Anda di halaman 1dari 64

Sejarah

Perkembangan
IPTEKDOK

Presented by :
dr. H. Abdul Hamid Syam
Ilmu Kedokteran bagian dari Ilmu Biologi.
Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia baik proses,
bentuk, fungsi, gangguan penyakit dan
penanggulangannya.
Ilmu Kedokteran salah satu ilmu tertua
didunia telah berkembang sejak lebih
kurang 2500 tahun SM mulai dari lembah
mesopotamia
Pada zaman Yunani telah melahirkan folisof
hipocrates lebih kurang 500 tahum SM yang
selanjutnya melahirkan sumpah Hipocrates
yang melandasi sumpah dokter yang kita
anut sekarang
Perkembangan IPTEKDOK di Asia telah
berlangsung lebih kurang 2300 tahun yang
lalu di dataran Tibet. Ilmu pengetahuan
tibet menjadi khasanah ilmu kedokteran
China dimana bahan utama dititik beratkan
kepada pengobatan herbal yang terdapat
didataran tinggi tibet. Disana diketemukan
lebih kurang 2000 spesies tumbuh-
tumbuhan dan 200 spesies binatang yang
berkhasiat obat. Ilmu yang memakai herbal
ini adalah sebagai dasar dari farmakologi
modern.
Tahun 1400 terjadi perubahan dari ilmu
kedokteran kuno kearah ilmu kedokteran
modern dimana sudah ada substansi science.
Akhir tahun 1800 perkembangan ilmu kedokteran
modern dimulai dari Inggris (William Hervey),
dijerman oleh Rudolf Vircow dan di Perancis
dipelopori oleh Jean Martin Sharcot. Ilmu
kedokteran tersebut mengganti ilmu kedokteran
kuno yang lebih dititik beratkan kepada
pengobatan herbal yang belum diuji coba. Awal
tahun 1900 pusat perkembang IPTEDOK beralih
ke Inggris dan Amerika. Tahun 1880 Robert Koch
menemukan kuman TBC yang kemudian disusul
pada tahun 1900 penemuan obat sulfa sebagai
antibiotik.
Di Indonesia tahun 1851 melalui SK Gubernur
Belandi didirikan sekolah dokter di Indonesia
yang bernama STOVIA. Dan tahun 1902
STOVIA boleh dimasuki pemuda luar Jawa.
Ilmu Kedokteran ilmu yang bersifat Emphyris
berdasarkan pengalaman dan penelitian, di
samping itu Ilmu Kedokteran juga bersifat
Ilmu Normatif yang memperhatikan aspek
moral dalam implementasinya .

Sifat Emphyrik dan Normatif saling


berinteraksi dan interkorelasi.
Kemajuan dan perkembangan Ilmu
Kedokteran berjalan seiring dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi / IPTEK pada umumnya.
Setiap penemuan baru di bidang IPTEK
pasti akan memberikan pengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung
terhadap dunia kedokteran.
Dengan penemuan Sinar Rontgen pada masa yang
lalu sampai kepada penemuan komputer, maka
komponen Body of Knowledge dari Ilmu
Kedokteran telah berkembang sangat cepat.
Penggunaan USG, MRI, CT Scan sampai kepada
penggunaan komputer dalam pemeriksaan
laboratorium merupakan sumbangan yang sangat
membantu, baik dalam mendiagnosa sampai
kepada tindakan medis dan therapi terhadap
penderita.
Penemuan Sinar X/Rongen adalah Wilhelm Courad
Routgen tahun 1895, sedangkan yang menemukan
USG adalah Dr. Karl Theodore Dussic dari Austria
tahun 1942 yang selanjutnya dikembangkan oleh
Prof. Ian Donald dari Scotlandia tahun 1957
terutama USG untuk Ibu Hamil.
DASAR PRAKTEK KEDOKTERAN INDONESIA
Nilai Ilmiah

Keselamatan Manfaat

PRAKTEK
Perlindungan KEDOKTERAN
Keadilan

Keseimbangan Kemanusiaan
4 Kaidah Dasar Praktek
Kedokteran Indonesia
Menghormati Martabat Manusia
(Respect of Person)

Keadilan PRAKTEK Berbuat baik


(Justice) KEDOKTERAN (Beneficien)

Tidak berbuat yang Merugikan


(Non Malefiction)
Pelaksanaan Azas dan Kaidah Praktek
Kedokteran bertujuan kepada:

1. Untuk perlindungan kepada


pasien.
2. Untuk mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan
kedokteran.
3. Memberikan kepastian hukum
kepada masyarakat dan dokter.
Sejarah dan perkembangan
ETIKA Kedokteran
Oleh: dr. H. Abdul Hamid Syam
IPTEK

DUNIA
Tata Nilai dalam
Lingkungan KEDOKTER
Masyarakat
AN

Jasa Pelayanan Kesehatan


Perkembangan Etika Kedokteran

Kemajuan bidang kedokteran berjalan


seirama dengan kemajuan dalam dunia ilmu
pengetahuan teknologi pada umumnya.
Masyarakat menghadapi masalah kesehatan
tentu memerlukan jasa dan pelayanan
kedokteran.
Perkembangan Etika
Kedokteran
 Seorang dokter harus mengenal
penderita /mulai dari keluhan sampai
kepada tahap pengobatan.
 dokter juga harus berperilaku yang baik

dalam mengelola penderita.


 Harus dibekali dengan etika profesi
Kesadaran masyarakat dan pengetahuan akan
hukum terus meningkat
Masalah Kode Etik suatu Profesi akan semakin
penting.
Multidimensional
ETIKA KEDOKTERAN
1. Kode Etik Kedokteran
Profesi kedokteran sudah lama menjadi
susunan kritik sosial yang tajam. Rasa tidak
puas terhadap pelayanan kedokteran /
kesehatan makin hari dirasa semakin
meningkat.
Profesi Ilmu
2. Ilmu Kedokteran
sebagai Menyangkut
Seni kepada Kehidupan
Manusia

Kurikulum kedokteran sangat menekankan kepada


kemajuan ilmu dan keterampilan, akibatnya masalah
etika dan falsafah kurang diperhatikan.
3. Kemajuan di bidang kedokteran berimbas
kepada mahalnya pelayanan kedokteran.
Sebaliknya masyarakat semakin cerdas
sehingga tuntutan kepada pelayanan
kedokteran / kesehatan meningkat pula.
Dibutuhkan pedoman untuk bersikap dan
berprilaku yang dimiliki seorang dokter,
inilah yang kita sebut
“Kode Etik Kedokteran”.
Menghayati
Dalam menjalankan
tugas profesi
kedokteran,
seorang dokter
harus Mengamalkan
Kode Etik

Sehingga martabat profesi lebih


terpelihara
Defenisi kode etik
Etik  berasal dari bahasa latin yang terdiri dari:
 Ethos  Akhlak dan perasaan
 Mores  Kesopanan, moral,
watak dan sikap
Artinya  Kesopanan masyarakat ataupun akhlak
manusia.
Kata etika/etichs berasal dari kata yunani artimya
adalah perasaan atau kecenderungan
bathin yang ada pada diri seseorang
yang mengarahkan atau
mengendalikan perilakunya ke arah
yang benar dan menghindari yang
salah.
Etika memiliki beberapa pengertian antara lain
adalah watak, perasaan, sikap akhlak, cara berfikir
dan kebiasaan. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, arti etika:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan aas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak.
3. Nilai mengenai benar/salah yang dianut suatu
gololngan atau masyarakat.
Etika sebagai praktis adalah nilai dan norma moral
sejauh dipraktekkan atau tidak
dipraktekkanwalaupun seharusnya dipraktekkan.
Perkataan moral selalu mengacu kepada baik
buruknya manusia sebagai makhluk manusia itu
sendiri. Penilaian seseorang itu baik atau buruk adl
memandangnya dari segi hatinya, wataknya maupun
sikapnya. Dengan demikian maka norma2 moral akan
menjadi tolak ukur apakah tindakan manusia itu
betul atau salah,baik atau buruknya.Moral lebih
banyak dipakai atas perbuatan2 yang ada
hubungannya dengan adat kebiasaan baik yg
mendasar dan universal sedangkan etik dipakai utk
adat kebiasaan baik yg berlaku lebih khusus dalam
suatu kelompok atau masy. tertentu.
Etika Jabatan Kedokteran
(medical etic)

Etika Kedokteran
terdiri dari :

Etika Asuhan Kedokteran


(etic of medical care)
Etik profesi kedokteran merupakan keharusan agar
para dokter mampu menjaga mutu profesi
dokter,melaksanakan profesi dokter dengan baik dan
mempunyai wawasan kemanusiaan baik secara
nasional maupun global.
 Etika Jabatan Kedokteran berkaitan dengan
sikap dokter terhadap sejawat para
pembantunya, penderita dan masyarakat.
Setiap profesi mempunyai etika asupan
masing-masing.
 Etika Asuhan Kedokteran merupakan etika
kedokteran dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan peraturan yang berlaku
tentang sikap dan tindakan seorang dokter
terhadap penderita yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dengan demikian

Etika Jabatan  Mores  Kesopanan

Etika Asuhan  Ethos  Akhlak


Sejarah Kode Etik Kedokteran
Kode Etik pertama kali sebagai Kode Etik Praktek Medik  2500 tahun SM  Babylonia

 Kode Etik Hammurabi
Code of Conduct “yang rinci mengatur sikap yang dituntut’ dari seorang dokter.

Pada abad ke-5 SM pada masa kejayaan peradaban Yunani lahirlah Sumpah Hipocrates suatu pernyataan pendek mengenai
kelakuan (conduct) dokter. Sumpah Hipocrates melindungi hak pasien dan menimbulkan perasaan yang lebih dalam dan
luhur dari dokter tanpa menjatuhkan hukuman dan sanksi kepada dokter
Lafal sumpah dokter sekaligus juga menjadi sumber kode etik kedokteran dan diterima dikalangan dokter diseluruh dunia.

Oleh karena keteladanannya Hipokrates dijadikan sebagai Bapak Kedokteran.


Perkembangan karya/ iptek haruslah seimbang atau
seiring dengan perkembangan karsa/perilaku dan
seimbang jg dgn perkembangan rasa/perasaan atau
emosi. Pengembangan dibidang karya,karsa dan rasa
secara bersama dan seimbang dalam ilmu
kedokterankarena perkembangan iptek bertujuan bagi
kebaikan umat dan lingkungan, dgn demikian di bidang
kedokteran perkembangan ilmu,perilaku dan
perkembangan perasaan haruslah berimbang. Akan
tetapi leh karena perkembangan iptekdok memerlukan
tenaga dan pikiran bnyk ilmuwan yg kemudian
mengabaikan perkembangan perilaku dan perasaannya
dan melupakan moral etikadan seni dibidang kedokteran
itu sendiri, bahkan para ilmuwan dibidangkedokteran ada
yg mengatakan bahwa moral,etik dan perasaan
merupakan penghambat Iptekdok
Secara garis besar etik profesi dokter adlh
kesadaran dan pedoman yg mengatur
penerapan prinsip2 moral dlm melaksanakan
kegiatan profesi dokter, sehingga martabat
jabatan dokter dan mutu pelayanan
kedokteran tetap terjaga dengan cara
terhormat.
Dalam sehari-hari moral lbh bnyk digunakan
utk “adat kebiasaan baik”yg mendasar dan
universal, sedangkan etik lbh sering
digunakan utk ‘adat kebiasaan baik’ yg berlaku
khusus dlm suatu kelompok masy. tertentu.
Etik profesi kedokteran merupakan bagian penting yg tidak dpt
disahkan dari profesi dokter ciri khas suatu profesi dan
kelompok profesional adl :
1. adanya bidang kajian ilmu dan tekhnologi yg terus
berkembang
2. mempunyai standar profesi
3. mempunyai kesetiakawanan profesi
4. mempunyai etik profesi
Dimasa lalu perilaku para dokter dalam melaksanakan tugas
dokter tdk bnyk diatur dengan undang2. pada waktu itu tata cara
kerja tanpa diatur dengan peraturan perundang-undangan
diharapkan masih dapat berjalan karena jumlah dokter sedikit
dan jiwa pengabdian sosial yg tinggi. Yg menjadi tolak ukur
adalah moral yg berakar didalam hati nurani masing2 dokter
sebagai anggota masyarakat.
Dengan bertambahnya jmlh dokter maka dibentuk ikatan para
dokter Indonesia ( IDI ). Nilai2 yg berlaku kemudian disusun
secara sistematik dan ditulis dlm bentuk kode etik kedokteran
Indonesia ( KODEKI )
Karena etik dan moral diharapkan selalu berkembang bersama
dan merupakan sendi dasar kemajuan ilmu dan
tekhnologi,sedangkan hukum dan peraturan disusun sebagai
legalisasi tindak etik dan moral,maka peraturan perundangan
dan hukum slalu akan tertinggal oleh kemajuan ilmu dan
tekhnologi. Antara profesi dan hukum meskipun berbeda tetapi
mempunyai persamaan :
1. etik dan hukum merupakan norma prilaku manusia dalam
kehidupan bersama/masyarakat.
2. etik dan hukum beranjak dari landasan yg sama yaitu moral.
3. etik dan hukum mengatur bidang yg sama yaitu mengatur org2
yg terdapat didlm suatu masyarakat.
Sejak awalnya hukum bersandar pada etik/moral sehingga boleh
dikatakan bahwa bidang etik hampir seluruhnya jg tercakup oleh
bidang hukum. Dikatakan hampir karena bidang hukum tdk
mencakup hal2 kecil dan rinci. Mungkin pelanggaran terhadap
etik ada yg blum dianggap mengganggu kepentingan
masyarakat. Sedangkan salahsatu fungsi hukum adlh
memelihara keteretiban umum
Meskipun terdpt kesamaan antara etik profesi dan hukum tetapi
antara keduanya terdapat pula perbedaan :
1. etik profesi mengatur prilaku kelompok tertentu sedangkan
hukum mengatur prilaku manusia secara umum.
2. etik profesi dibuat berdasarkan konsensus/kesepakatan
anggota sedangkan hukum oleh lembaga resmi yg berwenang.
3. etik profesi mempunyai kekuatan mengikat untuk waktu
tertentu dan mengenai hal tertentu sedangkan hukum
mempunyai kekuatan sampai dicabut ataupun diganti yg baru.
4. etik profesi sanksinya bersifat moral dan psikologis,sedangkan
hukum mempunyai sanksi fisik dan materi.
5. etik profesi bentuk sanksinya adlh dikucilkan dari kelompok
profesi sedangkan hukum dapat dipidana atau perdata.
6. etik profesi kontrol dan penilaian dilakukan oleh organisasi
profesi sedang hukum oleh masyarakt atau lembaga penegak
hukum.
Pada tahun 1803, Thomas Pereival seorang
dokter, pengarang dan ahli filsafat Inggris
menerbitkan Code of Medical Ethics yang
berisi hal ikhwal sikap profesional dalam
hubungan Rumah Sakit dan Pelayanan
Kesehatan.

Pada tahun 1949 dalam muktamar ke-3


Ikatan Dokter Sedunia (World Medical
Association) di London, dilakukan Kode Etik
Kedokteran Internasional sebagai suatu
rujukan dalam menyusun Kode Etik Nasional
masing-masing negara.
 Pada tahun 1968, dalam Muktamar WMA
di Australia Kode Etik Kedokteran
disempurnakan lagi. Dalam
penyempurnaan Kode Etik IDS / WMA
dilakukan beberapa deklarasi:
 Deklarasi Helsinski tahun 1964 tentang

penelitian terhadap objek manusia.


 Deklarasi Sydney tahun 1968 dan
Deklarasi Venice tahun 1983 tentang
kriteria mati dan penyakit terminal
transplantasi organ.
 Deklarasi Oslo tahun 1970 tentang
Aborsi.
 Deklarasi Munich tahun 1973 tentang
penerapan teknologi kedokteran.
 Deklarasi Tokyo tahun 1975 penggunaan obat
terlarang.
 Deklarasi Brussel tahun 1985 tentang bayi
tabung.
 Deklarasi Madrid tahun 1987 tentang
Enthanasia dan Rekayasa Genetika.
Kode Etik
Kedokteran Indonesia
Setiap bidang profesi tertentu mempunyai kode etik sendiri,
kita mengenal kode etik
jurnalistik,perbankan,perdagangan,kehakiman,kode etik
kedokteran dsb.
1. Disusun pertama kali Musyawarah Kerja Susila
Kedokteran, Jakarta 1969.
2. Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran ke 2 di
Jakarta 1983 dengan SK Menkes No. 434/1983 ditetapkan
penyempurnaan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang
berlaku bagi semua Dokter di Indonesia.
3. Melalui Rakernas PB IDI 1993, Kode Etik mengalami
perubahan dan terbagi ke dalam 5 bagian yaitu:
a. Kewajiban umum seorang dokter.
b. Kewajiban dokter terhadap penderita.
c. Kewajiban dokter terhadap teman
sejawat.
d. Kewajiban dokter terhadap diri
sendiri.
e. Penutup.
 Melalui Rakernas PB IDI 1993 tersebut
ditetapkan pula bahwa Etika Kedokteran
masuk ke dalam Kurikulum Fakultas
Kedokteran se Indonesia.

 Tahun 1994 diterbitkan buku Etika


Kedokteran Indonesia.
TANTANGAN ETIKA KEDOKTERAN
DI INDONESIA

Disetujui / Tidak Disetujui

Masalah
Dikehendaki / Utama Kebaikan /
Tidak Dikehendaki Keburukan
Etika

Hal yang
Kebajikan / Kejahatan
Tantangan Etika Kedokteran
di Dunia Barat
Penelitian / Perkembangan
Teknologi Kedokteran

Budget oleh pelayanan Kemajuan cepat


Kedokteran Tantangan di bidang klinik
Etika
Kedokteran
Perbedaan
Etnik / Budaya Globalisasi

Goncangan Moral
Etik dan hukum mengatur agar supayatertib di
masy.pelanggaran etik blum tentu melanggar
hukum,tetapi melanggar hukum biasanya melanggar
etik.
Etik kedokteran hanyalah memberikan kewajiban2 saja
tidak memberikan hak apabila kewajiban tsb
dilaksanakan. Persamaan hukum dan etik a.l adl
mengenai objeknya yaitu tindakannya, sedangkan
subjeknya adl manusia.
Pengertian malpraktek adl adanya penyimpangan
standar profesi yg seharusnya dipatuhi dan
dilaksanakan
Dalam menghadapi tantangan dan konflik dalam
penanganan penderita, maka Indikasi Medis harus di
atas segala-galanya.
GEOGRAFI

Pemerataan
HUKUM Pelayanan PERALATAN
KESEHATAN Kesehatan

EKONOMI
Kecenderungan Penyimpangan Etik

Sesuai dengan
Etika dan Hukum

Bertentangan dengan Sesuai dengan


Pelayanan Etika dan
Etika tapi sesuai
Kedokteran bertentangan
dengan Hukum
dengan Hukum

Bertentangan dengan
Etika dan Hukum
Private

Pelayanan
Kesehatan Bersifat

Publik
Sumpah Dokter Indonesia
Lafal Sumpah Dokter Indonesia sesuai dengan
Deklarasi Geneva (1948) telah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh Majelis Pertimbangan
Kesehatan dan Syara Departemen Kesehatan RI dan
Panitia Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Lafal ini diucapkan pertama kali oleh lulusan


Fakultas Kedokteran Indonesia UI pada tahun 1959.

Lafal sumpah ini kemudian dikukuhkan dengan


Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1960.
Sumpah Dokter di Indonesia diucapkan
pada suatu Upacara di Fakultas
Kedokteran setelah Sarjana Kedokteran
(S.Ked) lulus ujian profesinya.

Acara ini dihadiri oleh Pimpinan


Fakultas, Senat Fakultas, Pemuka
Agama, para Dokter Baru beserta
Keluarganya.
Sebelum para Dokter Baru mengucapkan :
“Wallahi, Wabillahi, Wathallahi, Demi Allah,
Saya bersumpah”,
Bagi yang beragama Katolik mengucapkan
juga:
“Demi Allah saya bersumpah”,
Bagi yang beragama Kristen Protestan:
“Saya berjanji”,
Bagi yang beragama Budha:
“Om Atah Parama Wisesa Om Shanti Shanti
Om”,
dan bagi yang beragama Hindu:
“Mai Kasm Khanahan”.
Setelah para dokter mengucapkan
sumpahnya, mereka
menandatangani berita acara
Sumpah Dokter beserta saksi-saksi.
Pada Musyawarah Kerja Nasional Etik
Kedokteran Ke-2 yang diselenggarakan
di Jakarta tanggal 14-16 Desember 1981
oleh Departemen Kesehatan RI, telah
disepakati beberapa perubahan dan
penyempurnaan lafal Sumpah Dokter,
sehubungan dengan berkembangnya
bidang kesehatan masyarakat.
Lafal Sumpah Dokter tersebut berbunyi
sebagai berikut :
"Demi Allah Saya Bersumpah/Berjanji", bahwa:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan.
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga
martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran.
3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara
yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan
martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
4. Saya akan menjalankan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya
sebagai dokter.
5. Saya akan tidak mempergunakan pengetahuan
kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
penderita.
7. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan
sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap
penderita.
8. Saya akan menghormati setiap hidup insani
mulai saat pembuahan.
9. Saya akan memberikan kepada guru-guru dan
bekas guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih selayaknya.
10. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya
sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.
11. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik
Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-
sunggh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.
INFORM CONSENT
Seorang dokter sebelum mengambil tindakan
medis terhadap penyakit seorang penderita,
dia tidak boleh bertindak sebelum ada
persetujuan pasien atau keluarganya.
Persetujuan tersebut kita sebut “Inform
consent” yang kita definisikan sebagai suatu
persetujuan tertulis oleh pasien atau
penderita terhadap tindakan medis yang
akan diterimanya berdasarkan informasi
mengenai hal tersebut yang diterima dari
dokter mengenai penyakitnya.
Didalam buku manual persetujuan tindakan
kedokteran terbitan KKI tahun 2006
disebutkan bahwa jika seorang dokter
tidak memperoleh persetujuan tindakan
kedokteran yang sah maka dampaknya
dokter tersebut dapat bermasalah yang
berkaitan dengan :
1. Yang berhubungan dengan hukum pidana
2. Yang berhubungan dengan hukum
perdata
3. Sanksi disiplin yang akan dijatukan
MKDKI
Rekam Medik
Konvensional

Jenis Rekam Medik

Rekam Medik
Elektronik
Rekam Medik tidak boleh disebarluaskan
tanpa izin pimpinan Rumah Sakit yang
diajukan secara tertulis.
Rekam Medik sebagai bahan bukti untuk
penyelidikan.
Rekam Medik boleh dikeluarkan oleh yang
berwajib di Rumah Sakit atas persetujuan
penderita / wali.
Dalam UU Praktik Kedokteran
menegaskan bahwa dokter, drg,
wajib membuat Rekam Medik
dalam menjalankan praktik
kedokteran.
Apabila terjadi kesalahan saat
melakukan Rekam Medik,
catatan dan berkas tidak boleh
dihilangkan / dihapus, akan
tetapi setiap kesalahan harus
dengan pencoretan dan
Pelanggaran Etika Kedokteran
Melanggar Etika Kedokteran berarti juga
melanggar prinsip-prinsip moral, nilai dan
kewajiban-kewajiban yang menuntut
diambilnya tindakan-tindakan berupa:
teguran, skorsing atau dikeluarkan dari
keanggotaan (perkumpulan seprofesi).
Namun, dalam hal-hal yang bersifat policy
atau kebijaksanaan, seorang dokter yang tidak
setuju dengan suatu policy berhak membela
dirinya.
Ditangani oleh MKEK
Pelanggaran
IDI atau oleh P3EK
Etik Kedokteran
Depkes

MKEK  Tugas membimbing dokter /


Fungsi Pembinaan.

P3EK  Panitia Pertimbangan dan


Pembinaan Etika Kedokteran
Depkes.

P3EK  Menjatuhkan sanksi.


Peraturan Perundang-undangan tentang
Kesehatan dan Kedokteran
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. UU No. 29 tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran.
3. PP No. 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran.
4. Permenkes 1419 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Praktek Kedokteran.
5. Permenkes 585 tahun 1989 tentang Perlindungan
Tindakan Medik.
6. Permenkes 749.a tahun 1989 tentag Rekam Medik /
Medical Record.
7. SK Konsil Kedokteran Indonesia/KKI no. 17 tahun 2006
tentang Pedoman Penegakan Disiplin Profesi Kedokteran.
8. Peraturan KKI No. 1 tahun 2005 tentang Registrasi
dokter dan orang.
9. SK PB IDI No. 221 tahun 2002 tentang Penerapan
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) sebagai
Pedoman Etik bagi Dokter dalam menjalankan profesi
kedokteran:
a. Kewajiban hukum.
b. Kewajiban dokter terhadap pasien.
c. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat.
d. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri.
Sanksi Disiplin
Bagi dokter yang melanggar UU No. 29 tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran diberikan
sanksi sebagai berikut:
Pemberian peringatan terlebih dahulu.
Rekomendasi pencabutan STR / Izin
Praktek baik sementara atau tetap.
Kewajiban menjalani pendidikan /
pelatihan di instansi pendidikan
kedokteran.
Penetapan administrasi
pelanggaran Disiplin atau tidak
dilaksanakan oleh MKDKI (Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai