Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL

KELURGA TERHADAP KEKAMBUHAN


PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR
ARIF ZAINUDIN SURAKARTA
Disusun Oleh:
LANJAR SARI
P27220015 153
LATAR BELAKANG

Schizophrenia merupakan salah satu kondisi kesehatan mental yang paling


serius yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Schizophrenia atau gangguan jiwa
adalah penyakit sindrom atau pola perilaku yang menimbulkan gangguan pada satu
atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Menurut Data Rekam Medis RSJD Arif Zainudin
Surakarta (2017, dalam Sulistyowati, 2018) menyebutkan
bahwa dari tahun 2014 hingga 2017 pravelensi pasien
skizofrenia tergolong tinggi. Adapun data diambil dari bulan
januari sampai April 2017 semua rawat inap menunjukkan
sekitar 43-77% dari jumlah pasien skizofrenia.
Hasil riset dalam sebuah penelitian yang kutip oleh
Amelia (2013), menunjukkan bahwa 80% pasien skizofrenia
mengalami relaps berulang kali. Relaps terjadi pada pasien
yang cenderung tidak mendapatkan support langsung dari
keluarga, dan hanya menyerahkan pasien pada rumah sakit
dengan pemberian obat-obatan anti psikotik
Epidemiologi kekambuhan dalam rentang waktu 1-5
tahun setelah episode gejala akut terjadi sekitar 40-92% baik
di negara maju atau negara berkembang. (Emsley, 2013).
Rumusan Masalah
“Adakah Hubungan Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kekambuhan
Pasien Skhizofhrenia di RS Dr Arif Zainudin Surakarta.”.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga terhadap
kekambuhan pasien skhizofhrenia di RS Dr Arif Zainudin Surakarta.

1. Mengetahui dukungan sosial keluarga pada penderita


skhizofhrenia di RS Dr Arif Zainudin Surakarta.
2. Mengetahui kekambuhan penderita skhizofhrenia di RS Dr Arif
Zainudin Surakarta.
3. Mengetahui hubungan antara hubungan dukungan sosial
keluarga terhadap kekambuhan pasien skhizofhrenia di RS Dr Arif
Zainudin Surakarta.
KERANGKA TEORI
SKIZOFRENIA
Dengan gejala :
•Delusi atau waham
ETIOLOGI •Halusinansi
•Factor Biokimia •Kekacauan alam pikir
•Factor Genetik •Gelisah
•Factor Psikologi •Alam perasaan “tumpul” dan
•Factor Sosial, meliputi: “mendatar”
•Lingkungan pada masa anak- •Menarik diri
anak sampai dewasa •pendiam
•Dukungan Keluarga •Pasif dan apatis
•Dukungan emosional • malas
•Dukungan penilaian
•Dukungan informasional
•Dukungan instrumental

KEKAMBUHAN

Sumber : Amir (2013), Erikson (1994, dalam wahyuni 2018). Friedman (20010), Hawari (2014)
Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan keluarga Kekambuhan

HIPOTESIS
HO
Tidak terdapat hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kekambuhan pasian skizofrenia
Ha
Terdapat hubungan dukungan sosial keluarga dengan kekambuhan
pasian skizofrenia
JENIS, POPULASI dan SAMPEL
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
anggota keluarga skizofrenia yang berkunjung ke Poli Klinik RSJD dr Arif
Zainudin Surakarta.
Besar sample dalam penelitian ini adalah:

𝑵 𝟓𝟎
= 𝒏= 𝒏 = 44
𝟏+𝐍(𝒅)𝟐 𝟏+𝟓𝟎(𝟎,𝟎𝟓)𝟐

Untuk menghindari dropped out (DO), maka nilai 𝑛 ditambahkan


10%. Sehingga, menjadi 44+(44x10%)= 49 orang
Teknik penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan
menggunakan pendekatan purposive sampling
VARIABEL
Variabel bebas (independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan
social keluarga.
Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah berupa
kekambuhan pada pasien skizofrenia.
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur dan Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Dukungan Bantuan berupa tindakan yang Kuesioner Rendah =1 Ordinal


Sosial Keluarga diberikan keluarga kepada Kuisoner ini terdiri dari 24 item yang diukur Sedang =2
anggota keluarga yang dengan skala likert dengan nilai pernyataaan : Tinggi = 3
mengalami skizofrenia 0: Tidak pernah
sehingga pasien merasa 1: Jarang
dibutuhkan dan tidak 2: Sering
ditinggalkan, meliputi dukungan 3: Selalu
emosional, dukungan informasional, Dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 72.
dukungan instrumental dan Kemudian dikategorikan menjadi:
dukungan penilaian. 1. 48-72= Rendah
2. 25-48= Sedang
3. 0-24 = Tinggi

Kekambuhan Suatu keadaan dimana pasien kuesioner berupa checklist, Tinggi = 2 Ordinal
menunjukkan gejala yang sebanyak 1 item dengan alternatif pilihan Sedang = 1
sama seperti sebelumnya dan jawaban Rendah = 0
mengakibatkan pasien harus 1. Tidak pernah
dirawat kembali di rumah 2. 1 kali/tahun
sakit jiwa. 3. 2 kali/tahun
Lebih dari 2 kali/tahun
Kemudian dikategorikan menjadi:
1. Tidak Pernah= Rendah
2. 1 kali/tahun= Sedang
3. ≥2 kali/tahun= Tinggi
ANALISA DATA
Analisis univariat/analisis deskriptif
Dalam analisis ini data akan disajikan dengan atau dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Pengolahan data dimana data univariat untuk menampilkan data dukungan keluarga dan
kekambuhan pasien skizofrenia dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
Analisis bivariat
Analisis bivariat yang dilaksanakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di rsjd dr arif
zainudin surakarta dengan menggunakan uji kendal tau, karena pada variabel independent
dan independent menggunakan skala ukur ukur ordinal (dahlan, 2012). Dengan rumus
dasar yang digunakan yaitu:
𝛴𝐴 − ∑𝐵
𝜏=
𝑁 𝑁−1
2
Ô : koefisien korelasi kendal tau yang besarnya (-1< Ô<1)
A : jumlah rangking atas
B : jumlah rangking bawah
N : jumlah anggota sampel
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai