Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 4

1. Sisca Fadilah A. (2017130046)


2. Dhita Khaerunisa (2017130012)
3. Yuni Mukti W. (2017130059)
4. Yuniasari (2017130060)
5. Gita Astika (2017130025) Patofisiologi
Manusia II
6. Caranisa Rista (2015130014)
7. Awithiya Putri D. (2017130003)

Diare dan
Konstipasi
DIARE
Pengertian

 Diare menurut WHO (1999) secara


klinis didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air
besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi
cair) dengan atau tanpa darah.
Klasifikasi diare
Departemen Kesehatan RI (2000),
mengklasifikasikan jenis diare menjadi
empat kelompok yaitu:
1. Diare akut : yaitu diare yang berlangsung
kurang dari empat belas hari (umumnya kurang
dari tujuh hari)
2. Disentri : yaitu diare yang disertai darah dalam
tinjanya
3. Diare persisten : yaitu diare yang berlangsung
lebih dari empat belas hari secara terus
menerus
4. Diare dengan masalah lain : anak yang
menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti
Etiologi
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6
golongan, yaitu :
1.) Infeksi
 Bakteri (shigella, salmonella, e.coli dan golongan vibrio)
 Virus (rotavirus, norwalk+norwalk like agent dan adenovirus)
 Parasit (cacing perut, trichulis, ascaris, basiluscereus)
2.) Malabsorpsi
3.) Alergi
4.) Keracunan
5.) Imunisasi defesiasi
6.) Sebab-sebab lain
(Depkes RI 2002)
KONSTIPASI
Definisi

Konstipasi adalah suatu penurunan


defekasi yang normal pada seseorang,
disertai dengan kesulitan keluarnya feses
yang tidak lengkap atau keluarnya feses
yang sangat keras dan kering (Wilkinson,
2006).
Etiologi
Hampir 95% konstipasi pada anak disebabkan
kelainan fungsional dan hanya 5% oleh kelainan
oganik.
Penyebab konstipasi yang penting :
1. Idiopatik atau fungsional
2. Organik
• Intestinal
• Neuromuskuler
• Metabolik
• Obat-obatan

Febriyanti, nurdiana v. 2014. Kepanitraan klinik ilmu kesehatan anak RSUD kota Bekasi. Fakuktas kedokteran
universitas trisakti : Jakarta
Klasifikasi Konstipasi

Berdasarkan
Patofisiologi

Konstipasi kelainan
Konstipasi
struktural
Fungsional

Febriyanti, nurdiana v. 2014. Kepanitraan klinik ilmu kesehatan anak RSUD kota Bekasi. Fakuktas
kedokteran universitas trisakti : Jakarta
Berdasarkan waktu berlangsungnya
konstipasi

Konstipasi Kronis Konstipasi akut

Febriyanti, nurdiana v. 2014. Kepanitraan klinik ilmu kesehatan anak RSUD kota Bekasi. Fakuktas
kedokteran universitas trisakti : Jakarta
Kriteria menentukan konstipasi

Dalam menentukan adanya konstipasi terdapat


tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
frekuensi b.a.b,
konsistensi tinja, dan temuan pada pemeriksaan
fisis.
Pada anak berusia sama atau kurang dari 4
tahun
adanya konstipasi ditentukan berdasarkan
ditemukan
minimal salah satu gejala klinis berikut :
 Defekasi kurang dari 3 kali seminggu
Sari Pediatri, Vol. 6, No. 2, September 2004
 Nyeri saat b.a.b
Kriteria untuk anak berusia di atas 4 tahun agak
berbeda, digunakan kriteria sebagai berikut :
 Frekuensi b.a.b kurang atau sama dengan dua
kali seminggu tanpa menggunakan laksatif
 Dua kali atau lebih episode soiling/enkopresis
dalam seminggu
 Teraba masa feses di abdomen atau rektum
pada pemeriksaan fisis

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 2, September 2004


Soiling yang terjadi pada konstipasi dapat
disebabkan oleh :
 Gangguan sensasi pada rektum
 Disfungsi sfingter anus, atau
 Masa tinja yang banyak sehingga
menyebabkan inkontinensia.
Soiling sering terjadi pada saat flatus akibat
ketidakmampuan anak mengontrol pengeluaran
tinja.

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 2, September 2004

Anda mungkin juga menyukai