Anda di halaman 1dari 24

TUTORIAL SKENARIO 2

Kelompok 4
dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc
Anggota Kelompok
Syerin Firia Sari G1A116039
Sarah Humayra F G1A116043
Syahrul Hamid Muzzaki G1A116041
Friska Fera Puspita G1A116044
Gemantri Veyonda Z G1A116042
Indira Larasati G1A116047
Olga Elvia G1A116046
Rayhan Fajri Sulthani G1A116045
Andrew Leonardo G1A116048
Meri Satriyawati G1A116049
Fazilla Maulidia G1A116050
Diana Octavina G1A116052
SKENARIO
Kakek M, seorangpensiunan guru yang masih bugar
diusianya yang 70 tahun, tiba-tiba merasa berkunang-
kunang dan jatuh terjerumus parit pada saat jalan-jalan
di pagi hari bersama istrinya. Kakek M mengeluh
kesakitan pada tungkainya. Saat ini kesadaran kakek M
baik, ia dapat menjelaskan kepada keluarga kronologis
kejadian yang di dalamnya. Kakek M segera di bawa ke
RS. Kepada dokter UGD beliau menceritakan dalam 3
bulan ini, sudah jatuh 3 kali selain itu kakek M juga
mengeluh sering pusing berputar, mata kabur, dan
pendengaran berkurang.
Dari pemeriksaan dokter tekanan darah 140/100
mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium UGD didapatkan
GDS 180 mg/dl, Hb 10.5 gr%. Tidak di temukan
proteinuria. EKG dalam batas normal. Dari pemeriksaan
radiologi pada kedua tungkai dan di temukan adanya
fraktur.
KLARIFIKASI ISTILAH
Proteinuria : kelainan yang di tandai dengan adanya
protein dalan urine yang mengandung jmlah yang tidak
normal.
EKG : pemeriksaan yang memakai echocardiograf
untuk mengukur kelistrikan jantung
Fraktur : Keadaann dimana rusaknya/ruptur nya tulang
atau terputusnya kontinuitas tulang.
Tirah Baring: Suatu tindakan atau perawatan medis
yang dimana mengharuskan pasien untuk beristirahat
secara baring yang berkesinambungan dengan indikasi.
Rehabilitasi : Pemulihan kebentuk atau fungsi yang
normal pasca sakit untuk mencampai keadaan fisik,
social, psikis yang normal.
ANALISIS MASALAH
1. Jelaskan anatomi, histoligi dan fisiologi
dari tulang!
 Anatomi Tulang
Fisiologi Tulang
1) Menopang Tubuh
2) Proteksi
3) Mendasari Gerakan
4) Homeostasis Mineral (penyimpanan dan
pelepasan)
5) Memproduksi Sel Darah
6) Penyimpanan Trigliserid
Histologi
1) Osteoblas adalah bentuk sel tulang muda, fungsi
penting dari sel ini adalah untuk sintesis bahan
organik matrik tulang yaitu serabut kolagen dan
glikoprotein.
2) Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang
terbungkus dalam lapisan-lapisan matrik tulang yang
telah mengalami mineralisasi
3) Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik
tulang adalah kalsium dan fosfor, keduanya
membentuk kristal hidroksiapatit yang terletak di
samping fibril kolagen dan dikelilingi zat dasar amorf.
4) Periosteum dan endoosteum, permukaan dalam dan
luar jaringan tulang dilapisi oleh endoosteum dan
periosteum, suatu jaringan ikat yang penting bagi
jaringan tulang.
2. Apa yang menyebabkan rasa berkunang
kunang sehigga kakek M jatuh dan
upaya pencegahan saat kunang kunang
agar kakek M tidak jatuh?
Semakin bertambahnya usia, lemak akan
berakumulasi disekitar kornea dan
membentuk lingkaran berwarna putih atau
kekuningan di antara iris dan sclera yang
disebut arkus sinilis. Terjadi penurunan
kemampuandalam melakukan akomodasi,
konstriksidan terjadi perubahan warna serta
kekeruhan lensa mata, yaitu katarak.Hal ini
akan berdampak pada penurunan
kemampuan sistem visual, sehingga
penglihatan kakek M berkunang-kunang .
Terdapat 3 usaha pokok untuk pencegahan,
antara lain :
1) Identifikasi factor risiko : Pada setiap lansia
perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari
adanya factor intrinsic risiko jatuh, perlu
dilakukan assesmen keadaan sensorik,
neurologic, musculoskeletal dan penyakit
sistemik yang mendasari/menyebabkan
jatuh.
2) Penilaian pola berjalan (gait) dan
keseimbangan
a. Penilaian pola berjalan secara klinis.
b. Penilaian Keseimbangan
3) Mengatur/mengatasi factor situasional
Factor situasional yang bersifat serangan
3. Apa saja dampak yang akan terjadi setelah terjatuh pada usia
lansia?
Jatuh adalah kejadian mendadak yang mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring atau terduduk dilantai/tanah atau tempat lebih rendah tanpa
disadari. Kematian akibat jatuh sangat sulit untuk diidentifikasi karena sering
tidak disarari oleh keluarga. Komplikasi yang sering dialami adalah 1% fraktur
kolum femoris, 5% fraktur tulang iga,perlukaan jaringan lunak, subdural
hematom, hemarthroses, memar, dan keseleo otot.
Secara singkat, faktor risiko dibagi jadi 2, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
a. Faktor intrinsik yaitu termasuk kondisi fisik dan neuropsikiatrik, penurunan
visus dan pendengaran, perubahan neuromuskuler, gaya berjalan, dan reflek
postural
b. Faktor ekstrinsik antara lain obat-obat yang diminum, alat bantu berjalan,
lingkungan yang tidak mendukung
Penyebab jatuh pada lansia
 Kecelakaan, misal kepleset, tersandung.
 Nyeri kepala/ vertigo
 Hipotensi ortistatik
 Obat-obatan, seperti diuretik, antihipertensi, sedativa, psikotik, obat
hipoglikemik, alkohol
 Proses penyakit, seperti penyakit kardivaskuler, neurologi.
 Idiopatik
 Sinkop
4. Bagaimana hubungan usia, sakit tungkai
dengan keluhan yang di alami oleh kakek M?
Pada usia lanjut, terjadi penurunan kadar hormon
sehingga mengakibatkan penurunan aktivitas
osteoblas. Hal ini mengakibatkan penurunan matriks
organic tulang dan peningkatan jumlah osteoklas di
dalam jaringan trabekular yang mengakibatkan patah
tulang.
Pada wanita dan laki-laki terjadi penurunan kadar
androgen pada saat usia lanjut. Akan tetapi, kadar
estron laki-laki lebih tinggi di bandingkan perempuan,
sehingga wanita lebih beresiko mengalami patah
tulang. Departemen Kesehatan RI mengelompokan
usa lanjut menjadi usia lanjut dini yaitu kelompok
yang mulai memasuki usia lanjut (55-64) : kelompok
usia lanjut yaitu kelompok masa senium (65-70); dan
kelompok usia lanjut dengan beresiko tinggi (>70).
5. Apa yang menyebabkan kakek M sering mengalami pusing
berputar mata kabur dan kunang kunang dan pendengaran
berkurang?
Penyebab kakek merasa sering pusing berputar, mata kabur dan
pendengaran secara umum didasari karena proses degeneratif atau
penuan , di saat proses penuaan fungsi dari setiap organ itu akan
menurun dan juga akan mudah terserang penyakit seperti DM,
hipertensi hal hal ini dapat menyebabkan orang tua bisa merasa pusing.
Mata kabur juga disebabkan karena proses degeneratif yaitu; Perubahan
penglihatan d termasuk penurunan kemampuan dalam melakukan
akomodasi, konstriksi pupil , akibat penuan, dan perubahan warna serta
kekeruhan lensa mata .
Pendengaran berkurang bisa disebabakan karena :
a. Pada telinga bagian dalam terdapat penurunan fungsi sensorineural
b. Pada telinga bagian tengah terjadi pengecilan daya tangkap membran
timpani, pengapuran dari tulang pendengaran, otot dan ligamen
menjadi lemah dan kaku. Implikasi dari hal ini adalah gangguan
konduksi suara.
c. Pada telingan bagian luar, rambut menjadi panjang dan tebal, kulit
menjadi lebih tipis dan kering, dan peningkatan keratin. Implikasi dari
hal ini adalah potensial terbentuk serumen sehingga berdampak pada
gangguan konduksi suara.
6. Bagaimana fisiologi penuaan/geriatri?
A. Sistem Panca Indera
 Penglihatan
Terjadi penurunan kemampuandalam melakukan akomodasi,
konstriksidan terjadi perubahan warna serta kekeruhan lensa mata,
yaitu katarak.Hal ini akan berdampak pada penurunan kemampuan
sistem visual.
 Pendengaran
a) Telinga bagian dalam lansia sering didapatkan prebiskusis yaitu
perubahan yang terjadi pada pendengaran akibat penurunan
fungsi sensorineural.
b) Telinga bagian tengah terjadi pengecilan daya tangkap membran
timfani, pengapuran dari tulang pendengaran, lemah dan
kakunya otot dan ligament sehingga dapat terjadi gangguan
konduksi suara.
c) Telinga bagian luar terjadi perpanjangan dan penebalan rambut,
kulitmenjadi lebih tipis dan kering serta terjadi peningkatan
keratinsehingga sering terbentuk serumen yang berdampak pada
gangguan konduksi suara.
 Perabaan
Pada lansia terjadi penurunan korpus free nerve ending pada kulit
B. Sistem muskuloskeletal
Otot
Perubahan yang jelas pada sistem otot lansia adalah berkurangnya
massa otot akibat atrofi karena berkurangnya aktivitas,gangguan
metabolik atau denervasi saraf.
Pada lansia dijumpai proses kehilangan massa tulang dan
kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan remodeling dari
tulang. Massa tulang akanmencapai puncak pada pertengahan usia
dua puluhan (di bawah usia 30 tahun).Hal ini terjadi karena
penurunan hormon estrogen pada wanita, vitaminD, dan beberapa
hormon lain. Tulang-tulang trabekular menjadi lebih
berongga,mikroarsitekur berubah dan sering patah baik akibat
benturan ringan maupun spotan dan juga terjadi peningkatan resiko
osteoporosis.
Perubahan postur
Perubahan postur dapat dihubungkan dengan keseimbangan dan
resiko jatuh pada lansia.Degeneras ipada vertebrae dapat
mempengaruhi saraf pusat yang berguna untuk stabilitas
postural.Perubahan yang terjadi pada sistem saraf dan tulang
memungkinkan terjadinya penurunan kontrol terhadap postural
secara statis.  
C. Sistem persarafan
Saraf pusat
Pada lansia akan terjadi penurunan berat otak pada usia 45-50
tahunkurang lebih 11% dari berat maksimal. Pada penuaan, otak
kehilangan 100.000 neuron/tahun. Terjadi atroficerebal (berat otak
menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur-angsur
tonjolan dendrit di neuron hilang disusul membengkaknya batang
dendritdan batang sel. Secara progresif terjadi fragmentasi dan
kematian sel.
Saraf perifer
Penuaan menyebabkan penurunan presepsi sensorik dan respon
motorikpada susunan SSP. Berat otak pada lansia berkurang berkaitan
dengan berkurangnya kandungan protein dan lemak pada otak
sehingga otak menjadi lebih ringan. Daya hantar saraf mengalami
penurunan 10% sehingga gerakan menjadi lambat. Akson dalam
medula spinalis menurun 37%. Perubahan tersebut mengakibatkan
penurunan kognitif, koordinasi, keseimbangan, kekuatan otot,reflek,
perubahan postur dan waktu reaksi. Secara fungsional terdapat suatu
perlambat reflek tendon, terdapat kecenderungan kearah tremor dan
langkah yang pendek-pendek atau gaya berjalan dengan langkah kaki
melebar disertai dengan berkurangnya gerakan yang sesuai.
D. Sistem Cardiovascular 
Seiring bertambahnya usia, pada pembuluh darah, jumlah kolagen
meningkat dan menjadi kurang elastis, pembuluh arteri menjadi kaku,
tekanan darah sistolik dan denyut nadi cenderung
meningkat.Vaskularisasi yang berkurang menyebabkan memburuknya
pemberian nutrisi dan oksigen ke jaringan. Atropi yang terjadi pada
otot-otot tubuh juga terjadi pada otot jantung terutama ventrikel kiri,
kalsifikasi pada vulva jantung, kehilangan elastisitas pada dinding
arteri (arteriosclerosis) serta deposit-deposit yang bertumpuk di dalam
arteri(atherosclerosis). Akibatnya terjadi penurunan cardiac output,
sensitifitas baroreseptor serta automatisitas nodus SA. Seterusnya
suplai darah yang semakin lemah akan mengakibatkan penurunan
stamina, fungsi ginjal dan hati yang semakin lemah serta
berkurangnya suplai oksigen dan energi ke sel-sel seluruh tubuh.
5. SistemUrinari
Dengan meningkatnya usia terjadi kerusakan sebagian dari nefron
pada ginjal atau dengan kata lain glomeruli yang abnormal sehingga
fungsi dari ginjal akan menurun, osmolariti urine berkurang.Penurunan
fungsi sekresi meningkatkan retensi sampah produk metabolisme dan
memiliki potensi penyebab terjadinya kerusakan skala rendah sel-sel di
seluruh tubuh.
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan?
Tekanan darah 140/110 mmHg (Hipertensi
derajat 1)
EKG normal,
GDS 180 mg/dl (tergolong normal, karena
sudah mendekati 200 mg/dl sehingga
memiliki resiko diabetes) ,
Normalnya GDS : < 110 mg/dL
Hb 10,5 gr/dl (normal, batas nilainya 13,0
gr/dl)
pemeriksaan radiologi di temukan fraktur
kanan dan kiri.7,8
8. Bagaimana prosedur pemeriksaan radiologi tungkai terutama
pada lansia?
Tungkai Bawah AP Telentang
a. Kecepatan kaset
Kaset dengan kombinasi layar-film, kecepatan
nominal 50/ 100 di atas meja.
b. Ukuran kaset
18x43 cm (7 x 17 inci)
3 5x43 cm (14 x 17 inci)
a) Gunakan penanda Right (Kanan) atau Left (Kiri)
b) Pasien masuk ke kamar pemeriksaan, letakkan kaset di
atas meja. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan kaset
tersebut.
c) Posisikan pasien. Jika mungkin, putar kaki sedikit ke dalam
dan fiksasi dengan kantong pasir.
d) Pusatkan sinar dan sejajarkan lagi arah sinarnya, jika masih
memungkinkan. Sedikitnya, satu sendi harus terlihat pada film. Jika
pasien cedera, sendi yang terdekat dengan lokasi cedera harus terlihat.
Jika tungkai sedang digips, naikkan nilai pajanan.
e) Pajankan sinar X. Lakukan pemeriksaan tungkai lateral ekstremitas
bawah pada waktu yang bersamaan.
Tungkai Bawah Lateral Berbaring pada satu sisi
Jika diduga ada fraktur, gunakan EKSTREMITAS BAWAH
a.Kecepatan kaset
Kaset dengan kombinasi layar-film, kecepatan
nominal 50/100 di atas meja.
b. Ukuran kaset
18x43 cm (7x 17 inci)
35x43 cm (14x17 inci)
Gunakan penanda Right (Kanan) atau Left (Kiri)
A) Pasien masuk ke kamar pemeriksaan, letakkan kaset di atas meja.
Sejajarkan arah sinar
terhadap susunan kaset tersebut.
B) Pasien berbaring pada sisi tubuh yang akan
diperiksa dengan lutut sedikit ditekuk yang
diletakkan tepat di atas kaset. Tekuk lutut
yang lain dengan sudut yang lebih besar dari
lutut yang diperiksa dan sandarkan di atas
meja.
C) Arahkan sinar di tengah-tengah bagian yang
akan diperiksa dan sejajarkan terus arah
sinarnya. Sedikitnya, satu sendi harus terlihat
pada film.
D) Pajankan sinar X. 6
9. Jelaskan jenis-jenis fraktur dan bagaimana proses
penyembuhan fraktur!
 Jenis Fraktur pada Lansia
Jenis fraktur berdasarkan lokasinya yang sering terjadi pada
lansia :
 Fraktur Kompresi Vertebra
Fraktur ini yang menyebabkan sakit punggung yang
merupakan gejala osteoporosis yang paling sering dijumpai.
Gejala yang mungkin terjadi paling awal adalah nyeri akut
pada bagian tengah sampai bagian bawah vertebra toraksika
selama aktifitas harian rutin. Fokus pada perawatan fraktur
kompresi akut ini adalah mengurangi gejala sesegera mungkin
dengan bedrest pada posisi apapun untuk memberi
kenyamanan maksimum. Setelah nyeri berkurang, dapat
dicoba untuk bagun dan melakukan latihan fisik untuk
memperbaiki deformitas postural dan meningkatkan tonus
otot.
 Fraktur Panggul
Lansia yang mengalami fraktur ini biasanya karena terjatuh.
Dan memiliki resiko kematian sebesar 5-20% pada lansia
akibat fraktur.fraktur dapat menyebabkan cedera
 ProsesPenyembuhanFraktur

A. Fase : Inflamasi
Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan
hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian
akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan
membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
B. Fase : Proliferasi Sel
Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-
benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, daninvasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan
osteoblast (berkembang dari osteosit, selendotel, dan sel periosteum) akan
menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada
patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid).
C. Fase : Pembentukan Dan Penulangan Kalus (Osifikasi)
Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan,
dan tulang seratmatur. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen
tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringanfibrus. Pembentukan
kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patahtulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang
panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan.
D. Fase : Remodeling
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
10. Berapa lama tirah baring yang dianjurkan pada
kakek M?
Pada fase penyembuhan tulang terdiri dari beberapa fase
yaitu
1.Fase reaktif meliputi-Fase inflamatori-Fase pembentukan
granulasi (2-3mgg).
2.Fase reparasi meliputi-Pembentukan kalus-Pembentukan
tulang lamelar (3 minggu- 8 minggu)
3. FaseMaturasi (8 minggu- 12 minggu)
4. Fase remodeling-Remodeling dari kontur tulang (setelah
12 minggu)
Menurut fase normalnya seharusnya pasien dengan patah
tulang dengan imobilisasi dan perawatan dengan tirah
baring dapat melakukan tirah baring selama ± 3 bulan.
Tetapi apabila pasien dengan umur yang sudah lanjut akan
memakan waktu ±6 – 1 tahun karena regenerasi tulang
pada usia lanjut berkurang lebih dari 50%.
11. Apa saja jenis tirah baring?
 Jenis-jenis tirah baring
a. Tirah baring partial, pasienmasih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari, sedangkan
b. Tirah baring total semua aktivitas dilakukan ditempat
tidur atau tidak beraktivitas.
 Indikasi tirah baring:
a) Bagipenderitanyeriakutpadatulangdanatausendi
b) Tirah baring
didreskripsikanpadabeberapakomplikasikehamilan,
sepertikelahiranprematur, tekanandarahtinggi, leherrahim
yang lemahataumasalahtumbuhnyajanin.
c) Padawanita yang hamil kembar yang akan beresiko tinggi
terhadap kelahiran prematur, preklamsia, eklamsia,
dankomplikasikehamilanlainnya
d) Penyakitjantung
e) Tirah baring merupakansalahsatupenanganpadacholea.
Dalamkeadaan yang ringan,

Anda mungkin juga menyukai