Anda di halaman 1dari 26

s

 Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari


luar (Maramis, ).
 Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus
eksternal; persepsi palsu (Lubis, ).
 Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai
indera (Stuart & Laraia, )
 Halusinasi pendengaran
 Halusinasi penglihatan
 Halusinasi penghidu
 Halusinasi pengecapan
 Halusinasi perabaan
 Kinestateik
 Fase 1 ( ansietas sedang ) :
halusinasi menyenangkan
 Fase 2 ( ansietas berat ) :
Halusinasi menjiikkan
 Fase 3 ( ansietas berat ) :
sensori menjadi berkuasa
 Fase 4 ( panik ) :
Melebur dalam halusinasinya
Jenis Halusinasi Karakteristik

Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentu
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar di mana klien mendengar perkataan
bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang sapat
membahayakan.
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan..

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan, atau pembentukan urin.
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir / delusi


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi Sulit berespon emosi
dengan pengalaman berlebihan atau kurang
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak Perilaku disorganisasi
biasa
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
Pengkajian

Implementasi/ Dx Keperawatan
evaluasi

Perencanaan
Mekanisme Koping:
• Regresi
• Menarik diri
• Keluarga mengingkari
Perilaku:
• Tertawa/bicara sendiri
• Marah-marah tanpa sebab
• Asyik sendiri
POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan

GSP: halusinasi ….. DX KEPERAWATAN

1. Risiko PK
Isolasi sosial 2. GSP: hal ….
3. Isos
1. Klien dpt membina hubungan saling
percaya
2. Klien mengenal halusinasi
3. Klien dapat mengontrol halusinasi
4. Klien mendapat dukungan keluarga utk
mengontrol halusinasi
5. Klien memanfaatkan obat sesuai program
 Mengucap salam
 Berkenalan dg klien
 Buat kontrak asuhan
yang jelas
 Dengarkan ungkapan
klien dg empati
 Jujur dan tepati janji
 Penuhi kebutuhan dasar
klien
 Kontak singkat dan
sering
 Jika klien sedang
halusinasi:
 Klarifikasi apa yg dialami
 Katakan perawat percaya
klien, namun tdk
mengalami sensasi serupa.
 Katakan ada klien yang
mengalami hal yang sama
 Katakan, perawat akan
membantu klien.
 Jika klien tdk sedang
mengalami halusinasi:
 Diskusikan isi, waktu, frekuensi
 Diskusikan hal yg menimbulkan
atau tdk menimbulkan halusinasi
 Diskusikan apa yg dilakukan
jika halusinasi timbul
 Diskusikan dampak jika klien
menikmati halusinasi
 Diskusikan perasaan klien
saat mengalami halusinasi
 Diskusikan cara mengendalikan halusinasi
 Menghardik halusinasi
 Berbincang dg orang lain
 Mengatur jadwal aktivitas
 Menggunakan obat secara teratur
 Dilakukan saat
sedang mengalami
halusinasi.
 Katakan pada diri
“Saya tak mau
dengar/ lihat kamu”
 Untuk meningkatkan
kendali diri; tidak
mengikuti isi
halusinasi
 Dilakukan menjelang
halusinasi muncul
(tanda-tanda awal
halusinasi)
 Halusinasi terjadi
karena banyak
waktu luang.
 Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi
waktu luang
 Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.
 Buat kontrak
 Jelaskan:
 Apa halusinasi?
 Tanda dan gejala
halusinasi
 Proses terjadinya
 Cara memutus halusinasi
 Obat utk klien
 Cara merawat di rumah
 Waktu kontrol
 Diskusikan manfaat obat,
akibat jika tdk minum obat.
 Jelaskan jenis obat, warna,
dosis, cara minum, efek
terapi, efek samping.
 Pantau saat menggunakan obat
 Diskusikan dampak putus obat
 Anjurkan klien untuk
berkonsultasi dg tenaga
kesehatan
 TAK Orientasi Realita
 Mengenal orang
 Mengenal tempat
 Mengenal waktu
 TAK Stimulasi Persepsi:
mengontrol halusinasi
 Mengenal halusinasi
 Menghardik halusinasi
 Bercakap-cakap
 Jadwal aktivitas
 Menggunakan obat
Tn A dibawa ke RSJ dengan keluhan saat
dirumah mengamuk, dan melampar kaca,
klien dirawat di RSJ sudah dua kali yaitu
pertama tahun 2003, kedua pada tahun 2010,
karena selama di rumah klien tidak mau
minum obat secara teratur. Didalam keluarga
ada juga yang mengalami gangguan jiwa
yaitu kakeknya, sehingga ibu klien benci
kepada Tn A, dan tidak mau Tn A kembali ke
rumah.
 Saat Pengkajian
Tn A mengatakan masih mendengar bisikan
suara yang menyuruhnya mengamuk, bisikan
muncul 3 x / hari, yaitu saat menjelang tidur
dan saat klien sendiri. Tn A juga mengatakan
malas bergabung dengan teman-temannya
karena dia merasa malu selalu dianggap
orang gila, padahal Tn A merasa dirinya tidak
gila, dia d RSJ hanya untuk bermain.
 Tn A terlihat kadang bicara sendiri, dan
sering terlihat ada dikamar sendiri.
 Saat diatanya pengalaman kecilnya, Tn A
mengatakan tidak ingat, siapa yang
mengantar ke RSJ juga tidak ingat.
Pembicaraan klien sering bloking, topiknya
selalu berpindah-pindah., Penampilan klien
kotor, karena malas mandi, bau, memakai
baju terbalik.
 AnalisaData
 Pohon Masalah
 Diagnosa keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai