Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PELANGGARAN ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB OLEH

PERUSAHAAN TOKOPEDIA

DOSEN PENGAMPU
Dr. Agus Syam, S.Pd.,M.Si

Nurafni Oktaviyah, S.E., M.Ak

DISUSUN OLEH

Veronica Chandra

210905501014

MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS

PRODI KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


A. Latar Belakang

Etika bisnis merupakan


patokan yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah terhadap
perilaku bisnis.Etika bisnis tidak
hanya mencakup tentang dunia bisnis
saja, namun dapat dinilai dari perilaku
etis pada individu didalam organisasi
bisnis tersebut. Karena dalam berperilaku bisnis, pelaku usaha harus mempunyai
dan menerapkan sikap moral yang benar dalam menjalankan bisnis. Sementara
tanggung jawab sosial merupakan wujud kepedulian suatu entitas pada
masyarakat dan lingkungan sekitarnya di mana ia berada. Istilah lingkungan sekitar
ini meliputi konsumen, supplier, karyawan, kreditor, lingkungan, komunitas,
masyarakat dan sebagainya. Sehingga tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan bagian dari etika bisnis.
Platform belanja online memang sangat digemari saat ini. Kemajuan
teknologi menjadi salah satu alasan mengapa aplikasi belanja online semakin
sering digunakan masyarakat. Banyak kemudahan yang diberikan oleh aplikasi
belanja online yang membuat orang lebih nyaman dan lebih memilih aplikasi
belanja tersebut dibandingkan berbelanja secara langsung di toko atau pasar.
Kita tidak perlu lagi pergi keluar rumah untuk membeli baju. Kita cukup
memesan barang yang ingin kita beli lewat aplikasi belanja online dan tinggal
menunggu barang tersebut diantar ke rumah kita apalagi jika kita menggunakan
opsi pembayaran menggunakan m banking atau pembayaran online lainnya.
Apalagi ketika pandemi saat ini, banyak orang yang enggan keluar rumah atau ke
tempat-tempat yang ramai seperti toko atau tempat perbelanjaan yang akhirnya
membuat mereka memilih platform belanja online untuk berbelanja kebutuhan.

B. Pembahasan
1. Pelanggaran etika bisnis yang dilakukan perusahaan Perusahaan Tokopedia
Di penghujung tahun 2020 lalu, nama Tokopedia begitu banyak disebut.
Bukan lantaran promo dan berbagai fitur terbarunya, melainkan karena kasus
kebocoran data para pengguna. Berita ini tentunya begitu mengejutkan, apalagi
Tokopedia sudah masuk dalam jajaran perusahaan startup unicorn. Memang
kebocoran data ini bukanlah pertama kalinya terjadi di Indonesia.
Dalam kasusnya, diketahui ada 91 juta data pengguna dan 7 juta data
penjual yang bocor. Bahkan semua data ini dijual di arak web dengan harga
sekitar $5000. Dengan bocornya data tersebut, pihak Tokopedia meminta
penggunanya untuk mengganti password. Jika dilihat dari etika bisnis, kasus ini
terbilang rumit.
Bagi pengguna aplikasi, kasus ini termasuk contoh kasus pelanggaran etika
bisnis dan analisisnya. Sementara Tokopedia sendiri juga menjadi korban
karena sistem keamanan mereka telah dibobol. Namun tetap saja, Tokopedia
tidak bisa melindungi data pelanggan. dan hingga kini masih belum ada UU
yang membahas kebocoran data di internet.
Etika bisnis harus diperhatikan oleh para pelaku usaha. dari beberapa
kasus yang telah terjadi, hendaknya pelaku bisnis lebih aware akan
pelanggaran etika dalam bisnis. Bukan hanya lebih fokus pada keuntungan
saja, tetapi melupakan beberapa hal penting lainnya. Aturan akan kode etik
harusnya lebih diperketat lagi.

2. Penyelesaian Masalah yang dilakukan Perusahaan Tokopedia


Pelanggaran sebuah norma moral dalam masyarakat berkaitan dengan
seberapa jelas aturan dan regulasi yang ada baik secara tertulis maupun tidak
tertulis. Salah satu regulasi yang diterima secara umum dan menjadi salah satu
hukum bisnis adalah perundang-undangan. Sementara itu, di peraturan
perundang-undangan tidak ada aturan yang secara khusus mengatur dan
membahas tentang kebocoran data pengguna internet oleh suatu pelaku
bisnis. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa kasus kebocoran
data ini tidak dianggap terlalu penting.
Jika dilihat menurut UUD perusahaan Tokopedia sudah melanggar
beberapa pasal, yaitu Pasal 14 ayat (5) PP No. 71 Tahun 2019 “Setiap
Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menghapus Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak relevan yang berada di bawah
kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan”.
Sikap pemerintah dalam menanggapi kasus kebocoran data tidak begitu
tegas. Indonesia sebenarnya sudah memiliki peraturan mengenai hal ini
berbentuk Peraturan Menteri (Permen) No 20 Tahun 2016 tentang
perlindungan data pribadi, namun untuk kebocoran data berskala besar belum
diberikan sanksi tegas untuk e-commerce yang tidak apik dalam menjaga data
pengguna. Dalam UU ITE tidak disebutkan dengan jelas sanksi yang diberikan
untuk e-commerce yang lalai dalam menjaga kerahasiaan data pengguna.
Dengan ketidakjelasan regulasi dari pemerintah ini yang mengakibatkan e-
commerce lainnya mungkin saja melakukan tindakan serupa dengan yang
Tokopedia lakukan selain itu ketidakjelasan regulasi dari pemerintah
menyamarkan pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh Tokopedia.
Oleh sebab itu, semua pihak perlu melakukan perannya dengan
semaksimal mungkin agar segala kegiatan bisnis yang diupayakan dalam
perekonomian tidak merugikan masyarakat sebagai konsumen. Pemerintah
perlu menerapkan regulasi yang jelas terkait kegiatan elektronik dengan
implementasi yang efektif, pelaku bisnis juga harus memiliki tanggung jawab
moral untuk melindungi segala informasi pribadi konsumennya. Masyarakat
perlu lebih waspada terhadap kemungkinan cybercrime yang ada sehingga
dalam melakukan kegiatan digital haruslah lebih berhati-hati.

C. Kesimpulan
Tokopedia sedang mengalami kasus kebocoran data para pengguna dan
data tersebut dijual di situs arak web. Kasus ini termasuk contoh kasus
pelanggaran etika bisnis dan analisisnya. Sementara Tokopedia sendiri juga
menjadi korban karena sistem keamanan mereka telah dibobol. Namun tetap
saja, Tokopedia tidak bisa melindungi data pelanggan.
Pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh Perusahaan Tokopedia
yaitu kebocoran informasi data para pengguna yang telah beredar di forum dan
sudah ada berhasil mengunduh berkas tersebut. Sebagai konsumen yang tak
menyadari pentingnya keamanan data pribadi saat bertransaksi daring.
Pengamanan data pribadi bukan persoalan biasa di era digital data menjadi
aset yang sangat mahal, data yang tidak dijaga baik-baik akan menimbulkan
pemalsuan data atau data tersebut dijual dan digunakan untuk hal yang
berbahaya.

D. Saran
Kepada Tokopedia sebaiknya system data diperketat penjagaannya atau
menerapkan aturan/pedoman yang lebih ketat untuk mencegah kerentanan
terhadap pencurian data pribadi dan agar terlindungi dari pencurian data, kita perlu
batasi penampilan data pribadi di internet untuk melindungi dan mengatur data
pribadi kita.

E. Daftar Pustaka
Echdar, Saban & Maryadi. (2019). Business Ethics And Entrepreneurship: Etika
Bisnis Dan Kewirausahaan. Sleman: Deepublish
https://www.jurnal.id/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/
(07 September 2021, 20.14)
https://anakdosen.com/5-contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis-dan-analisisnya-
yang-pernah-terjadi/ (07 September 2021, 20.58)
https://kumparan.com/angie-amanda/analisis-kasus-kebocoran-data-pengguna-
tokopedia-dari-sudut-pandang-etika-bisnis-1uroJzpIVOu/4 (07 September 2021,
21.35)

Anda mungkin juga menyukai