Anda di halaman 1dari 15

EMBRIOGENESIS

SOMATIK
Arlinda Puspita Sari, S.Si., M.Si
POLA PENCAPAIAN BIBIT TANAMAN
MELALUI KULTUR JARINGAN

1. Pola Organogenesis
Pembentukan bibit melalui induksi pucuk adventif
(morfogenesis pucuk), kemudian dilanjutkan dengan
sistem perakaran, hingga dihasilkan planlet
Pembentukan tunas adventif bisa diinduksi secara
langsung dari eksplan maupun secara tidak langsung
melalui kalus
Keuntungan secara tidak langsung: lebih sedikit
eksplan yang dibutuhkan
POLA PENCAPAIAN BIBIT TANAMAN
MELALUI KULTUR JARINGAN
 Organogenesis tidak langsung

Dedifferentiati Competent Determinated Differentiatio


Eksplan Organ
on Cell Cell n

 Organogenesis langsung

Dedifferentiation Induction Differentiation


POLA PENCAPAIAN BIBIT TANAMAN
MELALUI KULTUR JARINGAN
2. Pola Embriogenesis
 Pembentukan dan pertumbuhan embrio tanpa
melalui peleburan gamet
 Embrio terbentuk dari bagian tumbuhan yang terdiri
atas sel-sel somatik/ tubuh
 Embriogenesis dapat terjadi secara langsung dan
tidak langsung (melalui kalus)
 Embriogenesis somatik juga melalui tahapan
pertumbuhan embrio, yaitu dari tahap bulat
(globular), bentuk hati, terpedo, hingga terbentuk
kotiledon
POLA PENCAPAIAN BIBIT TANAMAN
MELALUI KULTUR JARINGAN
 Yang membedakan embriogenesis somatik dan zigotik adlah,
tidak terjadinya dorman dan tidak terbentuk endosperm
EMBRIOGENESIS SOMATIK LANGSUNG

 Tanpa melalui fase kalus


 Dapat berlangsung dalam media tanpa auksin
 Jaringan nuselar pda jeruk dapat menumbuhkan embrio
adventif secara langsung
 Beberapa hanya memerlukan media yang sederhana
 Sel-sel yang telah terdeterminasi pada pembentukan
embriogeniknya memerlukan perlakuan/ kondisi khusus
untuk memunculkan ekspresinya
 Eksplan biasanya berasal dari jaringan juvenil
 Sangat jarang
EMBRIOGENESIS SOMATIK TIDAK
LANGSUNG
 Melalui fase kalus
 Tahapan utamanya:
1. Induksi/ inisiasi
2. Pertumbuhan awal
3. Pendewasaan embrio
4. Perkecambahan
 Pembentukan pemula proembrio biasanya terjadi pada media
dengan konsentrasi auksin tinggi, kemudian kelompok sel
dengan pemula-pemula proembrio dipindahkan ke media
tanpa auksi. Melalui pemindahan ini, akan terbentuk
proembrio baru, sedangkan promebrio yang sudah ada
dirangsang untuk pembetuk sel globular
INDUKSI EMBRIOGENESIS SOMATIK

 Pada media dasar tanpa ZPT


 Pada media dengan penambahan ZPT
 Induksi menggunakan stress (osmotik, panas, garam)
 Induksi menggunakan kombinasi stress dan ZPT
 Induksi menggunakan transformasi genetik
PENDEWASAAN EMBRIOGENESIS
SOMATIK
 Terlepas dari kesamaannya dengan embriogenesis zigotik, ES
berkecambah secara tidak teratur dan tidak efisien
 Perkecambahan terjadi dalam urutan normal dan cepat:
perpanjangan hipokotil, pertumbuhan radikula, dan diikuti
pertumbuhan tunas
 ABA menekan pembentukan embrio sekunder dari globular ke
jantung tahap awal
 Embriogenesis sekunder (sub kultur), bukan sebuah kalus
melainkan massa globular
 Embriogenesis sekunder dapat terjadi secara efisien pada
media cair yang mengandung 1-2 mg/L 2.4 D atau pada
media auksin
Fei et al., 2019
https://www.mdpi.com/2073-4395/9/11/768/htm
Fei et al., 2019
https://www.mdpi.com/2073-4395/9/11/768/htm
Fei et al., 2019
https://www.mdpi.com/2073-4395/9/11/768/htm
PERMASALAHAN DALAM
EMBRIOGENESIS SOMATIK
Proembrio mempertahankan kompetensi
embriogeniknya dan tumbuh tidak teratur
Perkembangan embrio abnormal
PENGGUNAAN KULTUR EMBRIO

 Klon yang efisien; mikropropagasi


 Pemilihan sel
 Penyelamatan embrio
 Hibridisasi somatik
 Produksi jalur homozigot
 Produksi metabolit
 Pengahapusan penyakit
 Teknologi benih sintesis
 Cryopreservasi plasma nutfah

Anda mungkin juga menyukai