Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tentang konsep mikropropagasi dan tujuannya dalam kultur jaringan MIKROPROPAGASI Mikropropagasi ialah perbanyakan tanaman secara aseksual atau vegetatif dalam keadaan in vitro. Kegunaan Produksi tanaman secara besar-besaran - Untuk bahan stok di pembibitan, khususnya utk tumbuhan yg lambat pertumbuhannya, misalnya tanaman hutan tahunan (berkayu) (Cth: jati, mahoni, dsb) - Tanaman hias, yg memiliki laju perbanyakan secara generatif yg rendah ttp memiliki nilai komersial yg tinggi (Cth: Anggrek → diperbanyak secara vegetatif > generatif, Aglonema, dsb) - Pohon buah-buahan, mendapatkan hasil seragam ≅ induk (Cth: Pepaya hermafrodit, pisang) - Sayur-sayuran, sayuran yg bebas virus Keuntungan perbanyakan secara in vitro Memberikan tingkat perbanyakan yg cepat dalam suatu jangka masa tertentu - bermanfaat jika banyak bibit yg diperlukan Memerlukan sedikit tumbuhan induk yg diperlukan Tumbuhan yg dihasilkan bebas dari organisme penyebab penyakit Produksi tumbuhan dpt dijalankan sepanjang tahun, tidak tergantung kepada musim dan cuaca Produksi tumbuhan dapat diatur dan dimodifikasi menurut keperluan Untuk tumbuhan tertentu hanya melalui metode kultur in vitro dapat dihasilkan bahan klon tanaman, seperti Carica papaya. Kelemahan perbanyakan secara in vitro Memerlukan pekerja yg terlatih Memerlukan ruangan khusus dan peralatan lengkap Biaya operasional tinggi
Metode yang dilakukan dalam perbanyakan in vitro:
a. Multiplikasi tunas dari pucuk/meristem & mata tunas aksilar b. Pembentukan tunas adventif dan atau somatik embrio adventif secara: - langsung → pembentukannya langsung dari bagian jaringan eksplan - tidak langsung → pembentukannya melalui tahap pembentukan kalus atau protokorm # Lebih banyak yg digunakan adalah metode (a) karena selain cepat juga sedikit terjadi penyimpangan secara genetik. Tahapan-tahapan perbanyakan in vitro: Tahap O : Seleksi tanaman induk Menyangkut seleksi varietas & bebas penyakit. Perlu eliminasi kontaminasi pd tanaman induk atau bagian tanaman, utk memperoleh eksplan steril. Tahap I : Pemantapan kultur aseptik Tahap memperoleh kultur aseptik. Untuk selanjutnya dapat dilihat respon pertumbuhan eksplan. Tahap II : Produksi propagula Tahap ini bertujuan untuk memperoleh organ multiplikasi atau suatu struktur yg dpt menghasilkan tanaman baru, misalnya tunas aksilar atau tunas adventif, embryoid, atau organ perbanyakan lainnya. Tunas yg dihasilkan dianggap sbg propagul yg dapat digandakan. Tahap III : Persiapan planlet sebelum aklimitisasi Tunas atau planlet yg dihasilkan dari tahap II masih sangat kecil ukurannya. Planlet ditumbuhkan pd lingkungan tanpa suplai karbohidrat sehingga mulai mengadakan fotosisntesis sendiri. Tahap ini juga menyangkut perpanjangan tunas dan pengakaran. Tahap IV : Aklimitisasi planlet Pemindahan planlet dr lingkungan in vitro ke semi steril dan selanjutnya ke lapangan. Morfogenesis/organogenesis adalah dihasilkannya bentuk atau organ (organisasi) baru atau struktur baru yang tidak wujud pada mulanya. Pembentukan struktur2 ini dapat dilakukan melalui: 1. Proses terbentuknya pucuk (kaulogenesis) dan proses terbentuknya akar (rhizogenesis), yg dapat dihasilkan secara tersendiri. 2. Pembentukan embrio yg mempunyai struktur yg sama dengan struktur embrio yg didapati dalam biji. Embrio yg dihasilkan dalam kultur dinamakan embriosomatik atau embrioid, dan proses pembentukan struktur ini dinamakan embriogenesis. Terdapat dua prinsip/kaedah dalam morfogenesis
1. Organogenesis secara langsung.
Apabila potongan-potongan kecil eksplan yg dikulturkan ke dalam medium tertentu dapat dihasilkan pucuk, akar dan embriosomatik tanpa terbentuknya jaringan kalus terlebih dahulu. 2. Organogenesis secara tidak langsung. Organ-organ yang dibentuk dari jaringan kalus yang berasal dari sel tunggal yang membelah lalu menghasilkan kumpulan-kumpulan sel meristem yang mengandungi sitoplasma dan nukleus. Sel-sel ini disebut meristemoid. Dan biasanya terdapat pada bagian dalam kalus. Diferensiasi ialah perkembangan ciri-ciri morfologi dan/atau fisiologi yang berlainan. Misalnya perkembangan berbagai jenis sel, jaringan, dan organ sewaktu perkembangan suatu organisme multisel dari zigot atau sel tunggal.
Embrio ialah tumbuhan yang sangat muda yang
berkembang di dalam gametofit betina, baik yang terjadi dari peleburan/ persenyawaan sari dan sel telur ataupun tidak. Protokorm Biji/benih anggrek yang mengandung satu embrio yang tidak berorganisasi dan terdiri dari satu jenis sel saja. Sewaktu perkecambahan biji, embrio terlebih dahulu membentuk suatu struktur korm yang dinamakan protokorm, dan protokorm ini akan terus berkembang menjadi tumbuhan yang lengkap pula. Di dalam beberapa kultur anggrek, bagian-bagian vegetatif anggrek dapat membentuk struktur yang seakan-akan protokorm. Struktur protokorm, kemudian dapat terus membelah dan berkembang membentuk suatu tumbuhan lengkap.