Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 1

Zidni Hafizha 152210101019


Alwi Robiyanto 152210101022
Veni Julie Dwi Santi 162210101020
Putri Anggraini R. 162210101021
Eva Zahroul Wafiyah 162210101022
Hanin Afifah 162210101023
NurHayati 162210101026
DIARE, DIAREA,
DIARRHEA
DIARE ?
Frekuensi buang air besar lebih dari
2-3 kali dengan konsistensi cair,
dapat disertai adanya darah ataupun
tidak. Dapat pula disertai dengan
mual, muntah ataupun nyeri
abdomen.
KLASIFIKASI DIARE :
Diare Akut
Jika gejala diare Diare Kronik
terjadi dalam waktu <
14 hari
Diare Persisten > 14 > 30 hari dan bukan
hari dan disebabkan disebabkan oleh
oleh infeksi virus, misal akibat
gangguan fungsi
usus dalam
mencerna makanan
ETIOLOGI
1. FAKTOR INFEKSI
a. Infeksi enteral b. Infeksi parenteral
Infelsi saluran pernapasan
merupakan penyebab utama diare Merupakan infeksi
pada anak, meliputi: pada bagian luar saluran
• Golongan Bakteri : Salmonella pencernaan makanan
sp; Shigella sp; Staphylococcus
aureus; Vibrio cholera; Bacillus seperti otitis media akut
cereus; Escherichia coli (OMA); bronkopneumonia;
• Golongan virus : Adenovirus; tonsilitis; ensefalitis.
Astrovirus; Calicivirus; Astrovirus; Keadaan ini terutama terjadi
Minirotavirus
• Golongan parasit : Balantidium pada bayi dan anak berusia
coli; Capillaria philippinesis; dibawah 2 tahun
Candida; Strongyloides srercotalis
ETIOLOGI
2. Faktor Malabsorbsi
(gangguan absorbsi) 3. Faktor makanan
Yang merupakan gangguan Seperti alergi pada
absorbsi karbohidrat (pada
bayi dan anak dengan makanan seperti
intoleransi laktos), makanan basi atau
malabsorbsi lemak, beracun
malabsorbsi protein

3. Faktor psikologis
Seperti rasa takut dan
cemas.
BERDASARKAN PENYEBABNYA diare dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, (Tjay dan Rahardja, 2007) yaitu:

• Diare akibat virus seperti influenza perut dan travellers


diarrhoea yang disebabkan oleh rotavirus dan adenovirus.
• Diare bakterial invasif, memiliki sifat menyerbu, sering
terjadi tetapi mulai mengalami pengurangan karena derajat
higiene masyarakat semakin meningkat
• Diare parasiter ~ karena protozoa seperti Entamoeba
histolytica dan Giardia lamblia, terutama terjadi pada daerah
sub-tropis.
• Akibat seperti penyakit colitis ulcerosa, p. Crohn, Irritable
Bowel Syndrome (IBS), kanker colon dan infeksi -HIV.
Selain itu terdapat gangguan seperti alergi terhadap
makanan/minuman, protein susu sapi dan gluten, serta
intoleransi pada laktosa karena defisiensi enzim laktase.
• Akibat konsumsi obat : Digoksin, Kinidin, Garam-mg Dan
Litium, Sorbitol, Beta Blokers, Reserpin, Sitostatika, dan
EPIDEMOLOGI
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih
tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit
Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006
naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
Menurut Widoyono, 2008 penyebab diare dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus.
2. Bakteri :Escherichia coli (20-30%), Shigella sp
(1-2%), Vibrio cholera.
3. Parasit :Entamoeba histolytica (<1 %),
Giardia lamblia, Cryptosporidium (4-11 %).
4. Keracunan makanan
5. Malabsopsi : Karbohidrat, lemak, dan protein
6. Alergi : makanan, susu sapi
Beberapa ahli berpendapat bahwa kejadian diare balita
disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas juga dapat
dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah :
1. Faktor infeksi.
Faktor infeksi penyebab diare dapat dibag dalam infeksi
parenteral dan infeksi enteral.
2. Faktor umur
Semakin muda umur balita semakin besar kemungkinan
terkena diare, karena semakin muda umur balita keadaan
integritas mukos usus masih belum baik, sehingga daya
tahan tubuh masih belum sempurna.
3. Faktor status gizi.
Pada penderita kurang gizi serangan diare terjadi lebih
sering terjadi. Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin
sering dan berat diare yang diderita. Diduga bahwa mukosa
penderita malnutrisi sangat peka terhadap infeksi karena
daya tahan tubuh yang kurang.
4. Faktor susunan makanan
Faktor susunan makanan berpengaruh terhadap terjadinya
diare disebabkan karena kemampuan usus untuk
menghadapi kendala baik itu yang berupa :
– Antigen : susunan makanan mengandung protein yang tidak
homolog sehingga dapat berlaku sebagai antigen. Lebih-lebih pada
bayi dimana kondisi ketahanan lokal usus belum sempurna
sehingga terjadi migrasi molekul makro.
– Osmolaritas : susunan makanan baik berupa formula susu maupun
makanan padat yang memberikan osmolaritas yang tinggi
sehingga dapat menimbulkan diare.
– Malabsorpsi : kandungan nutrient makanan yang berupa
karbohidrat, lemak maupun protein dapat menimbulkan
intoleransi, malabsorpsi maupun alergi sehingga terjadi diare pada
balita.
– Mekanik : kandungan serat yang berlebihan dalam susunan
makanan secara mekanik dapat merusak fungsi usus sehingga
timbul diare.
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam
golongan: (Widjaja. 2007)
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut
malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung
dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
Beberapa gejala penyakit diare antara lain: (Widoyono, 2011)
1. Gejala umum
– Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare
– Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
– Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare
– Gejala dehidrasi, yaitu mat cekung, ketegangan kulit menurun, apatis
bahkan gelisah.
2. Gejala spesifik
– Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau
amis
– Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah
Faktor yang mempengaruhi penularan
1. Melalui makanan atau minuman merupakan media
penyebaran yang paling sering menimbulkan penyakit diare.
sehingga kebersihan makanan dan minuman yg kita
kunsumsik merupakan pencegahan diare yang paling utama.
2. Melalui Tinja Penderita Penyakit Diare Lain. hal ini
biasanya dikarena tidak adaanya jambang yang bersih dan
sehat. sehingga penyebab diare berupa virus dari tinja tersebut
akan dibawa oleh binatang seperti lalat ke makanan dan
minuman yang di konsumsi. sehingga menimbulkan gejala
penyakit diare.
Tujuan Terapi

• Mencegah gangguan keseimangan


air,elektrolit, dan asam basa.
Memberikan terapi simtomatik,
menghilangkan penyebab diare dan
mengatasi gangguan karena diare.
• Mengembalikan fungsi usus dan
menekan pertumbuhan mikroorganisme
patogen
• Meringankan gejala diare
TERAPI PADA DIARE
Terapi Non Farmakologi

DIET

REHIDRASI
Terapi Farmakologi
• Antimotilitas
Ex : Loperamide, Difenoxin, Diphenoxylate
• Adsorben
Ex : Kaolin-pectin, Polycarbophil , Attapulgite
• Antisekretori
EX : Bismuth subsalicylate, Enzim
(laktase),Probiotik
• Octreotide
KAPAN PERLU KE
DOKTER?
Segera bawa ke dokter, jika salah
satu tanda dibawah ini ditemui :

• Terlihat sakit berat


• Diare lebih dari 3 hari
• Muntah darah, atau berwarna hijau/kuning
• Muntah lebih dari dua kali dalam sehari dan
tidak ada cairan yang dapat masuk
• Demam
• BAB bercampur darah
• Nyeri perut
• Tidak mau makan atau minum
• Dehidrasi
TINDAKAN PREVENTIF
• Menggunakan Air Bersih Yang Cukup
• Mencuci Tangan
• Menggunakan Jamban
• Pemberian ASI
• Makanan Pendamping ASI
• Pemberian Imunisasi Campak
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai