Anda di halaman 1dari 4

A.

Teori Etika Utilitarianisme


a) Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa
suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat,
berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori
kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory)
b) Konsep Dasar
Konsep dasar teori ini adalah suatu perbuatan yang secara moral adalah benar, jika:
- Membuat hal yang terbaik untuk banyak orang
- Mampu memberi manfaat bagi setiap orang
- Mendapatkan manfaat terbaik dari manfaatmanfaat dari kemungkinan yang
dipertimbangkan.
c) Suatu perbuatan yang bertujuan baik tidak boleh dilakukan dengan cara- cara yang
tidak dapat dibenarkan secara moral. Kritikan lain terhadap teori utilitarian ialah,
dapat menimbulkan konflik keadilan, di mana tindakan-tindakan yang diambil
seseorang tidak menjamin berlakunya keadilan bagi hak setiap individu. Walaupun
kepentingan masyarakat lebih utama, tetapi perilaku bermoral mestilah juga
menghormati hak-hak mutlak individu. Kita bisa melihat contoh bagaimana tindakan
yang diambil sebagian pemimpin- pemimpin politik yang atas nama masyarakat luas
(terbanyak) meraih ambisinya mengobarkan perang dan kemudian membawa dampak
penderitaan pada sebagian orang. Contoh lain misalnya, pembunuhan besar-besaran
terhadap kelompok- kelompok kriminal, seperti penembakan misterius di tahun 1980-
an jaman Orde Baru, yang melampaui hak-hak sebagian orang meskipun tujuannya
untuk membuat masyarakat Indonesia secara luas aman.
d) Etika Bisnis dan Utilitarianisme dalam Bisnis sangat diperlukan dan berpengaruh
besar dalam bisnis karena pelanggan merasa loyal dengan pelayanan yang dilakukan
oleh si pelaku bisnis, namun memiliki kelemahan yaitu mengorbankan kepentingan
minoritas untuk kepentingan yang lebih besar.
e) Misalnya : Seorang penjual es buah keliling seharusnya / sebaiknya secara etis dia
menggunakan gula asli. Tapi karena harga gula yang tinggi, maka dia mengurangi
biaya yang dikeluarakan dengan menggunakan sari gula yang lebih murah. Dan
umumnya penyakit yang diderita pembeli bukanlah kesalahan si penjual melainkan
pembeli itu sendiri yang jajan sembarangan. Pedagang tersebut tidak bodoh, dia
membuat aroma dan warna yang sangat menarik perhatian pada es buahnya, apalagi
bila dalam cuaca panas terik. Maka mau tidak mau orang akan mambeli es puas
tersebut sebagai pelepas dahaga
Dengan demikian, kasus ini akan menyebabkan kerugian dan telah mengesampingkan
hak orang lain. Disinilah letak minus prinsip utilitarianisme walaupun
menguntungkan pada salah seorangnya.
B. Teori Etika Deontologi
a) Teori etika deontologi dalam etika bisnis adalah teori yang menilai baik atau
buruknya suatu tindakan berdasarkan kewajiban moral yang harus dipenuhi oleh
pelaku bisnis. Teori ini dikembangkan oleh Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman
yang mengajukan prinsip imperatif kategoris, yaitu suatu perintah moral yang bersifat
mutlak dan universal1. Menurut Kant, tindakan etis adalah tindakan yang dilakukan
dengan niat baik dan sesuai dengan hukum moral yang berlaku bagi semua manusia2.
b) Dalam etika bisnis, teori deontologi menekankan pada tanggung jawab dan integritas
pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitasnya. Pelaku bisnis harus menghormati hak-
hak dan kepentingan semua pihak yang terlibat, seperti konsumen, karyawan,
pemegang saham, pemasok, kompetitor, masyarakat, dan lingkungan3. Pelaku bisnis
juga harus menghindari tindakan-tindakan yang merugikan atau menipu pihak lain,
seperti korupsi, manipulasi, pencemaran, atau pelanggaran hukum.
c) Contoh etika deontologi dalam bisnis adalah
- Menjaga kualitas produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan standar yang
berlaku dan tidak mengecewakan konsumen.
- Memberikan informasi yang jujur dan transparan tentang produk atau jasa yang
ditawarkan, termasuk manfaat, risiko, harga, dan garansi.
- Menghargai hak asasi manusia dan hak-hak karyawan, seperti hak untuk
mendapatkan upah yang layak, hak untuk bekerja dalam lingkungan yang aman
dan sehat, hak untuk berserikat dan berorganisasi, dan hak untuk mendapatkan
perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif.
- Menjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan pemasok,
kompetitor, dan pihak lain yang terkait dengan bisnis.
Berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dengan
melakukan kegiatan sosial, filantropi, atau tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR).
- Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tempat
beroperasi dan tidak terlibat dalam praktik-praktik ilegal atau tidak etis.

C. Teori Kebajikan
a) Teori kebajikan dalam etika bisnis adalah salah satu pendekatan etika yang
menekankan pada karakter moral dan keutamaan dari pelaku bisnis. Teori ini
berdasarkan pada pemikiran Aristoteles, yang mengatakan bahwa tujuan hidup
manusia adalah mencapai kebahagiaan (eudaimonia) melalui pengembangan
kebajikan (arete) dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis. Kebajikan
adalah kualitas moral yang baik yang membentuk karakter seseorang dan
membantunya bertindak sesuai dengan rasionalitas praktis1.
b) Teori kebajikan dalam etika bisnis memiliki beberapa implikasi, antara lain:
- Teori ini menilai baik buruknya tindakan bisnis tidak hanya berdasarkan pada
hasil atau konsekuensi, tetapi juga pada motif, niat, dan sikap dari pelaku bisnis.
Tindakan bisnis yang baik adalah yang dilakukan dengan motif yang baik, niat
yang jujur, dan sikap yang bertanggung jawab.
- Teori ini menuntut pelaku bisnis untuk mengembangkan dan menjaga kebajikan-
kebajikan yang relevan dengan bidang bisnis, seperti kejujuran, keadilan,
integritas, profesionalisme, kerjasama, kreativitas, dan sebagainya. Kebajikan-
kebajikan ini akan membantu pelaku bisnis untuk menghadapi tantangan, dilema,
dan konflik etis dalam bisnis.
- Teori ini menganggap bahwa bisnis bukan hanya sebagai aktivitas ekonomi yang
bertujuan untuk mencari keuntungan, tetapi juga sebagai aktivitas sosial yang
berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pelaku bisnis
harus memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari tindakan bisnis mereka,
serta berusaha untuk meningkatkan nilai-nilai sosial dan lingkungan dalam bisnis

D. Contoh Kasus
a) PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak
di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih merupakan satu-
satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini PT. PLN sudah
seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan
mendistribusikannya secara merata. Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis
monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena PT. PLN merupakan penjual atau
produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang pengganti yang dekat, serta
kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang mereka kehendaki.
b) Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat
disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan
dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada
negara.
c) Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia akan ditopang oleh 3
pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan
swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar,
d) Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:
- Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai
dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik.
Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah
ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens,
General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy,
dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar
masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
- Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah
termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini
diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan
Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi
bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN
berdalih pemadaman dilakukan akibat deficit daya listrik yang semakin parah
karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem
kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta
Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk
pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU
Muara Karang. Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional,
kebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka
sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang
kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik
secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian
yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk
berinvestasi

E. ANALISIS
a) Jika dilihat dari teori etika deontologi : Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau
tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan listrik
secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan
usahanya.
b) Jika ditinjau dari teori utilitarianisme : Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori etika
utilitarianisme dinilai tidak etis, karena mereka melakukan monopoli. Sehingga
kebutuhan masyarakat akan listrik sangat bergantung pada PT. PLN. Dari wacana
diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah
melakukan tindakan monopoli, yang menyebabkan kerugian pada masyarakat.
Tindakan PT. PLN ini telah melanggar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Anda mungkin juga menyukai