Anda di halaman 1dari 26

Hormon/ Zat Pengatur

Tumbuh
Hormon/ Zat Pengatur Tumbuh

 Hormon adalah senyawa pembawa sinyal kimia


yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam
proses metabolismenya
 Fitohormon adalah senyawa-senyawa yang
berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan, dibutuhkan dalam jumlah
sedikit namun memiliki peran yang sangat
besar. Fitohormon termasuk di dalamnya
adalah hormon, vitamin, dan enzim
 Dalam dunia tumbuhan/tanaman hormon lebih
dikenal sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT),
sebab beberapa hormon endogen dapat
digantikan perannya dengan pemberian
hormon eksogen
 Menurut Wareing dan Philips (1978), ZPT
Berupa substansi (bahan) organik (selain
vitamin dan unsur mikro) yang dalam jumlah
sedikit merangsang, menghambat atau
sebaliknya mengubah proses fisiologis
 ZPT ada yang dihasilkan oleh tanaman itu
sendiri (ZPT endogen) adapula yang
disintesis atau berasal dari luar (ZPT
eksogen)
 Baik ZPT endogen maupun eksogen
menghasilkan respon yang sama terhadap
tanaman
 Hormon/ ZPT disintesis dari senyawa-
senyawa intermediet dalam proses
metabolisme tanaman
 Contoh: Asetil Co-A dalam proses respirasi
dapat masuk ke jalur as. Mevalonat
membentuk asam mevalonat. As.
mevalonat kemudian menjadi prekursor
pembentukan beberapa ZPT, diantaranya:
sitokinin, giberelin, dan asam absisat
(ABA)
 Bila konsentrasi hormon telah mencapai
tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula
tidak aktif akan mulai ekspresi.
 Hormon tumbuhan merupakan bagian dari
proses adaptasi dan pertahanan diri
tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya.
Jenis-jenis ZPT
 Terdapat 5 kelompok utama ZPT
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Asam absisat
5. Etilen
 Beberapa ZPT lain
1. Brasinosteroid
2. Asam jasmonat
3. Salisilat
4. Poliamina
Biosintesis ZPT
 ZPT disintesis di tempat lain namun
dimanfaatkan di tempat berbeda
 Transfer ZPT dari satu bagian ke bagian lain
dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan
floem) atau transfer antarsel.
 ZPT disintesis dalam jumlah yang sedikit
sehingga terkadang membutuhkan
penambahan ZPT eksogen (ZPT sintetik)
 Pada tumbuhan, ZPT dihasilkan terutama pada
bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif
membelah atau dalam tahap perkembangan
pesat (buah yang sedang dalam proses
pemasakan).
Auksin
 F.W. Went (1928)  Menemukan “Auksin”
pada koleoptil Kecambah gandum (Avena
sativa)
 Auksin Dibedakan Menjadi 2 (Dua), Yaitu :
1. Endogen (Dibentuk Di Dalam
Tanaman): IAA (indol acetic acid)
2. Eksogen (Dibentuk Di Luar Tanaman)
1)IAA
2)2,4 D (Dichloro Phenoxy Acid)
3)IBA(Indole Butiric Acid)
4)2,4,5 T (Trichloro Penoxy Acetic)
5)Dicamba & Picolinic Acid
 Auksin diproduksi di: meristem apikal tunas
dan daun-daun muda, biji dan buah yang
sedang berkembang
 Ujung koleoptil dan Pucuk Tumbuhan
Mempunyai Enzim  Mengubah “Triptofan”
menjadi IAA
 Maka Auksin banyak disintersis pada :
Jaringan Meristem (Pucuk) tumbuhan 
Tunas, Kuncup bunga, Kuncup Daun, dan
ujung akar.
 Aukasin dibuat pada bagian pucuk dan
kuncup  Didistribusikan ke daerah lain ke
seluruh bagian tumbuhan.
 Transpor auksin terjadi secara basipetal
Sitokinin
 Sitokinin merupakan substansi khusus
yang merangsang pembelahan sel
(sitokinesis)
 Terutama disintesis di akar dan ditranspor
ke organ-organ yang lain, juga terdapat
pada biji dan buah yang belum masak
 Ada secara alami, terbentuk dengan cara
fiksasi rantai beratom C-5 (Isoprena)
 Sitokinin dari akar ditranslokasikan ke
seluruh tanaman melalui aliran transpirasi
Giberelin
 Giberelin pertama kali ditemukan pada Cendawan
Gibberella fujikuroi yang menyebabkan penyakit
bakane pada padi
 Cendawan tersebut kemudian dikultur dan
diperoleh ZPT Giberelin A (Gib A)
 Gib A disemprotkan pada tanaman sehat dan
menimbulkan gejala yg sama, yakni
perpanjangan batang
 Dijumpai Pada Tanaman Tingkat Rendah Sampai
Tingkat Tinggi. Pada Tanaman Tingkat Tinggi
Ditemukan Pada Biji Dan Mahkota Bunga
 Giberelin yang ditemukan pada jamur : GA1,
GA2, GA3, GA4, GA7, GA8 sd GA16, GA24, GA25
 Giberelin yang ditemukan pada tumbuhan tingkat
tinggi: GA1, GA9, GA17 sd GA25, GA26 sd GA 35
 Giberelin terdapat dalam organ tanaman:
akar, batang, tunas, daun, primordia bunga,
bintil akar, dan jar. Kalus
 Giberelin merupakan senyawa isoprenoid
yang disintesis dari asetil koenzim A melalui
asam mevalonat
 Giberelin dibuat di daun muda, buah yang
sedang tumbuh, ujung akar
 Sintesis giberelin dipacu oleh hari panjang
dan temperatur 20-30 C
 Giberelin ditranslokasi lewat berkas
pengangkut dan parenkim
 Pergerakan bebas (ke semua jurusan) baik
secara basipetal ataupun akropetal
Asam Absisat (ABA)
 Dapat diisolasi dari tunas, umbi, sari,
buah, embrio, endosperm, biji dari
tanaman herba, tanaman berkayu dan
tanaman tahunan
 Translokasi secara bebas ke seluruh
tanaman dengan laju yang lebih cepat
Etilen
 Etilen merupakan senyawa unik dan hanya
dijumpai dalam bentuk gas
 Etilen berpindah dengan bebas dari jaringan
yang masak ke jaringan hijau
 Tanaman sering meningkatkan produksi
ethylene sebagai respon terhadap stress dan
sebelum mati.
 Konsentrasi Ethylene berfluktuasi terhadap
musim untuk mengatur kapan waktu
menumbuhkan daun dan kapan mematangkan
buah.
Peran Fisiologis ZPT
Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan
Auksin
 Fungsi utama “auksin” adalah 
Pengembangan sel di daerah “belakang
Meristem”
 Pengembangan sel menyebabkan
pemanjangan tunas
 Auksin memacu perpanjangan sel,
koleoptil dan batang
 Auksin berperan dalam dominansi apikal.
Auksin dapat meghambat pertumbuhan
tunas lateral dan menyebabkan bagian
apikal tanaman terus tumbuh
memanjang. Jika tunas apikal dipotong,
tunas lateral berkembang.
 Daun akan terlepas dari batang jika sel
pada daerah absisi dikendalikan oleh
konsentrasi IAA dalam sel sekitar daerah
absisi
 Auksin merangsang pembelahan sel di
daerah kambium
Sitokinin
 Sitokinin merangsang pembelahan sel,
pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen
serta aktifitas metabolisme secara umum.
 Pada saat yang sama sitokinin dalam
konsentrasi tinggi dapat menghambat
pembentukan akar, oleh karenanya sitokinin
sangat berguna pada proses kultur jaringan
dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat
tanpa pembentukan perakaran.
 Memperlambat proses penghancuran butir-
butir chloropyl daun, sehingga
memperlambat senesen
 Konsentrasi yang tinggi sitokinin memacu
pembentukan tunas, konsentrasi yang rendah
memacu pertumbuhan akar
 Translokasi dari akar memberikan pengaruh pada
perangsangan tunas lateral/kuncup ketiak (axial
bud) yang tersembunyi akibat dominansi apikal
 Sitokinin bekerja sinergis dengan hormon auksin
(mis, pada pembentukan kuncup) namun
menghambat pertumbuhan awal perakaran pada
stek batang

» Sitokinin : Memacu pertumbuhan melalui


pembelahan sel dan perbesaran sel
» Auksin : Memacu pertumbuhan melalui
pemanjangan sel dan dominansi apikal
Giberelin
 Pada pembentukan buah memegang peran
dalam hal ukuran, kualitas, hasil total dan
mengurangi gugur buah. Mampu menunda
pematangan dan pemasakan buah
 Giberelin berperan dalam perkecambahan
dengan memacu sintesis enzim hidrolitik
pada proses perkecambahan biji. Enzim
hidrolitik merubah molekul makro di
endosperm seperti gula, as. Amino,
nukleotida dll. Zat tersebut menjamin
pertumbuhan embrio biji tersebut.
 Bekerja secara sinergis dengan enzim yang
lain seperti sitokinin dan auksin
 Giberelin berperan dalam merangsang
diferensiasi sel-sel pembungaan (florigen)
untuk membentuk organ bunga
 GA mampu mengubah tanaman kerdil
menjadi tinggi (gejala dwarfisme)
Asam Absisat (ABA)
 ABA dibentuk melalui respon terhadap cekaman air.
Bila tanaman kekurangan air, kandungan aba di daun
meningkat, sehingga menyebabkan sel penjaga
mengempis dan akhirnya stomata menutup.
 ABA bekerja berlawanan dengan Giberelin, dimana GA
berperan dalam perkecambahan sedangkan ABA
menghambat perkecambahan
 Dormansi memungkinkan biji dan tunas menunda
pertumbuhan sampai kandungan penghambat
pertumbuhan (ABA) menurun
 Bila kandungan ABA dalam biji tinggi, maupun pada
tunas, biji dan tunas tidak akan tumbuh. Pengurangan
kadar ABA dapat dihilangkan dengan GA eksogen
 Gugur daun dipacu oleh ABA, sehingga terjadi absisi
daun, begitu juga pada buah muda
Etilen
 Senyawa ini merangsang pematangan
buah, menyebabkan daun gugur
dan merangsang penuaan.
 Etilen, berperan untuk menghambat
pemanjangan batang, mempercepat
penuaan buah, dan menyebabkan
penuaan daun.
 Peningkatan kandungan etilen terjadi
secara tajam selama masa pemasakan
buah (klimakterik)
Proses tanaman Auksin Gibereli Sitokinin ABA Etilen
n
Pembelahan sel * *
Pembesaran sel * * *
Inisiasi akar * *
Pembentukan kalus * *
Pembentukan xilem * *
Pemanjangan batang * *
Tunas lateral * * * *
Dormansi * * * *
Inisiasi pembungaan * * * * *
Penentuan kelamin * * *
Pertumbuhan buah * * * *
Pemasakan buah * * * *
Perkecambahan biji * * *

Anda mungkin juga menyukai