Anda di halaman 1dari 49

TAMBANG TERBUKA

TKP-291114 - 2019

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. METODE PENAMBANGAN
KULIAH KE 01
C. CARA MEMILIH METODE PENAMBANGAN
D. GOOD MINING PRACTICE
A. LATAR BELAKANG
Peradapan & Pembangunan ...
→ Input-input sumberdaya alam (mineral & pertambangan),
→ Peningkatan kesejahteraan manusia.

Pertambangan ...
 Lingkungan pembentukannya di bumi,
 Tulang punggung pendapatan daerah,
 Usaha kedua terbesar,
 Kehidupan perekonomian masyarakat,
 Membantu manusia untuk menemukan sumberdaya lainnya,
 Agen perubahan (development agent),
 Transformasi manfaat agar pembangunan tetap dapat berlanjut.
Pemanfaatan sumberdaya pertambangan berkelanjutan ...

Maksud, memanfaatkan seefisien mungkin sumberdaya mineral (yang sifatnya non


renewable resources) melalui peningkatan dan konversi nilal tambah
dengan memperhatikan,
 Nilai lingkungan,
 Keadilan sosial,
 Memberikan kesempatan pada generasi mendatang untuk menikmati
sumberdaya mineral tersebut.

Pertambangan,
Adalah, Suatu bentuk usaha atau pekerjaan dalam pengambilan endapan
berharga atau yang mempunyai nilai dari bumi dan diangkut ke tempat
pengolahan atau pemakai.

Tujuan industri pertambangan


Adalah, Untuk memanfaatkan sumberdaya mineral yang terdapat di dalam kulit
bumi demi kesejahteraan manusia.
Sejarah Penemuan & Pemanfaatan Mineral (era budaya)

 Zaman batu (4000 SM),


 Zaman tembaga (4000-1500 SM),
 Zaman besi (1500 SM - 1780),
 Zaman baja (1780 - 1945),
 Zaman nuklir (sejak 1945).
Sejarah Pertambangan di Indonesia

 Dimulai berabad-abad yang lalu (keris, batu untuk Borobudur),


 Secara modern baru mulai pada abad ke-19 (tambang batubara Ombilin mulai
produksi tahun 1892),
 Mengalami pasang surut, seperti,
 Pasang pertama terjadi pada tahun 1941,
Surut pada jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1967,
 Kebangkitan kembali pada tahun 1967 dengan masuknya beberapa
perusahan tambang internasional.
 Perkembangan yang signifikan terjadi pada tahun 90-an, seperti yang pada
tahun 2005, dimana,
 Peringkat 2 dunia untuk timah,
 Peringkat 3 dunia untuk tembaga,
 Peringkat 4 dunia untuk nikel,
 Peringkat 8 dunia untuk emas,
 Peringkat 2 dunia – ekspor batubara.
Endapan Bahan Galian (Sumberdaya Mineral)

 Umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi (jenis, jumlah
maupun kadarnya),
 Konsep pemanfaatan mineral berkelanjutan yang berlandaskan pada isu
demokrasi, keadilan dan pemerataan yang sifatnya lintas generasi.
 Melibatkan seluruh stake holders dan menekankan pentingnya pengelolaan
keteknikan, wawasan sosial kemasyarakatan, pendekatan lingkungan yang
terpadu.
 Menerapkan dalam praktek pengelolaan tambang yang baik dan benar (Good
Mining Practice).
 Good Mining Practice,
Adalah, Aktivitas pertambangan yang memenuhi kriteria, kaidah maupun norma-
norma menambang yang tepat sehingga pemanfaatan mineral
memberikan hasil optimal dan mengurangi dampak negatip yang terjadi.
Sifat Khusus Sumberdaya mineral

Yaitu, Wasting assets (non renewable resource)


Artinya, Bila endapan bahan galian tersebut ditambang di suatu tempat, maka
bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui
kembali,
atau Industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur ulang, oleh
karena itu di dalam mengusahakan industri pertambangan selalu
berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlah maupun mutu materialnya.
Ciri-ciri Utama Industri Pertambangan

 Penyebaran mineral yang tidak merata pada kulit bumi,


 Kadar mineral berharga jauh lebih kecil dibanding dengan material keseluruhan
yang perlu digali,
 Penggalian/eksploitasi yang dilakukan akan merusak bentang alam,
 Padat modal dan perlu pekerja khusus.
Dampak Positif industri pertambangan

 Menambah pendapatan dan devisa negara,


 Meningkatkan kondisi perkembangan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat daerah setempat,
 Memberi kesempatan kerja yang lebih besar,
 Memberi kesempatan alih teknologi,
 Memantapkan keamanan dan kelestarian lingkungan,
 Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah (community and regional
development).
Dampak negatif industri pertambangan

 Mengubah morfologi dan fisiologi tanah (tata guna lahan),


 Merusak lingkungan hidup, karena,
 Kesuburan tanah dapat berkurang/hilang,
 Vegetasi dibabat sehingga menimbulkan kegundulan hutan, longsor dan
erosi,
 Kondisi flora dan fauna rusak sehingga ekosistemnya juga rusak,
 Berpotensi mencemari badan air (sungai, danau dan laut),
 Terjadinya polusi suara dan udara (debu dan kebisingan).
 Berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar
daerah tersebut.
B. METODE PENAMBANGAN
Penggolongan Metode Penambangan secara umum
1. Tambang Terbuka (Surface Mining),
Adalah, Metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Tambang Bawah Tanah (Tambang Dalam/Underground Mining),
Adalah, Metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat
kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar.
3. Tambang Bawah Air (Underwater Mining),
Adalah, Metode penambangan yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah
permukaan air atau endapan mineral berharganya terletak di bawah
permukaan air.
4. Tambang ditempat (Insitu Mining atau Novel Mining),
Adalah, Merupakan metode tambahan baru dan sedang dikembangkan.
Klasifikasi Metode Panambangan

Hartman (1987) membagi ke-4 metode penambangan tersebut menjadi metode-


metode penambangan yang lebih spesifik seperti pada tabel Klasifikasi Metode
Penambangan (Hartman, 1987).
Mining Recovery

 Metode yang dapat memberikan keuntungan yang terbesar (bukan pada


dangkal atau dalamnya letak endapan bahan galian),
 Mining Recovery (tingkat perolehan tambang) yang terbaik,
Adalah, Perbandingan antara endapan yang berhasil ditambang dengan
endapan yang diperkirakan ada menurut perhitungan berdasarkan data
hasil eksplorasi.
 Hal diingat bahwa usaha (industri) pertambangan dikenal sebagai “wasting
assets” dengan risiko tinggi, sedangkan endapan bahan galian tersebut tak
dapat diperbaharui (non renewable resources).
Klassifikasi Tambang Terbuka

1. Open Pit/Open Mine/Open Cut/Open Cast


Adalah, Tambang Terbuka yang diterapkan atau dipakai pada penambangan
“ore” atau endapan bijih logam.
Contoh,
 Tambang Nikel (garnierite) di Pomalaa, Soroako dan Gebe,
 Tambang Bauxite di Pulau Bintan,
 Tambang Tembaga di Sumbawa,
 Tambang Emas di Gorontalo, Pongkor dan Gn. Muro,
2. Strip Mine
Adalah, Tambang Terbuka yang khusus diterapkan untuk endapan-endapan
yang letaknya relatip horisontal atau mendatar, terutama untuk
batubara; dapat juga pada endapan garam yang mendatar.
Contoh,
 Tambang Batubara di Tanjung Enim.
3. Quarry
Adalah, Tambang Terbuka yang diterapkan pada endapan mineral industri
(industrial minerals) atau bahan bangunan.
Contoh,
 Tambang Granit di Pulau Karimun, Riau
 Tambang Marmer/Batugamping di Maros dan Pangkep,
 Tambang Batu Kapur untuk semen di Maros dan Tonasa.
4. Alluvial Mining,
Dapat dikatakan sebagai “Placer Mining” ataupun di Australia disebut “Beach-
mine”,
Adalah, Cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial.
Contoh,
 Tambang Cassiterite di Pulau Bangka, Belitung dan sekitarnya;
 Tambang Ilmenite di Cilacap,
 Tambang Intan di Kalimantan Selatan.
Klassifikasi Tambang Terbuka Menurut Beberapa Ahli

1. K. Sweet
a. Placer mining/ Alluvial mining
 Panning & Sluicing
 Hydraulicking (Tambang Semprot)
 Dredging (Kapal Keruk)
b. Open Pit
 Single Bench
 Multiple Bench
 Strip Mining
 Quarry
c. Glory Hole.
2. Lewis
a. Placer mining
 Pan. Rocker long term
 Sluicing
 Hydraulicking
 Dredging.
b. Open Cut Mining
 Pemuatan secara manual
 Pemuatan secara mekanis
 Glory Hole.
3. Howard L. Hartman
a. Mekanis,
 Open Pit Mining
 Quarrying
 Open Cast Mining
 Auger mining.
b. Aquaeous
 Hydroulicking,
 Dredging
Keuntungan Tambang Terbuka

 Ongkos operasi penambangan per m3 atau ton, rata-rata lebih rendah (per unit
ore) karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan
(illumination)
 Pengamatan dan pengawasannya relatif lebih mudah, faktor ini sekarang
tidak terlihat begitu menyolok, dengan adanya kemajuan teknologi di bidang
komunikasi. Pengawasan dapat diawasi dengan menggunakan kamera-kamera
televisi.
 Kondisi kerja yang lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara
luar dan sinar matahari.
 Penggunaan alat-alat mekanis yang ukurannya besar dapat lebih leluasa
bergerak, sehingga dengan demikian produksinya lebih besar. Sebagai bahan
perbandingan adalah Tambang Terbuka yang terbesar dewasa ini (di Chuqui
Canata, Chili, USA) 150.000 ton/hari, sedangkan Tambang Bawah Tanah
terbesar dewasa ini hanya 5.000 ton/hari
 Mining Recovery rata-rata lebih besar karena batas-batas endapan lebih
mudah dilihat/diketahui dan dapat dimanfaatkan secara keseluruhan.
 Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya
lebih baik. Di samping karena bahan peledak lebih mudah/cepat
diencerkan oleh udara, sehingga gas-gas beracunnya kurang
berbahaya, dan biasanya pada permukaan bumi selalu dijumpai
sekurang-kurangnya dua freeface (bidang bebas).
 Relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin akan timbul hanyalah
sebagai akibat kelongsoran. Sedangkan pada Tambang Bawah Tanah
disamping kelongsoran, juga disebabkan gas-gas beracun, kebakaran,
keruntuhan dan sebagainya.
 Produksi tinggi,
 Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi,
 Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah,
 Perencanaan lebih sederhana.
Kerugian Tambang Terbuka

 Karena pengaruh langsung dari cuaca/udara, maka karyawan lebih mudah


dipengaruhi oleh keadaan cuaca tersebut. Kalau sangat panas efisiensi
berkurang, demikian pula kalau hari hujan, mungkin tak dapat bekerja sama
sekali, sehingga hasil kerja menurun.
 Dalamnya penggalian terbatas, terutama tergantung kepada bentuk endapannya.
Dan dalamnya endapan ini dipengaruhi pula oleh “Stripping Ratio” nya, yaitu
perbandingan antara pembuangan overburden dengan penggalian ore-nya yang
sangat menyolok sekali.
 Karena seringnya melakukan mixing/blending/percampuran, maka alat-alat akan
tersebar, sehingga menyulirkan pengaturan alat-alat angkut maupun gali. Maka
pengawasan akan lebih sulit pada masalah pengangkutannya.
 Adanya kesukaran pembuangan tanah penutup (overburden).
 Pencemaran lingkungan biasannya relatif lebih tinggi.
Jenis-jenis Endapan

1. Endapan Elluvial (Eluvial Deposits), yaitu endapan yang terjadi karena adanya
proses konsentrasi oleh alam terhadap hasil pelapukan batuan sumber yang
telah terangkut pada jarak yang kurang dari 100 meter atau endapan sekunder,
umumnya diketemukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit),
2. Endapan Alluvial (alluvial or placer or beach deposits), yaitu proses
terjadinya sama dengan endapan elluvial, tetapi telah terangkut lebih dari 100
meter atau endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar yang
tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari
batuan induknya, dan sudah sempat diangkut dan diendapkan dekat permukaan
bumi bersifat lepas (loose) contoh pasir.
3. Urat bijih (Vein) yang tebalnya lebih dari 5 meter dan telah tersingkap atau
dekat permukaan bumi. dan tersingkap dengan overburden yang tipis (1-2
meter).
4. Endapan Horisontal yang luas, seperti batuan batubara, garam-garam dan
ilmenite. (sedikit miring dengan kemiringan (1-5 %) disebut horizontal deposit
(bedded/tabular) contoh endapan batubara, KCl, NaCl, KNO3. terbentuk secara
sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu.
C. CARA MEMILIH METODE PENAMBANGAN
Dua Faktor hal yang harus diperhatikan,
1. Kedalaman Endapan,
Ini merupakan konsep yang telah lama, dan sekarang ini sudah tidak cocok lagi.
Contoh,
 Di Cikotok dipakai sistem Tambang Bawah Tanah, dimana kedalaman
endapan bahan galiannya hanya kurang dari 435 meter,
 Tambang Tembaga di Bingham (Utah, USA) pada tahun 1962 sudah
mencapai kedalaman 435 meter (1300 ft) ditambang dengan sistem Tambang
Terbuka.
2. Kekonomisan,
Pertimbangan ekonomis ini tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang
semaksimal mungkin dengan mining recovery yang semaksimal mungkin juga
dan relatif aman bagi para pekerja.
Data Manajemen

Usaha Pertambangan akan lebih Ber-Nilai Ekonomis, maka diperlukan dua


jenis data awal (data managemen), yaitu,
1. Metode Penambangan,
Beberapa hal pula yang harus diperhatikan, yaitu,
 Data mineralogis,
 Sifat fisik dan kimia dari “Ore” dan “Country Rock”, seperti kekerasan,
inpermeability dan sebagainya,
 Keadaan geologi, seperti strukturnya apakah adanya patahan atau lipatan
dan sebagainya,
 Ukuran, bentuk dan letak endapan,
 Kadarnya, yaitu kadar rata-rata dan penyebarannya,
 Modal yang tersedia,
 Ada atau tidaknya bahan pembantu di daerah tersebut (tergantung kepada
sistem apa yang dipakai).
2. Efisiensi Kerja,
Nilai effisiensi kerja yang tinggi dapat didapatkan dengan beberapa cara, yaitu,
 Memilih alat, maksudnya jumlah dan tipe alat yang sesuai,
 Koordinasi yang baik terhadap alat-alat,
 Organisasi yang sesuai/cocok untuk kondisi tersebut,
 Buruh yang terlatih untuk tugasnya masing-masing.

Catatan,
Stripping Ratio,
Yaitu, Perbandingkan banyaknya jumlah volume tanah penutup (waste) yang harus
digali dengan volume atau tonase ore atau batubara yang dapat ditambang.
Data Perencanaan Penentuan Metode Penambangan

1. Karakteristik spasial endapan bijih (Ore body),


 Ukuran (dimensi, terutama tinggi atau ketebalan),
 Bentuk (tabular, lenticular, massive, tidak beraturan),
 Kedudukan atau attitude (kemiringan atau dip),
 Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada nisbah
pengupasan),
 Kadar dan jumlah cadangan.
2. Kondisi geologi dan hidrologi,
 Mineralogi dan petrografi (sulfida, oksida dsb.),
 Komposisi kimia (unsur utama atau hasil sampingan),
 Struktur endapan bijih (lipatan, patahan, intrusi),
 Bidang lemah (kekar, rekahan, belahan, cleat pada batubara),
 Keseragaman, ubahan, pelapukan,
 Kondisi air tanah dan hidrologi (kejadian, laju aliran, muka air tanah).
 Kondisi batuan sekitar (country rock), seperti ketebalan, jenis dan sifat
fisiknya.
3. Keadaan Topografi,
 Posisi endapan dari permukaan tanah,
 Sudut kemiringannya,
 Kondisi lapisan tanah penutup/over burden (sifat fisik, ketebalan),
 Keadaan iklim, hujan dan cuaca yang lazim di daerah tambang.
4. Sifat-sifat Geoteknik (mekanika tanah dan batuan),
 Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas)
 Sifat elastis (kekuatan, modulus elastisitas, poison ratio).
 Perilaku elastis atau visco elastis (aliran, rayapan),
 Kondisi tegangan (asli atau modifikasi oleh penambangan),
 Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi,
5. Pertimbangan Ekonomi,
 Cadangan (tonase dan kadar),
 Nilai dari endapan bijih per unit berat,
 Penentuan target produksi awal,
 Jadwal produksi dan stripping over burden,
 Rencana penggalian dan pembuangan waste,
 Produktivitas dan tingkat produksi (output per unit waktu),
 Cut Off Grade (COG),
 Pekerjaan dan biaya Development,
 Rincian peralatan dan kebutuhan tenaga kerja (termasuk tenaga ahli),
 Perhitungan ongkos,
 Modal yang tersedia,
 Ongkos produksi,
 Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok,
 Biaya penambangan relatif secara Tambang terbuka VS Tambang bawah
tanah,
 Perbandingan biaya penambangan dengan tingkat produksi yang
diinginkan,
 Harga pasaran produk yang akan ditambang,
 Laba yang diinginkan,
 Ongkos Stripping of overburden,
 Effisiensi.
6. Peralatan Tambang,
 Umur pemilikan,
 Rencana dan jadwal penggantian alat-alat utama sepanjang umur tambang.
 Produksi harian yang diinginkan,
 Alokasi modal yang tersedia untuk peralatan,
 Jarak pengangkutan,
 Tinggi bench,
 Luas daerah kerja yang tersedia,
 Lebar jalan yang tersedia,
 Kondisi iklim.
7. Faktor Teknologi
 Perolehan penambangan (mining recovery),
 Dilusi penambangan (jumlah waste yang ikut terambil),
 Cut off grade berapa yang boleh diambil,
 Economic stripping ratio,
 Pengotoran & Kehilangan mineral (Tambang Terbuka VS Tambang bawah
tanah),
 Kefleksibilitas metode terhadap perubahan situasi,
 Selektifitas metode untuk membedakan bijih & limbah/waste,
 Konsentrasi atau dispersi pekerjaan,
 Kontinuitas operasi tambang,
 Macam-macam alat yang diperlukan.
 Fasilitas teknis lainnya yang layak dalam melakukan kegiatan penambangan,
 Ultimate and operational pit slope (tata letak dan rencana bukaan tambang),
 Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi.
8. Pasca Penambangan,
 Dalamnya dan ukuran tambang pada akhir operasi,
 Lamanya tambang beroperasi akan berapa lama (Umur tambang),,
 Kemiringan tambang (pit slope) yang diperbolehkan,
9. Masalah Lingkungan,
Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik
saja, tetapi juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi, yaitu,
 Kontrol lahan untuk menjaga integritas bukaan,
 Subsidence (penurunan permukaan tanah),
 Kontrol udara (ventilasi, panas dan kelembaban),
 Ketenaga Kerjaan (rekruitmen, training, kesehatan dan keselamatan,
pemukiman dan masyarakat sekitar).
 Perlindungan dan perawatan permukaan dan pencegahan polusi air
dan udara.
 Kemudahan mendapatkan fasilitas teknik untuk pelbagai pekerjaan
tambang (macam energi dan peralatan) misal drilling, alat muat dan
alat transport,
Tambang Terbuka atau Tambang Bawah Tanah

Beberapa Faktor-faktor Umum,


1. Produksi,
2. Perkembangan produksi,

Kegiatan 106 m3 %
Penambangan
Terbuka 1.550 41
Bawah tanah 620 17
Perkembangan Produksi
Terbuka 1.450 39
Bawah tanah 130 3
Total 3.750 100

Dengan demikian pada usaha pertambangan ada hal-hal yang kontradiktif di


dalam memilih sistem penambangannya, yaitu,
 Dengan aman, biaya maksimal, tetapi tidak didapatkan keuntungan yang besar
 Tidak/kurang aman, biaya tidak begitu besar, dan mendapatkan keuntungan
yang besar.
 1 = Overburden cover;
 2 = Waste (country rock),
 3 = Ore body.
Istilah-istilah dalam UU Minerba No.4 Tahun 2009

1. Pertambangan
Adalah, Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca Utambang.

2. Mineral
 Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia
tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu (UU Minerba).
 Benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk secara alamiah,
mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu,dapat berunsur tunggal
(Au,Cu,Ag) atu persenyawaan (NaCl, CaCO3).

3. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP,


Adalah, Izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.
4. Usaha Pertambangan,
Adalah, Kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

5. Penyelidikan Umum,
Adalah, Tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi
regional dan indikasi adanya mineralisasi.

6. Eksplorasi
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

7. Konstruksi,
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan
seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak
lingkungan.
8. Studi Kelayakan,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca
tambang.

9. Operasi Produksi,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi,
penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan
penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai
dengan hasil studi kelayakan.

10. Penambangan,
Adalah, Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
11. Pengolahan dan Pemurnian
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral
dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh
mineral ikutan.

12. Pengangkutan
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau
batubara dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan
pemurnian sampai tempat penyerahan.

13. Penjualan
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan
mineral atau batubara.

14. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal,


Adalah, Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
15. Reklamasi,
Adalah, Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

16. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang,


Adalah, Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah penambangan.

17. Pemberdayaan Masyarakat


Adalah, Usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara
individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat
kehidupannya.

18. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP,


Adalah, Wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak
terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan
bagian dari tata ruang nasional.
Syarat Mendapatkan IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi

1. Persyaratan Administratif
 Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral logam dan
batubara yang diajukan BUMN atau BUMN yang diberikan berdasarkan
prioritas,
 Surat permohonan;
 Profil badan usaha;
 Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha
pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
 Nomor pokok wajib pajak;
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
 Surat keterangan domisili.
 Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral logam dan batu
bara bagi pemenang lelang WIUPK,
 Surat permohonan,
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
 Surat keterangan domisili.
2. Persyaratan Teknis
 pengalaman BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta bidang
pertambangan mineral atau batu bara paling sedikit 3 (tiga) tahun;
 mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli dalam bidang
pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3
(tiga) tahun; dan
 rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 (satu) tahun

3. Persyaratan Lingkungan,
 untuk IUPK Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
 Untuk IUP Operasi Produksi meliputi,
 pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup; dan
 persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Persyaratan Finansial,
 Untuk IUPK Eksplorasi, meliputi,
 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan
eksplorasi; dan
 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi atau
sesuai dengan surat penawaran.
 Untuk IUP Operasi Produksi, meliputi,
 Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan
publik; dan
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir;
D. GOOD MINING PRACTICE
Pertambangan Di Indonesia

Konsep Pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang


meliputi,
 Penyelidikan Umum (prospecting),
 Eksplorasi (eksplorasi pendahuluan & eksplorasi rinci),
 Studi kelayakan (teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal),
 Perencanaan Tambang,
 Persiapan produksi (development, construction),
 Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan, Pengangkutan dan Penimbunan),
 Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan,
 Pengolahan (mineral dressing),
 Pemurnian / metalurgi ekstraksi,
 Pemasaran,
 Corporate Social Responsibility (CSR),
 Pengakhiran Tambang (Mine Closure).
Konsep Good Mining Practice

1. Pelaku bisnis,
Dalam mengelola pertambangan harus melaksanakannya dengan baik dengan
selalu memperhatikan beberapa hal antara lain,
 Efisiensi,
 Keuntungan yang wajar,
 Resiko yang rendah,
 Kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat.

2. Pembuat kebijakan,
Beberapa hal yang wajib menjadi perhatiannya antara lain adalah,
 Pembangunan masyarakat dan daerah dapat berjalan baik,
 Pembangunan dapat berkelanjutan,
 Menekan agar pelaku bisnis taat terhadap aturan,
 Melaksanakan kegiatan berpedoman pada azas konservasi bahan galian
agar dapat meningkatkan nilai tambah,
 Menekan terjadinya kecelakaan serta pentingnya melaksanakan
perlindungan terhadap lingkungan.
Hasil Good Mining Practice

Beberapa perubahan tuntutan tersebut antara lain adalah dengan adanya


tuntutan,
 Pembangunan harus berkelanjutan (sustainable development),
 Mengikuti perkembangan teknologi,
 Mengikuti era globalisasi yang semakin terbuka dan semakin majunya teknologi
informasi,
 Efisiensi,
 Hak Azasi Manusia dan Jaminan Keamanan,
 Peran serta (partisipasi) masyarakat.
Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam GMP

Secara umum yang dimaksud dengan Praktek Pertambangan yang Baik dan Benar
(Good Mining Practice) adalah,
Suatu kegiatan pertambangan yang memperhatikan hal-hal, yaitu,
 Mentaati aturan,
 Terencana dengan baik,
 Menerapkan teknologi yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan
efisiensi,
 Melaksanakan konservasi bahan galian,
 Mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan,
 Menjamin keselamatan kerja,
 Mengakomodir keinginan dan partisipasi masyarakat,
 Menghasilkan nilai tambah,
 Meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar
 Menciptakan pembangunan yang berlanjutan.
Ciri-ciri Good Mining Practice

 Penerapan Prinsip Konservasi (artinya menghindari terbuangnya mineral


secara percuma dengan cara memberikan jaminan usia pemanfaatan
sumberdaya yang lebih lama) dan nilai lindung lingkungan,
 Kepedulian terhadap K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) terutama bagi
pekerjanya,
 Meciptakan nilai tambah bagi pengembangan wilayah dan masyarakat sekitar,
 Kepatuhan terhadap hukum dan perundangan yang berlaku,
 Menggunakan standarisasi keteknikan dan teknologi pertambangan yang
tepat dalam aktivitasnya,
 Pengembangan potensi dan kesejahteraan masyarakat setempat terutama dari
optimalisasi dan konversi pemanfaatan mineral,
 Menjamin keberlanjutan kegiatan pembangunan setelah periode pasca
tambang (mine closure),
 Memberikan benefit yang memadai bagi investor.

Anda mungkin juga menyukai