Embriogenesis Kel 9
Embriogenesis Kel 9
EMBRIOGENESIS U
KELOMPOK 9 L
T
U
Ahmad Thoriq Sholehuddin 204110207 R
Adapun Embrio somatik, dia bukan berasal dari perpaduan gamet jantan
dan betina, tetapi berasal dari sel somatik atau merupakan Teknik
perbanyakan kultur secara alami atau in vitro melalui proses pembelahan
sel yang berasal dari bagian tanaman untuk membentuk embrio menjadi
tanaman baru (Bhatia dan Bera 2015).
EMBRIOGENESIS
Pada waktu berada pada kondisi yang cocok maka sel-sel itu terinduksi
menjadi sel-sel yang embriogenik, lalu mengalami perubahan morfologi
dan biokimia, lalu berubah menjadi struktur yang bipolar yang tidak
terhubung oleh pembuluh vaskuler dengan jaringan asalnya. Yang
dimaksud dengan sel embriogenik adalah sel yang nasibnya akan menjadi
embrio, yaitu mempunyai kemampuan untuk menjadi embrio. Struktur
bipolar adalah struktur yang memiliki bakal tajuk dan bakal akar.
Menurut Gahan dan George (2008) Sel yang embriogenik dapat
mengalami pembelahan sel secara terus menerus sehingga jumlahnya
semakin banyak. Ketika berada dalam kondisi yang sesuai, sekelompok sel
embriogenik tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi embrio somatik
yang secara fisiologi matang untuk siap berkecambah. Fase yang dimulai
dari sel embriogenik sampai menjadi embrio somatik matang disebut fase
ekspresi.
Pada tahap embriogenesis somatik langsung, sebagian sel pada eksplan sudah melewati fase induksi, yaitu
sudah embriogenik. Selanjutnya sel-sel embriogenik ini mamasuki fase ekspresi, yaitu merespons kondisi
ZPT rendah atau tanpa ZPT menjadi embrio somatik untuk berkembang menjadi embrio somatik matang.
Tahap perkembangan embrio somatik tanaman dikotil secara in vitro menurut (Hapsoro dan
Yusnita 2018).
Tahap perkembangan embrio somatik tanaman monokotil secara in vitro menurut (Hapsoro
dan Yusnita 2018).
B. EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO
UNTUK PERBANYAKAN TANAMAN
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif dan
vegetatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan melalui pertemuan
antara gamet jantan dan gamet betina. Dalam praktik, perbanyakan
secara generatif pada umumnya dilakukan dengan menggunakan biji.
Misalnya, tanaman padi diperbanyak secara generatif dengan biji.
Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah seleksi . Karena harus ada yang
diseleksi, yaitu suatu populasi yang anggota-anggotanya beragam. Oleh karena
itu, dalam prosesnya, kegiatan pemuliaan tanaman mensyaratkan adanya populasi
tanaman yang secara genetic beragam sehingga dimungkinkan dilakukannya
seleksi.
Pada jurnal yang ditulis oleh Anita Tri Astuti, Zozy Aneloi Noli,
Suwirmen yang berjudul “Induksi embryogenesis somatic pada
anggrek vanda Sumatrana Schltr, dengan penambahan beberapa
konsentrasi asam 2,4-Doklorofenosiasetat (2,4-D)” mengatakan
bahwa Perbanyakan V.