sedang
Penatalaksanaan
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Follow up Pasien Kepala : Normocephali
27 juli 2018 Mata : CA -/-, SI -/-. Cekung-/-
Hidung : Sekret (-), Septum deviasi
(-)
BAB mulai berkurang 2 kali seharinya. Mulut : Mukosa basah, sianosis (-),
BAB sudah ada ampas. Konsisten BAB lidah kotor (-)
nya sudah encer. Pasien sudah tidak Leher : KGB tidak teraba
demam. Pasien sudah tidak muntah dan membesar.
mual. Nafsu makan pasien sudah
membaik. Pasien sudah tidak rewel.
Warna BAK pasien tidak kuning lagi Pulmo : Vesikuler +/+,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor/Pulmo : BJ I/II Reguler
murni, murmur (-), Gallop (-)
KU : tampak baik Abdomen : BU (+), Supel (+),
Kesadaran: Compos Mentis turgor kembali cepat
Nadi : 130 x/ menit Extremitas : Akral hangat,
RR : 30x menit CRT<2’’, edema (-)
S : 36,7 oC
Diare cair Akut
dengan dehidrasi
A
ringan sedang
dalam perbaikan
6juta
Meninggal
/tahun
Cara penularan
4F
Faktor Resiko
Kebersihan
Tidak Tidak Pencemaran Kurangnya
lingkungan
memberikan memadai air air oleh sarana
pribadi yang
ASI penuh bersih tinja kebersihan
buruk
Penyiapan dan
penyimpanan Berkurangnya Menurun Menderita
Gizi buruk Imunodefisiensi
makanan tidak asam lambung motilitas usus campak
higienis
Faktor resiko
Umur
Epidemic
dan
Faktor Infeksi
Resiko
asimtomatik
pandemic
Musim
Etiologi
Rotavirus
Escherichia coli
Shigella spp
Compylobacter
jejuni
Cryptospirodium
Patogenensis
Diare osmotik
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual Sering Jarang Sering + - -
muntah
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus - Tenesmus Sering kramp
kramp kolik kramp
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari
sakit
Sifat tinja
Ditentukan dari
Presistensinya
Etiologi
Derajat dehidrasi
Derajat Dehidrasi
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar. *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering.
Air mata Ada Tidak ada Sangat kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, tidak *Haus, ingin minum *Malas minum atau
haus banyak tidak bisa minum
Periksa :
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan : Tanpa dehidrasi Dengan dehidrasi Dehidrasi berat bila
ringan-sedang bila ada1 tanda *
ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih
ditambah 1 atau lebih tanda lain.
tanda lain
Terapi : Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
Laboratorium
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur dan tes
kepekaan terhadap antibiotika
Urin : urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
Tinja
Pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik tinja
Terapi Mendikamentosa
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari
Shigella dysentery Ciprofloxacin Pivmecillinam
15 mg/kgBB 20 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1x sehari IM selama 2-5 hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus
berat)
Giardiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
Komplikasi
Hipernatremi Hipokalemi
NA >155 mEq/L K<3.5 mEq/L
Cairan dekstrose %% ½ salin K 2.5-3.5 mEq/L beri KCl 75 mEq/kgBB
peroral dibagi 3 dosis/hari
Penurunan Na tidak boleh 10 mEq
perhari K <2,5 mEq/L diberikan KCl drip
intravena dengan dosis 3,5-kadar K
Hiponatremi terukurxBBx 0.4x 2 mEq/kgBB/24 jam
pertama
Na <130 mEq/L
Lalu 3,5- kadar K terukur x BB x 0.4 +
Koreksi 125- Kadar Na serum x 6x BB 1/6x 2mEq x BB dalam 20 jam
diberikan 24 jam
Hiperkalemi
K>5 mEq/L
Kalsium glukonas 10% sebanyaj 0.5-
1ml/kgBB i.v secara perlahan 5-10 menit
Sambil dimonitor dengan EKG
Pencegahan
Rotateq
6-14 minggu
4-4 minggu
Usia 8 bulan
Rotarix
10 minggu
14 minggu
Analisa Kasus
Anak masuk dari IGD didagnosis Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan sedang
dikarenakan dari anamnesis didapatkan keluhan BAB cair sebanyak 3x sehari
dalam 3 hari, tidak ada ampas, tidak ada lendir
Keluhan penyerta yaitu demam sepanjang hari, muntah sebanyak 3 kali
perharinya. Menurut IDAI infeksi usus dapat menimbulkan tanda dan gejala
gastrointestinal berupa diare, kram perut dan muntah.
Mual dan muntah adalah gejala non spesifik akan tetapi muntah mungkin
disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas
seperti virus dan bakteri yang memproduksi enterotoksin.
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah
ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit akan
bertambah bila ada muntah sehingga menyebabkan dehidrasi.
Demam diakibatkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi dimana
demam umum terjadi pada penderita dengan diare inflamasi
Anak tampak gelisah dan rewel, serta anak minum dengan lahap, keluhan
tersebut sesuai dengan kriteria dehidrasi akibat diare derajat ringan sedang.
Diare pada pasien ini kemungkinan disebabkan oleh bakteri dikarenakan pada
pemeriksaan darah rutin leukosit ditemukan dengan kadar normal dan
pemeriksaan feses ditemukan adanya baakteri +3.
Komplikasi yang dapat muncul dari diare adalah gangguan elektrolit seperti
hypernatremia, hiponatremi, hiperkalemi, dan hipokalemi.
Terima Kasih