Anda di halaman 1dari 13

1.

Tujuan dan karakteristik umum penyajian laporan keuangan menurut PSAK No1
Jawab:
a. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna laporan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan ini, laporan
keuangan memberikan informasi tentang perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) modal/ekuitas; (4)
pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian; dan (5) arus kas.
b. Karakteristik umum penyajian laporan keuangan yang diatur dalam PSAK no.1 adalah sebagai berikut :
 Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas.
Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain
sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban. Entitas yang laporan
keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
 Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak
mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya.
 Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berbasis akrual
digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan).
 Materialitas dan agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos
yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material. Entitas menyajikan secara terpisah
kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi
berbeda kecuali pos tersebut tidak material.
 Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan
oleh suatu PSAK. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan
kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan
substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan
keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.
 Frekuensi pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode
pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari
periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
o alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;
o fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

 Informasi komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif
dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode
berjalan.
 Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:
o setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi; atau
o perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
2. Jelaskan mengenai persediaan dan bagaimana cara pengukurannya (PSAK No 14)
Jawab:
PSAK 14 mengatur bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah (paragraf 8). Dengan
demikian, dalam menentukan persediaan, baik biaya maupun nilai realisasi neto harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah dibuat perbandingan,
nilai terendah dari keduanya digunakan sebagai nilai persediaan.
Biaya persediaan terdiri dari:
a. biaya pembelian
Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya pengangkutan,
biaya penanganan, dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung serta dikurangkan dengan diskon dagang, rabat, dan hal serupa
lain.
b. biaya konversi
Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis.
c. biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini.
Biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya:
 Jumlah pemborosan yang tidak normal
 Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi selanjutnya
 Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini
 Biaya penjualan
Rumus Biaya:
 Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
 Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya:
o Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
o Rata-rata tertimbang (Weighted Average)
3. Bagaimana pelaporan transaksi mata uang asing ke dalam mata uang fungsional?
Jawab:

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah mata uang asing dihitung dengan menggunakan kurs tunai pada
saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi disebut kurs spot. Penggunaan kurs spot dinilai lebih praktis, sebagai
contoh, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi
selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat diandalkan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada akhir setiap periode pelaporan:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada akhir setiap periode pelaporan:

1. Pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup

2. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi

3. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

Selisih kurs akan timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari
transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka
seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode
akuntansi yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-
masing periode.

4. Jelaskan teori keagenan menurut Jensen dan Meckling dan masalah apa yang timbul dan hubungannya dg teori akuntansi positif
Jawab:
Jensen dan Meckling (1976), menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai
agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu
manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen
wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Karena unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak yang
melandasi hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari
hubungan antara prinsipal dan agen. Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu:
Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu:
1) agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun pemegang saham memiliki kualitas dan jumlah informasi
yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri;
2) risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai
imbalan yang diterimanya.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah :
1) Moral Hazard
Moral hazard adalah permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak
kerja.
2) Adverse Selection
Adverse selection adalah suatu keadaan di mana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-
benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Jensen dan Meckling (1976) telah mengkategorikan biaya agensi menjadi tiga jenis yakni:
1) The monitoring expenditure, yakni biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku agen dalam mengelola
perusahaan.
2) The bounding expenditure, yakni biaya yang dikeluarkan agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin agar agen
tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan prinsipal.
3) The residual loss, yakni penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi
5. Jelaskan mengenai akuntansi keperilakuan dan contohnya (Michael Schiff)
Jawab:
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, yaitu:
 Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan organisasi, motivasi, dan karakteristik
penyelesaian masalah. Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam organisasi, penentuan batas-
batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi
dipandang sebagai salah satu penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Namun
demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional terkadang bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang
bersifat timbal balik. Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu komitmen organisasional mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada
situasi dan kondisi yang berbeda kepuasan kerja mempengaruhi komitmen organisasional.
 Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Beberapa dimensi penting dalam area
ini adalah proses partisipasi penganggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara
tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka
manajerial mengembangkan organsasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan adalah organizational
slack dan budgetary slack.
 Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model
deskriptif dalam pengambilan keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu
yang bertentangan dengan teori normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan
berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada.
 Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar organisasi, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin
intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam
pengendalian adalah struktur organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan hubungan antara dan antarhirarki administrasi.
Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci (key succes
factor) dalam mengendalikan operasional organisasi.
 Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntani dan relevansi
informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai
informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang
mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode
akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah antara
format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal
memiliki isi yang sama.
6. Pengakuan sebagai beban
Jawab:
Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan. Setiap penurunan nilai
persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
7. Hal apa saja yang harus diungkapkan dalam Laporan Keuangan terkait asset tetap sesuai PSAK 16
Jawab:
Tujuan PSAK 16 (Revisi 2011) adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap agar pengguna aporan keuangan dapat memahami
informasi mengenai investasi entitas di aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut.
 Dasar pengukuran yang digunakan2.
 Metode penyusutan3.
 Umur manfaat4.
 Jumlah tercatata bruto dan akumulasi penyusutan5.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat6.
 Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik7.
 Jumlah pengeluaran yang diakui dlm aset tetap dlm konstruksi8.
 Jumlah komitmen kontraktual u/ memperoleh9.
 Jumlah kompensasi dari pihak ketiga
Jika aset direvaluasi, hal berikut harus diungkapkan:1.

 Tanggal efektif revaluasi2.


 Apakah melibatkan penilai independen3.
 Metode dan asumsi4.
 Penjelasan mengenai nilai wajar terhadap nilai pasar aktif atau lainnya5.
 Kelompok yang menggunakan model biaya6.
 Surplus revaluasi
8. Psak 18
ruang lingkup= aspek purnakarya
dana pension= gaji dipotong
 Purnakarya adl perjanjian untuk entitas kpd karyawan sblm/sesudah bekerja
 Program iuran pasti adl program manfaat purnakrya dmn jmlnya ditetapkan berdasarkan iuran lembaga
 Program manfaat pasti adl program manfaat purnakarya dmn jmlny ditent dan mengacu pd formula penghasilan karyawan
9. PSAK 54
Pembayaran berbasis saham yg memiliki kewajiban kini untuk menyelesainkandg kas
jika pilihan penyelesaian dg instrument ekuitas tdk memiliki aspek komersial.
10. Teori keagenan
a. Adl hubungan (yg tjd bila ad kontrak) pihak yg mendelegasikan wewenang & pihak yg menerima wewenang (agen).
b. Bgm perilaku agen? Menduga tindakan yg bisa diobservasi
c. 3 jenis biaya agensi:
o Biaya monitoring, pengeluaran biaya dirancang untuk mengawasi aktivitas2 yg dilakukan oleh agen
o Biaya bonding, untuk menjamin agen tdk akan bertindak yg dpt merugikan principal/ utk meyakinkan bhw principal akan
memberikan kompensasi jika agen benar2 melakukan tindakan yg tepat
o Kerugian residual, nilai uang yg ekuivalen dg pengurangan kemakmuran yg dialami oleh principal dg akibat dr perbedaan
kepentingan
11. Akuntansi keperilakuan, suatu studi tg perilaku akuntan dan non akuntan yg dipengaruhi oleh fungsi2 akuntansi dan pelaporan
12. Psak 55 : invest jgka pjg dan kwj jgka pjg
13. Mata uang fungsional, mata uang yg ada pd lingkungan ekonomi dmn suatu entitas beeroperasi
14. Mata uang penyajian, mata uang yg mngkn diwajibkan di negara tsb
15. Kurs spot, pd transaksi
16. Kurs penutup, kurs saat akhir periode pelaporan
17. Psak 10, mata uang fungsional (pengaruh perubahan kurs valuta asing)
berisi 3 pertimbangan
mata uang yg dihasilkan/ditahan
tiggi rendah proporsi luar negeri , dan apakah arus kas cukup
Tujuan dari Pernyataan ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar negeri ke
dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
Pernyataan ini diterapkan pada:
 akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK
55:Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
 penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas dengan cara
konsolidasi atau metode ekuitas; dan
 penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi, sedangkan mata uang
penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung ke dalam
mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.
Pada akhir setiap periode pelaporan:
 pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;
 pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi;
dan
 pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai
wajar diukur.
Entitas mengungkapkan:
 jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
 selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang
terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.
18. Psak 14
PSAK 14 mengatur bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah
(paragraf 8). Dengan demikian, dalam menentukan persediaan, baik biaya maupun nilai realisasi neto harus ditentukan
terlebih dahulu. Setelah dibuat perbandingan, nilai terendah dari keduanya digunakan sebagai nilai persediaan.

Anda mungkin juga menyukai