Anda di halaman 1dari 19

DISFONIA

elida
PEMBAGIAN
A. Kelainan fungsional.
B. Kelainan organik.
– Sentral / neurologi.
– Perifer / morfologi.
C. Kelainan sistemik.
Kelainan Fungsional
• Gangguan pita suara karena fungsi
pita suara.
• Misalnya :
– Sebagai ungkapan emosi
– Menangis
– Marah
– Dsb
• Membaik sendiri bila kembali ke
keadaan semula
Contoh Disfonia fungsional
 Disfonia habitual, tdd :
1. Hiperkinetik : suara seperti tercekik, tegang
dan kasar, nada suara rendak dan waktu
fonasi pendek
2. Hipokinetik : suara seperti terengah –
engah, tertahan dan lemah pada nada lebih
tinggi
 Disfonia fatigue : kelainan ini sering pd
penderita dgn emosi labil dan pd profesi
yang banyak berbicara, klinisnya suara
parau terengah – engah pd nada yang
tinggi, leher tegang dgn laring hiperelevasi
 Disfonia ventricular : kelainan ini disebabkan
posisi abnormal plika ventrikular saat fonasi,
klinisnya suara kasar, nada rendah lebih
berat dan tertahan dan sangat parau
 Disfonia psikogenik : tidak didapatkan
kelainan organik. Timbulnya perlahan –
lahan dan dalam jangka panjang, klinisnya
suara parau timbul tiba – tiba, sembuh
spontan dan kambuh ulang. Biasa terjadi
pada kelainan kepribadian dan emosi yang
tidak stabil.
Kelainan Organik
• Gangguan suara akibat kelainan
organik pd Susunan Saraf Pusat
(sentral) atau perifer
• Adanya kelainan morfologi pada pita
suara, misalnya disfonia dikarenakan
kelainan otot disebabkan kelainan otot.
 Contoh pada myasthenia gravis
 Disfonia muskular tension : disebabbkan
relaksasi yang tidak adequate dari
muskulus krikoaritenoid posterior, sering
terjadi pada wanita dan seseorang yang
kepribadian sangat tegang
 Disfonia spasmodik : mempunyai
karakteristik stakato ( pendek – pendek ),
seperti kejang atau ngotot , menekan atau
mengerang. Ada 2 tipe yaitu
 Tipe adduktor dan tipe abduktor
 Lebih banyak pada wanita
 Timbulnya secara perlahan, belum
diketahui secara pasti penyebabnya
Kelainan Sistemik
• Gangguan sistemik yang memiliki
akibat pada kinerja pita suara sehingga
menyebabkan perubahan suara,
contoh:
 Gangguan hormonal.
 Disfonia karena kelainan endokrin disebabkan
perubahan hormonal, akibat perubahan kadar
estrogen dan progesterone selama
kehamilan. Misalnya; menopause,
hipogonadisme, pubertas prematur, gangguan
tiroid
 Disfonia dikarenakan tipe abduktor dan
adduktor. Dimana penyebabnya adalah
kongenital atau didapat. Penyebab yang
didapat trauma bedah, trauma non bedah,
keganasan, inflamasi, neurologik, penyakit
lain dan idiopatik
DIAGNOSIS
• Gejala klinis :
– Suara parau
– Terkadang dapat menimbulkan obstruksi
jalan nafas atas
• Anamnesis :
 Data pribadi penderita, umur, jenis
kelamin, pekerjaan
 Keluhan saat ini
 Lama keluhan : tiba – tiba, perlahan –
lahan , hilang timbul
...diagnosis
– Riwayat keluhan sebelumnya
• Pemakaian suara yang berlebihan.
• Riwayat penyakit sistemik yang
berhubungan, misalnya :
Tuberkulosis
• Pemakaian obat – obatan hormonal
• Trauma
…diagnosis
 Pemeriksaan THT – KL
 Visualisasi pita suara: penting &
menentukan.
– Laringoskopi tak langsung.
– Laringoskopi langsung dgn
narkose
– Tele video laringoskopi
– Analisis suara dgn program
komputer sebagai pemeriksaan
penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah : leukositosis pada infeksi akut.
• Usapan laring : BTA pada biakan laringitis
tuberkulosis
• Histopatologis : hasil PA pada kasus tumor
• Tele video laringoskopi : sbg visualisasi laring
…pemeriksaan penunjang
• Analisis suara untuk menera kekacauan suara.
• Penciteraan laring: CT scan pada karsinoma
laring.
PENATALAKSANAAN
• Khusus:
– Eradikasi infeksi & inflamasi
• antibiotika,
• anti inflamasi,
• anti TB pada TB laring,
• Antasida pada peny. reflux
gastro-esofagitis (GERD).
…penatalaksanaan
• Koreksi bedah (phonosurgery):
– Mikrolaringoskopi pada tumor
jinak laring:
• Vocal nodul,
• Thyroplasty,
• Arytenoid adduction.
– Laringektomi pada karsinoma
laring.
…penatalaksanaan
• Rehabilitasi:
– Terapi suara / wicara (oleh unit
rehabilitasi medik). Tujuan:
 Memperbaiki kualitas suara (pada
paresis pita suara),
 Dapat berkomunikasi secara verbal
(pada pasien pasca laringektomi)
KESIMPULAN
• Disfonia atau suara serak merupakan
gangguan yang biasa dijumpai pada kelainan
laring.
• Disfonia bukan merupakan penyakit, tetapi
menggambarkan adanya kelainan yang
sederhana atau penyakit berbahaya
• Pemeriksaan analisis suara yang obyektif
dapat membantu mengidentifikasi keadaan
laring.
• Penatalaksanaan keluhan suara serak
memerlukan kerjasama dengan disiplin ilmu
lain.

Anda mungkin juga menyukai