Anda di halaman 1dari 13

ETIK A

BISNIS
PERTEMUAN II
PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS
(SONY KERAF – ’98)

1. PRINSIP OTONOMI
Adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.

Contoh : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil


keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi
dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
II. PRINSIP KEJUJURAN

Terdapat 3 lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas

bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak

didasarkan atas kejujuran, yaitu:

a. Jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.

b. Kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga

yang sebanding.

c. Jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.


III. PRINSIP TIDAK BERNIAT JAHAT

Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran.


Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu
meredam niat jahat perusahaan itu.
IV. PRINSIP KEADILAN

Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama


sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional
objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Contohnya : upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya,


pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
V. PRINSIP HORMAT PADA DIRI SENDIRI

Hormat pada diri sendiri maksudnya adalah perusahaan harus menjaga nama
baiknya dengan menerapkan prinsip jujur, tidak berniat jahat, dan melakukan
prinsip keadilan sehingga mendatangkan apresiasi yang baik dari lingkungan.

Contoh: Jika team work suatu perusahaan memiliki falsafah kerja yang baik dan
mencintai perusahaannya, serta para manajemennya berorientasikan pada
pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan
prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap
perusahaan dan perusahaan akan tetap berjalan dengan baik.
ETIKA UTILITARIANISME
DEFINISI UTILITARIANISME : suatu tindakan yang dilakukan dengan meminimalkan biaya

dan memaksimalkan keuntungan. Utilitarianisme merupakan gagasan yang paling dianggap benar

pembahasannya mengenai teori moral. Ajaran Bentham yang dikenal sebagai Utilitarianisme ini

menyampaikan bahwa tindakan baik itu dapat diwujudkan melalui perbuatan yang

memaksimalkan utilitas (manfaat) dan baik buruknya suatu perbuatan dapat diukur apakah

perbuatan itu mendatangkan kebahagiaan atau tidak.


CONTOH PENERAPAN ETIKA UTILITARIANISME

1. Di sekolah ada penjual makanan gulali (harum manis), tetapi pewarna yang

digunakan oleh penjual adalah pewarna pakaian. Secara etis hal ini memang tidak

beretika, karena dapat merugikan konsumen yaitu anak-anak.

Tapi dalam konsep utilitarianisme hal tersebut akan menghasilkan keuntungan

yang banyak bagi penjual sebab dia mampu menggantikan pewarna makanan

yang mahal dengan pewarna yang lebih murah.


CONTOH PENERAPAN ETIKA UTILITARIANISME

2. Seorang penjual es buah keliling seharusnya menggunakan gula asli untuk pemanis.

Tapi karena harga gula yang mahal, maka dia mengurangi biaya yang dikeluarkan

dengan menggunakan sari gula yang lebih murah atau biasa disebut gula biang.

Hal itu membuat pembeli terkena penyakit batuk, tetapi dalam teori utilitarisme

penyakit yang diderita pembeli bukanlah kesalahan si penjual, melainkan pembeli itu

sendiri yang membeli jajan sembarangan.


CONTOH PENERAPAN ETIKA UTILITARIANISME
3. Bisnis pembuatan komplek perumahan atau yang sering kita kenal yaitu perumahan cluster.
Bisnis ini sangat menguntungkan bagi para pembuatnya, mereka bisa meraup keuntungan yang
besar dari hasil penjualan unit rumah.

Tetapi ada sisi positif dan ada pula sisi negative dari bisnis ini yaitu :
Dilihat dari segi positifnya, bisa menaikan atau menghidupkan roda ekonomi di sekitar kawasan
itu.
Sedangkan sisi negatifnya yaitu, semakin buruknya daerah resapan air, serta daerah kawasan hijau
yang ditebang secara terus – menerus untuk pembuatan komplek perumahan bisa merusak
lingkungan .

Jadi pada kasus perumahan cluster ini dianggap benar, karena kegiatan bisnis ini memberikan
manfaat yang banyak bagi masyarakat.Hanya saja untuk mencapai keinginan keuntungan yang
besar harus dilakukan proses pembangunan yang benar agar nantinya tidak merugikan
KRITERIA DAN PRINSIP ETIKA UTILITARIANISME :

1. Manfaat  bahwa kebijakan atau tindakan tertentu dapat mendatangkan


manfaat atau kegunaan tertentu.

2. Manfaat terbesar  bahwa kebijakan atau tindakan tertentu dapat


mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar.
Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.

3. Manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang  bahwa kebijakan atau


tindakan tertentu dapat membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin
orang atau hanya memberikan kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
NILAI POSITIF UTILITARIANISME
1. Rasionalitas.  Etika utilitarianisme selalu memberikan kriteria yang
objektif dan rasional.

2. Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.  Tidak


ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak
diketahui alasannya.

3. Universalitas.  Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi


banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut
memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.
KELEMAHAN ETIKA UTILITARIANISME
1. Manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan
kesulitan yg tidak sedikit

2. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya sendiri dan
hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dg akibatnya.

3. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang

4. Variabel yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi.

5. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada
kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya

6. Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi


kepentingan mayoritas

Anda mungkin juga menyukai