Anda di halaman 1dari 40

BAB 2

KETENTUAN UMUM DAN TATA


CARA PERPAJAKAN (KUP)
Oleh:
Oktobria Yusirat Asi, SE, M.Si
SIAPA PEMBAYAR PAJAK:
WAJIB PAJAK
Adalah orang pribadi atau badan sebagai
pembayar pajak, pemotong pajak dan
Pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Sistem Pemungutan Pajak
1. Self Assessment System:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada wajib pajak
sendiri.
b. Wajib pajak aktif.
c. Pihak aparat perpajakan tidak ikut campur
melainkan hanya mengawasi
2. Official Assessment System:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang terhutang ada pada pihak
aparat pajak.
b. Wajib pajak bersifat pasif.
c. Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan
d. Surat Ketetapan Pajak oleh aparat pajak
3. Withholding System
Kewenangan untuk menentukan besarnya
pajak terhutang ada pada pihak ketiga yang
bukan wajib pajak dan bukan aparat pajak
Jenis Pajak Berdasarkan Sistem Pemungutan
1. Official Assessment System
 Pajak Bumi dan Bangunan
2. Self Assessment System
 PPh Tahunan Wajib Pajak Badan
 PPh Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
 PPh Pasal 25
3. Withholding Assessement System
 Pemotongan PPh Pasal 21
 Pemotongan PPh Pasal 22
 Pemotongan PPh Pasal 23
 Pemotongan PPh Pasal 26
 Pemotongan PPh Final
Aplikasi Stelsel dalam Sistem Pemungutan
Pajak
1. Stelsel Nyata: Pengenaan pajak didasarkan
pada objek atau penghasilan yang
sesungguhnya diperoleh oleh Wajib Pajak.
Dengan demikian pajak baru dapat dipungut
setelah akhir tahun pajak yaitu setelah
diketahui penghasilan yang sesungguhnya.
2. Stelsel Fiktif: Pengenaan pajak didasarkan
pada suatu anggapan dan anggapan tersebut
tergantung bunyi undang-undangnya.
Misalnya anggapan bahwa penghasilan tahun
sekarang sama dengan penghasilan tahun
lalu, sehingga pada awal tahun sudah dapat
diketahui besarnya pajak terutang
3. Stelsel Campuran: Kombinasi antara stelsel
nyata dan stelsel fiktif. Pengenaan pajak
dilakukan pada awal tahun berdasarkan
anggapan dan pada akhir tahun dilakukan
koreksi.
Syarat Menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi

Kewajiban pajak Kewajiban


Wajib Pajak =
subjektif + pajak objektif

a. Orang pribadi tersebut Mempunyai penghasilan di


dilahirkan, berada, atau atas penghasilan tidak kena
berniat untuk bertempat pajak atau dalam satu tahun
tinggal di Indonesia dan penghasilan neto harus Rp.
b. Berakhir pada saat orang 15.840.000
pribadi tersebut meninggal
dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-
lamanya.
Syarat Menjadi Wajib Pajak Badan

Kewajiban pajak
Kewajiban pajak subjektif + objektif

a. Badan tersebut didirikan Mempunyai penghasilan


di Indonesia, tanpa syarat
b. Berakhir pada saat badan
tersebut dibubarkan atau
tidak lagi bertempat
kedudukan di Indonesia.
Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
1. Sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak.
2. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran pajak dan
dalam pengawasan administrasi pajak
NPWP dan Pengukuhan PKP
Persyaratan Persyaratan
Subjektif Objektif

Persyaratan bagi subjek pajak


Persyaratan yang sesuai yg menerima atau memperoleh
Wajib penghasilan atau diwajibkan
dengan ketentuan mengenai Pajak
subjek pajak dalam UU PPh untuk melakukan pemotongan/
pemungutan sesuai dengan
Ketentuan UU PPh.

Bukan Pengusaha Pengusaha

NPWP NPWP dan Pengukuhan


NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana


dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya. (Pasal 1 angka 6 UU KUP)

Terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama


merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya
merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.8 – 999 . 000


Kode WP Kode KPP Kode cabang
Penetapan NPWP Secara Jabatan
1. Apabila wajib Pajak atau pengusaha kena pajak
tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan
NPWP, berdasarkan data yang diperoleh atau
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak
2. Orang pribadi atau badan atau pengusaha telah
memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan
atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
Diajukan permohonan
penghapusan NPWP oleh
Wajib Pajak dan/atau ahli
warisnya Wajib Pajak badan
dilikuidasi
karena penghentian
Penghapusan atau penggabungan
NPWP usaha

Wajib Pajak Bentuk


Usaha Tetap
menghentikan kegiatan
Dianggap perlu oleh
usahanya
Direktur Jenderal Pajak
di Indonesia atau
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP)

1. Pengusaha kena pajak pindah alamat ke


wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain,
2. Bubar atau tidak memenuhi syarat lagi
sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Wajib Pajak Non Efektif
1. Wajib Pajak meninggal dunia/bubar.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia
tetapi belum diterima pemberitahuan tertulisnya secara
resmi dari ahli warisnya (belum dilampirkan surat
keterangan/akte kematian).
3. Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada
akte pembubarannya dari instansi yang berwenang atau
belum ada penyelesaian likuidasi (bagi badan yang sudah
mendapat pengesahan dari Departemen kehakiman)
4. Wajib Pajak yang tidak diketahui lagi alamatnya,
walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas
verifikasi atau petugas yang ditunjuk untuk itu
5. Wajib Pajak yang secara nyata berdasarkan hasil
penelitian/pengamatan tidak menunjukkan adanya
kegiatan usaha lagi.
Melaporkan Pajak:
Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan atau pembayaran pajak,
objek pajak dan atau bukan objek pajak dan
atau harta dan kewajiban menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan.
FUNGSI SPT PAJAK PENGHASILAN
Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan
untuk melaporkan tentang:
1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau
bagian tahun pajak.
2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan
objek pajak.
3. Harta dan Kewajiban
4. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungut pajak orang pribadi atau
badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
Fungsi SPT Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah
Sebagai sarana melaporkan dan mempertanggung
jawaban perhitungan jumlah PPN dan PPn BM yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak
lain dalam satu masa pajak yang ditentukan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan pajak yang
berlaku.
3. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi SPT
adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipugut dan disetorkannya.
Jenis Surat Pemberitahuan

SPT Masa SPT Tahunan


SPT Masa adalah Surat SPT Tahunan adalah SPT
pemberitahuan untuk untuk suatu tahun pajak
suatu masa pajak. Masa atau bagian tahun pajak.
pajak adalah jangka waktu
yang lamanya satu bulan
takwim atau jangka waktu
lain yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri
Keuangan paling lama tiga
bulan.
Contoh: SPT
a. SPT Masa a. SPT Tahunan
b. SPT Masa PPh Pasal 21, b. SPT Tahunan Wajib Pajak
c. SPT Masa Pajak Orang Pribadi Formulir
Pertambahan Nilai dan 1770 (SPT WPOP 1770),
Pajak Penjualan atas c. SPT Tahunan Wajib Pajak
Barang Mewah, Badan Formulir 1771 (SPT
d. SPT Masa PPh Pasal 22, WP Badan 1771),
e. SPT Masa PPh Pasal 4 d. SPT Wajib Pajak Orang
ayat 2 (final). Pribadi Formulir 1770S (SPT
WPOP 1770S).
e. SPT Wajib Pajak Orang
Pribadi Formulir 1770SS
(SPT WPOP 1770SS).
Syarat pengisian SPT: Benar, Lengkap dan Jelas
1. Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk
benar dalam penerapan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan, dalam penulisan,
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
2. Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang
berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain
yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan; dan
3. Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber
dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA: SURAT
PEMBERITAHUAN TIDAK DISAMPAIKAN TEPAT WAKTU

1. Surat Pemberitahuan masa PPN dan PPnBM, denda


sebesar Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah).
2. Surat Pemberitahuan lainnya, denda sebesar Rp100.000
(seratus ribu rupiah)
3. Surat Pemberitahuan tahunan, denda sebesar
Rp1.000.000 (satu juta rupiah) untuk Wajib Pajak Badan
dan,
4. Surat Pemberitahuan tahunan PPh, denda sebesar
Rp100.000 (lima ratus ribu) untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi.
JATUH TEMPO PEMBAYARAN/PELAPORAN
SPT TAHUNAN

1. Untuk SPT masa pajak 1. Untuk SPT tahunan,


paling lambat 15 (lima kekurangan
belas) hari setelah pembayaran pajak yang
terutangnya pajak terutang berdasarkan
atau masa pajak SPT harus dibayar lunas
berakhir. paling lambat tanggal
2. Bergantung jenis SPT 25 (dua puluh lima)
Masa: SPT Masa PPN: setelah tahun pajak atau
akhir bulan berikutnya bagian tahun pajak
setelah bulan berakhir, sebelum SPT
terhutangnya pajak disampaikan.
JATUH TEMPO PEMBAYARAN/PELAPORAN
SPT TAHUNAN (Lanjutan)

2. SPT Tahunan Wajib Pajak


Badan: paling lambat
tanggal 30 April setelah
berakhirnya tahun pajak
3. SPT Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi: paling
lambat tangl 31 Maret
setelah berakhirnya
tahun pajak
Penyetoran Pajak Terutang dan Sanksi
Keterlambatan
a. Sanksi apabila pembayaran atau penyetoran
pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
akan dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.
b. Bunga dihitung dari jatuh tempo pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung 1 (satu ) bulan baik untuk
pembayaran masa atau tahunan
E-mail
MEKANISME e-registration SKTS &
NPWP Konsentrasi
Data Nasional

KP.DJP

Provider

e-registration
e-registration
e-registration

Kios Warnet
KANWIL
Pendaftaran
SKTS & Form Aplikasi
NPWP pendaftaran
KPP

Kartu
KTP, KK,
Wajib NPWP & SKT
SIUP DLL
Pajak KPP

Kartu
NPWP & SKT

Kantor Pos
Sanksi dalam perpajakan: Sanksi
Administrasi dan Pidana

1. Sanksi Administrasi Sanksi Pidana:


berupa denda 1. tidak menyampaikan SPT
2. Sanksi administrasi atau menyampaikan SPT
berupa bunga tetapi isinya tidak benar
3. Sanksi administrasi atau tidak lengkap,
berupa kenaikan 2. atau melampirkan
keterangan yang isinya
tidak benar sehingga dapat
menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara.
Surat Setoran Pajak
Bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan
Hasil Pemeriksaan:
Surat Ketetapan Pajak

SKPKB

SKPLB

SKPKBT
Hasil Pemeriksaan
Kepada Wajib SKPN
Pajak
Hasil Pemeriksaan: Surat Ketetapan Pajak
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
SKPKB adalah SKP yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus
dibayar
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT). SKPKBT adalah SKP yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan
3. Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB). SKPLB
adalah SKP yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih bedar daripada pajak yang terutang atau
tidak seharusnya terutang.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN). SKPN adalah
SKP yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
Kewajiban Wajib Pajak
1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP.
2. Kewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan pengukuhan NPPKP.
3. Kewajiban pembayaran, pemotongan,
pemungutan, dan pelaporan.
4. Kewajiban dalam hal diperiksa.
HAK WAJIB PAJAK: KERAHASIAAN WAJIB PAJAK

Wajib Pajak mempunyai 1. Surat Pemberitahuan,


hak untuk mendapat laporan keuangan, dan
perlindungan dokumen lainnya yang
kerahasiaan atas segala dilaporkan oleh Wajib
sesuatu informasi yang Pajak;
telah disampaikannya 2. Data dari pihak ketiga
kepada Direktorat yang bersifat rahasia;
Jenderal Pajak dalam 3. Dokumen atau rahasia
rangka menjalankan Wajib Pajak lainnya
ketentuan perpajakan. sesuai ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Penundaan

Pengangsuran
Pembayaran

Hak Wajib Pajak


Pengurangan
PPh Pasal 25

Pengurangan
PBB
Pembebasan Pajak

Penundaan Pelaporan
SPT Tahunan

Hak Pengembalian Pendahuluan


WajbPajak Kelebihan Pembayaran Pajak

Pajak Ditanggung
Pemerintah

Insentif Perpajakan
Keberatan

Banding
Hak
WajbPajak
Peninjauan
Kembali (PK).

Kelebihan
Pembayaran
Daluarsa Dalam Pajak
Besarnya pajak yang terutang yang
diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam SPT
menjadi pasti sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan apabila
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa
pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
tidak diterbitkan surat ketetapan pajak.

Anda mungkin juga menyukai