Anda di halaman 1dari 25

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia yang digunakan

saat ini, sebenarnya diambil dari kata reliability dalam


bahasa Inggris dan berasal dari kata reliable yang
artinya dapat dipercaya,keajegan, konsisten, keandalan,
kestabilan.

Reabilitas tes adalah tingkat keajegan


(konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat
dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif
tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda.
Sedangkan Sukadji (2000) mengatakan bahwa reliabilitas
suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur
secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien.
Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau


keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilain tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Alat ukur dinyatakan reliabel apabila alat
ukur tersebut menunjukkan skor yang
sama untuk orang yang sama pada waktu
yang berbeda, atau dengan alat yang
ekuifalen.
Sehingga perbedaan skor benar-benar
menunjukkan sejauh mana perbedaan-
perbedaan yang sesungguhnya.
• Perbedaan skor menunjukkan orang yang
berbeda
• Perbedaan skor menunjukkan orang yang sama
dengan perubahan karakteristik dengan yang
sebelumnya.
Dengan demikian, reliabilitas menunjukkan
konsistensi dan keterandalan alat ukur.
Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (r) menyatakan derajat kesesuaian


atau hubungan, antara dua perangkat skor.

Misalnya: apabila seseorang memperoleh skor yang tinggi


pada suatu alat tes dan juga memiliki skor yang tinggi
pada tes yang kedua, begitu juga oleh subjek yang lain,
maka kedua alat tes tersebut memiliki koefisien
reliabilitas yang tinggi ( nilai r mendekati 1,0)

Mendapatkan koefisien reliabilitas adalah dengan mengkorelasikan


hasil pengetesan menggunakan suatu alat dengan hasil tes yang
berikutnya dengan alat yang sama atau alat yang ekuivalen atau
dengan alat itu sendiri.
Nilai Koefisien Korelasi

• Koefisien korelasi sempurna adalah 1,00 atau -1,00


• Nilai positif dan negatif menunjukkan arah
hubungan, tidak menunjukkan nilai rendah dan
tinggi.
• Korelasi 0 menunjukkan tidak ada hubungan sama
sekali
• Koefisien yang ditemukan dalam praktek yang
sesungguhnya umumnya berada antara (0>x<1)
Secara umum, ada 3 hal yang
mempengaruhi hasil tes yaitu :

1. Hal yang beruhubungan dengan


tes itu sendiri (panjang tes dan
kualitas tiap butir soalnya)

2. Hal yang berhubungan dengan


tercoba (testee)

3. Hal yang berhubungan dengan


penyelenggaraan tes
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid
dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa
butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi
rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian semakin panjang
tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi.

dengan penambahan banyaknya butir soal dalam tes ini ada


sebuah rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown
sehingga terkenal dengan rumus Spearman-Brown.
Faktor penyelenggara tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes.

Contoh :

 Petunjuk yang diberikan sebelum tes dibuat, akan memberian ketenangan


kepada para tes-tes dalam pengerjaan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak
akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap hasil tes.

 Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang akan diberikan oleh siswa
terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat
menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.

 Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana di sekililingnya
ramai, dan sebagainya) akan mempengaruhi hasil tes.

Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan
mempengaruhi reliabilitas soal tes.
Metode Tes Ulang (Test-Retest Method)

TEST __________ RETEST

 Prosedur Korelasi (Product Momen)

 Disebut Koefisien Stabilitas  karena dapat menunjukkan keajegan


skor subyek melawan waktu.

 Tidak sesuai untuk tes ingatan (tes kognitif), tetapi harus dipenuhi
untuk tes bakat, tes inteligensi dan tes kepribadian.C
 Instrumen diujikan pada responden yang sama, dalam selang
waktu antara kira-kira antara 15-30 hari

 Bila terlalu dekat kurang baik sebab masih ingat betul jawaban
pertama, bila terlalu lama kurang bagus karena mungkin sudah
terjadi perubahan pada diri responden dalam hal variabel yang
hendak diukur

 Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan hasil pengukuran


yang kedua menggunakan rumus product momen, bila signifikan
berarti reliabel, bila tidak signifikan tidak reliabel.
Cara-Cara Mencari Besarnya Reliabilitas Tes

 Metode Bentuk Paralel (equivalen)


Tes parallel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang

mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan

susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah

bahasa inggris disebut alternate-forms method (parallel

forms).
Metode Bentuk Paralel (equivalen)

 Equivalent atau alternative form


 Penghitungan reliabilitas dilakukan dgn cara membuat
dua alat ukur yg mengukur aspek yang sama
 Diujicobakan pada responden yang sama
 Setelah dikumpulkan item2 yg valid dari masing alat
ukur kemudian skor totalnya masing2 dijumlah
 Kedua skor total dari alat ukur pertama dikorelasikan
dgn skor total dgn product moment
 Hasilnya adalah angka korelasi dari alat ukur
tersebut
 Metode Belah Dua (Split-Half Method)
Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali
percobaan dan satu tes dua kali percobaan diatasi
dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua.
Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya
menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali.
Oleh karena itu, disebut juga single-test-single-trial
method.
 Melakukan uji coba alat ukur pada sejumlah responden kemudian
dihitung validitasnya. Item2 yang valid dikumpulkan yang tidak valid
dibuang

 Item2 yang valid tersebut dibagi dua

 Skor masing2 item tiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua


skor total dari belahan kedua dengan menggunakan teknik product
moment

 Oleh karena hasil korelasi berasal dari angka2 item yang dibelah maka
angka korelasinya akan lebih rendah daripada tidak dibelah.

 Oleh karena itu harus dicari angka korelasi untuk seluruh item. Dengan
menggunakan rumus
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan
rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

Ada dua cara membelah butir soal ini :


1. Membelas atas item-item genap dan item-item ganjil yang
selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.
2. Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu
setengah jumlah pada nomor-nomor awal dan setengah pada
nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
Contoh lain perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua :

 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir


soal yang lebih terkenal dengan nama analisis item. Item yang dapat
dijawab dengan benar diberi skor dan bagi yang salah diberi skor 0.
Skor-skor untuk seluruh subjek dan seluruh item ini diterakan dalam
tabel berikut analisis sebagai berikut :
Nomor Item 1,3,5,7,9 2,4,6,8,10 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
NAMA SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL GANJIL GENAP AWAL AKHIR

TATI 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 5 3 3 5

YOYO 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 3 2 2 3

OKTAF 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 0 4 1 3

WENDI 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 3 2 3 2

DINA 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 3 3 5 1

PAUL 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 0 0 3 1

SUSI 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 3 3 5 2

HELEN 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 5 5 3 5
Metode belah dua lainnya, sbb :
1 ) Pembelahan Ganjil - Genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap sebagai berikut :

1,3,5,7,9 2,4,6,8,10
NAMA XY X2 Y2
GANJIL (X) GENAP(Y)
TATI 5 3 15 25 9
YOYO 3 2 6 9 4
OKTAF 0 4 0 0 16
WENDI 3 2 6 9 4
DINA 3 3 9 9 9
PAUL 4 0 0 16 0
SUSI 4 3 12 16 9
HELEN 3 5 15 9 25
25 22 63 93 76
Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment
Dengan menggunakan kalkulator didapat bahwa :
∑X = 25 ∑X2= 93
∑Y = 22 ∑Y2= 76
∑XY = 63
Setelah di hitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar
diketahui bahwa rxy = -0,3786. Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes.
Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown yang telah
dikemukakan didepan.
1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
2 ) Pembelahan awal akhir NAMA
AWAL AKHIR
XY X2 Y2

TATI 3 5 15 9 25
YOYO 2 3 6 4 9
OKTAF 1 3 3 1 9
WENDI 3 2 6 9 4
DINA 5 1 5 25 1
PAUL 3 1 3 9 1
SUSI 5 2 10 25 4
HELEN 3 5 15 9 25
Jumlah 25 22 63 91 78

Seperti halnya pada waktu menghitung dengan belahan ganjil-genap


maka kelanjutannya adalah menghitung dengan korelasi product
moment. Dengan kalkulator diketahui :
∑X = 25 ∑X2= 91
∑Y = 22 ∑Y2= 78 ∑XY = 63
Setelah dimasukkan pada rumus korelasi product moment dengan
angka kasar diperoleh r1/2 1/2 = - 0,3831. Dengan rumus Spearman-Brown
diperoleh
r11 = -0,5538. Selain menggunakan rumus product moment, dapat
digunakan rumus Flanagan untuk perhitungan menggunakan belah dua
ganjil-genap, dan rumus Rulon yang rumusnya diterapkan pada data
belahan awal-akhir.
3 ) Penggunaan Rumus Flanagan
Secara sederhana dapat dipahami bahwa varians adalah standar deviasi
kuadrat atau dalam bahasa Indonesia dikatakan Simpangan Baku. Apabila
menggunakan kalkulator statistik caranya dengan mengkuadratkan standar
deviasi yaitu tertera dengan simbul (a). Sedangkan untuk cara manual
rumusnya :

 Dimana :

 S = Standar deviasi

 X = Simpangan, X dari yang dicari dari X - X

 S2= varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat,


karena standar deviasi kuadrat

 N = banyaknya subjek pengikut tes


4 ) Penggunaan Rumus Rulon
Cara ini juga hanya berlaku pada pengelompokan seperti teknik belah
dua, namun estimasi reliabilitas tidak didasarkan pada perhitungan
korelasi melainkan pada varians perbedaan skor dengan varians total,
adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Dimana :
5) Penggunaan Rumus Rulon

6) Penggunaan Rumus Hoyt

Anda mungkin juga menyukai