Pengertian Kasus
Kasus adalah keadaan dimana kita dihadapkan dengan suatu masalah atau suatu
persoalan yang harus di hadapai dan kita diharapkan mampu mencari jalan keluarnya.
B. Pengertian Kasus Bisnis
Kasus bisnis (business case) adalah sebuah proposal terstruktur untuk perbaikan
bisnis yang berfungsi sebagai sebuah paket keputusan untuk para pengambil keputusan
organisasi. Sebuah kasus bisnis mencakup analisis kinerja proses bisnis dan kebutuhan
atau masalah yang terkait, alternatif solusi yang diusulkan, asumsi, kendala, dan analisis
biaya-manfaat yang disesuaikan risiko.
C. Contoh Kasus Bisnis
1. Kasus Iklan Minuman Berenergi (Kuku bima vs Exra joss)
Ini merupakan salah satu contoh kasus bisnis yakni iklan yang tidak beretika
dalam dunia bisnis. Karena dalam 2 iklan tersebut saling menjatuhkan dengan
sindiran-sindiran. Kuku bima energi memiliki slogan “Kuku Bima Energi Roso” yang
artinya memiliki banyak rasa dalam setiap pilihan minuman tersebut yakni original,
anggur, jambu, jeruk, kopi, dan teh. Sedangkan dalam iklan Extra Joss hanya
menampilkan 1 rasa yakni rasa original, dan Ektra Joss membuat slogan “Laki kok
minum yang rasa-rasa”, secara tidak langsung ini merupakan bisnis yang tidak
beretika. Membuat sindiran-sindiran yang ingin menarik minat konsumen atau
melakukan promosi seperti itu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam
menciptakan etika yang berbisnis harus dengan persaingan yang sehat. Seharusnya
dalam berbisnis sebaiknya jangan saling menjatuhkan namun bersainglah secara
sehat, karena dengan saling menjatuhkan malah akan membuat image juga buruk dan
konsumen pun tidak akan berminat atau percaya memilih produk tersebut.
2. Pelanggaran Hak Paten Smartphone
Baru-baru ini pada bulan agustus terjadi pelanggaran hak paten antara smartphone
A dan S. Smartphone S dianggap melanggar sebagian dari 2 hak paten smartphone A.
Panel mencegah perusahaan S mengimpor, menjual, dan mendistribusikan
perangkatnya yang melanggar beberapa klaim paten di amerika serikat.
Pelanggaran hak paten yang dilakukan smartphone S yaitu deteksi jack headphone
dan pengoperasian layar sentuh. S dan A adalah perusahaan pembuat ponsel pintar no
1 dan 2 didunia. Perusahaan A telah menyampaikan keluhan sejak pertengahan 2011
bahwa perusahaan S melanggar paten perusahaan A dalam menciptakan beragam
ponsel dan komputer tablet.
Sebelumnya pada bulan juni perusahaan S melaporkan perusahaan A telah
melanggar hak cipta mereka. Hak cipta ini terkait dengan penerapan teknologi 3G dan
kemampuan untuk mengirimkan berbagai layanan secara tepat pada saat yang sama.
Komisi perdagangan internasional memutuskan bahwa perusahaan A telah melanggar
hak cipta perusahaan S.
Para pengamat mengatakan bahwa perusahaan A mencari cara untuk membatasi
pertumbuhan sistem Android milik Google. Sebagai hasilnya, perusahaan telepon
selular yang menggunakan teknologi Android seperti S dan HTC, terlibat dalam
berbagai sengketa hukum.
Dalam sidang perebutan hak cipta lainnya di pengadilan federal di Amerika
Serikat pada tahun lalu, Perusahaan S diharuskan membayar lebih dari US$ 1 miliar
(Rp 9,8 triliun) untuk pelanggaran hak cipta yang kemudian dikurangi menjadi US$
598,9 juta (Rp 5,8 triliun). Perusahaan S adalah perusahaan pembuat telepon selular
pintar terbesar sedunia, tapi keuntungan perusahaan A di bisnis ini lebih besar.
Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa dua perusahaan smartphone tersebut
sama-sama saling bersaing untuk menarik konsumen tapi dalam dunia bisnis perlu
diterapkan juga bisnis yang memandang etika, yang semata-mata tidak hanya ingin
memperoleh keuntungan saja. Tetapi perlu diterapkan juga etika bisnis tersebut. Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Bertens (2000), bisnis yang tidak melanggar hukum, belum tentu
tidak melanggar moralitas. Etika diperlukan untuk melengkapi hukum karena lima
alasan :
a. hukum tidak mengatur segala sesuatu,
b. hukum sering kalah cepat dari perkembangan bisnis,
c. hukum selalu memiliki celah yang bisa disalahgunakan,
d. hukum sering tidak ditegakkan,
e. ketentuan hukum seringkali memiliki multi-tafsir.
KASUS
OLEH :
KELOMPOK V
UNIVERSITAS UDAYANA
2015