Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA ESA YANG
TELAH MEMBERIKAN RAHMAT
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai suatu
sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang baik
merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang
merugikan. Sistem pengendalian internal ini dapat mencegah timbulnya kerugian karena
penggunaan sumberdaya yang boros, keputusan manajemen yang tidak akurat dan
sebagainya. Konsep pengendalian ini semakin lama semakin penting dan menempati posisi
yang strategis karena ancaman terhadap SIA meningkat baik dari sisi jenis maupun
intensitasnya. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membahas lebih lanjut
tentang Konsep Pengendalian Intern dalam sebuah Sistem Informasi Akuntansi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pengendalian intern?
2. Apa saja jenis ancaman dan peningkatan intensitas ancaman terhadap sistem informasi
akuntansi?
3. Apa saja macam klasifikasi pengendalian?
4. Apa saja model pengendalian?
5. Apakah lingkungan pengendalian?
6. Apakah pengertian aktivitas pengendalian?
7. Apa saja resiko dan pengendalian resiko?
8. Apa saja metode-metode kunci untuk melakukan pemantauan yang efektif?
9. Apa saja aktivitas-aktivitas yang harus dijalankan untuk melaksanakan pemantauan
kinerja?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pengendalian intern.
2. Menjelaskan jenis ancaman dan peningkatan intensitas ancaman sistem informasi
akuntansi.
3. Menjelaskan macam klasifikasi pengendalian.
4. Menjelaskan model pengendalian.
5. Menjelaskan lingkungan pengendalian.
6. Menjelaskan pengertian aktivitas pengendalian.
7. Menjelaskan resiko dan pengendalian resiko.
8. Menjelaskan metode-metode kunci untuk melakukan pemantauan yang efektif.
9. Menjelaskan aktiviras yang harus dijalankan untuk melaksanakan pemantauan kinerja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Intern


Pengendalian (control) adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas
sebuah obyek, organisasi, atau sistem. Tujuan dilakukannya pengendalian adalah untuk
mencegah timbulnya kerugian bagi sebuah organisasi, yang timbul antara lain karena sebab-
sebab sebagai berikut.
1. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan boros
2. Keputusan manajemen yang tidak baik
3. Kesalahan yang tidak disengaja dalam pencatatan dan pemrosesan data
4. Kehilangan atau kerusakan catatan secara tidak sengaja
5. Kehilangan aktiva karena kecerobohan karyawan
6. Tidak ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan lainnya oleh para karyawan
7. Perubahan secara tidak sah terhadap SIA atau komponen-komponennya

B. Ancaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi


Secara garis besar, ada 4 jenis ancaman terhadap SIA, yaitu:
1. Bencana alam dan bencana politik, misalnya kebakaran.
2. Kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras.
3. Tindakan-tindakan yang tidak disengaja.
4. Tindakan yang disengaja (kriminal komputer).

Diantara berbagai penyebab meningkatnya problem pengamanan adalah sebagai berikut.


1. Kenaikan jumlah sistem client / server yang berakibat informasi tersedia untuk semua
karyawan.
2. Karena jaringan lokal (LAN) dan sistem client / server mendistribusikan data kepada
pemakai.
3. Wide Area Network (WAN) memberi peluang bagi pelanggan dan pemasok saling
mengakses masing-masing sistem data.

Meskipun ancaman terhadap SIA meningkat, sayangnya banyak organisasi tidak melakukan
proteksi secara memadai terhadap data yang mereka miliki, karena alasan sebagai berikut.
1. Persoalan pengendalian komputer sering disepelekan dan dianggap remeh, dan
perusahaan menganggap bahwa kehilangan informasi penting sebagai sesuatu yang
tidak dianggap merugikan atau dianggap merupakan ancaman.
2. Implikasi pengendalian karena berubahnya sistem dari sistem terpusat menjadi sistem
jaringan (network) tidak benar-benar dipahami.
3. Sebagian perusahaan tidak menyadari bahwa pengamanan data merupakan hal yang
serius bagi kelangsungan hidup perusahaa. Informasi adalah sebuah sumberdaya
strategik, dan untuk melindungi informasi tersebut memerlukan oersyarat yang
strategik pula.
4. Tekanan produktivitas dan biaya memotivasi manajemen untuk mengabaikan
pengukuran pengendalian yang memang cukup memakan waktu.

Konsep Umum Pengendalian adalah sebagai berikut.

1. Pengendalian Intern (internal control). Adalah rencana organisasi dan metode yang
digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat
dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan
manajemen. Antara sebuah tujuan dengan tujuan lainnya seringkali bertentangan.
2. Pengendalian Manajemen (management control). Merupakan konsep yang lebih luas
dibandingkan dengan pengendalian intern, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) merupakan bagian yang integral dari tanggung jawab manajemen, (b) dirancang
untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (error & irregularities), dan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan (c) berorientasi kepada personil dan mencoba
membantu karyawan mencapai tujuan organisasi dengan mengikuti kebijakan
organisasi.
3. Pengendalian Adiministrasi (administrative control). Adalah pengendalian yang
menjamin efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen.
Sebaliknya,pengendalian akuntansi (accounting control) adalah pengendalian yang
bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal catatan
keuangan perusahaan.
4. Struktur Pengendalian Intern (internal control structure), memiliki tiga elemen, yaitu:
a. Lingkungan pengendalian, yang menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor
pada penetapan, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan
khusus.
b. Sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan
melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas
aktiva dan kewajiban yang terkait.
c. Prosedur pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan oleh
manajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi
akan dicapai.

C. Klasifikasi Pengendalian Intern

1. Menurut Tujuannya, Pengendalian dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :


a. Pengendalian Preventif, dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah
tesebut benar-benar terjadi.
b. Pengendalian detektif, Untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut
terjadi.
c. Pengendalian korektif, dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ditemukan
oleh pengendalian detektif. Pengendalian ini mencakup tiga langkah yakni :
1) Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah.
2) Membetulkan berbagai kesalahan yang terjadi.
3) Memodifikasi sistem sistem sehingga masalah yang sama di masa mendatang
dapat diminimumkan.
2. Menurut Waktu Pelaksanaannya, Pengendalian dibagi menjadi dua kelompok yakni :
a. Feedback Control (Pengendalian umpan balik). Adalah pengenalian yang masuk
dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur
sebuah proses dn menyesuaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula.
b. Feedforward Control (Pengendalian dini). Adalah pengendalian yang termasuk
dalam kelompok pengendalian preventif, karena jenis ini memonitor proses dan
input untuk memprediksi kemungkinan masalah yang akan terjadi (potential
problems)
3. Menurut Obyek yang Dikendalikan, Pengawasan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. General Control (Pengawasan umum). Yaitu pengawasan yang dirancang untuk
menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelola untuk
meningkatkan efektifitas pengawasan aplikasi.
b. Application Control (Pengawasan kontrol). Yaitu pengawasan yang digunakan
untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi
tersebut diproses.

4. Menurut Tempat Implementasi dalam Siklus Pengolahan data, dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
a. Pengawasan Input, Dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah,
akurat dan diotorisasi saja yg dimasukkan kedalam proses.

b. Pengawasan Proses, dirancang untuk menjamin bahwa semua transksi diproses


secara akurat dan lengkap, semua file dan record di-update secara tepat.

c. Pengawasan Output, dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi


dengan semestinya.

D. Model Pengendalian

Pengendalian Intern memiliki beberapa model, yaitu sebagai berikut.

1. The Foreign Corrupt Practices Act.


Tujuan utama dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk mencegah upaya penyuapan
oleh pihak luar kepada pejabat perusahaan untuk memperoleh kesepakatan bisnis.
2. The Study By Committe Of Sponsoring Organization (Coso)
Model pengendalian intern ini menetapkan sebagai proses yang diterapkan oleh dewan
direktur, manajemen, dan untuj memberikan jaminan yang cukup bahwa ujuan
pengendalian berikut ini dapat dicapai, yaitu :
a. Efektifitas dan efisiensi operasi.

b. Daya andal pelaporan keuangan.

c. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern didefinisikan sebagai sebuah proses karena pengendalian intern ini
melekat dalam kegiatan operasional sebuah organisasi, dan merupakan bagian integral dari
aktivitas dasar manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan
organisasi.
3. Study By The Information Systems Audit And Control Foundation (Isacf)
ISACF beberapa waktu lalu menyusun the Control Objective for Information and
Related Technology (COBIT). COBIT adalah sebuah rerangka kerja umu untuk
pengamanan sistem informasi dan praktik pengendalian untuk teknologi informasi.
Rerangka tersebut memungkinkan (1) Manajemen untuk menetapkan pengamanan dan
praktik pengendalian lingkungan teknologi informasi, (2) Pemakai jasa teknologi
informasi memperoleh jaminan bahwa ada pengamanan dan pengendalian yang memadai,
dan (3) Auditor untuk mendukung opini mengenai pengendalian intern dan untuk
memberikan saran bagi pengamanan dan pengendalian teknologi informasi.

E. Lingkungan Pengendalian

1. Komitmen Kepada Integrasi dan Nilai Etika


Manajemen perlu menciptakan sebuah kultur organisani yang menekankan pada
integritas dan nilai etika, karena hal ini merupakan sesuatu hal penting. Perusahaan
dapat menetapkan integritas sebagai sebuah prinsip dasar perusahaan dan secara pribadi
dan aktif melakukan sosialiai serta mempraktikannya.
2. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Komponen utama lingkungan pengawasan adalah filosofi dan gaya operasi manajemen.
Jika manajemen tidak terlalu memberikan perhatian pengendalian terhadap
pengendalian intern dan perilaku etik, maka karyawan perusahaan tidak dapat
diharapkan dapat mencapai tujuan pengawasan secara efektif.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sebuah perusahaan menetapkan garis wewenang dan tanggung
jawab, dan memberikan rerangka menyeluruh untuk perencanaan, pengarahan, dan
pengendalian operasi.
4. Komite Audit
Komite ini bertanggungjawab untuk mengawasi struktur pengawasan intern
perusahaan, proses pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum, peraturan, dan
standar yg berlaku.
5. Metode Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Kebijakan dan tanggung jawab biasanya diatur dan ditetapkan dakam deskripsi jabatan,
pelatihan karyawan, rencana kegiatan, jadwal, dan anggaran. Salah satu hal penting
adalah kode etik yang berkaitan dengan standar perilaku etis, praktik bisnis, dan
perbedaan kepentingan.
6. Praktik dan Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia
Kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan pengangkatan, pelatihan, penilaian,
penggajian, dan promosi memiliki pengaruh penting terhadap kemampuan organisasi
meminimumkan risiko pengawasan intern.
7. Pengaruh Eksternal
Pengaruh eksternal mempengaruhi lingkungan pengawasan organisasi, dan
meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya prosedur dan kebijakan
pengawasan intern.

F. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan aturan yang memberikan jaminan cukup
bahwa tujuan pengendalian manajemen dicapai. Pada umumnya aktivitasnya dapat
dikelompokan menjadi lima kelompok yakni :

1. Otorisasi yang tepat terhadap aktivitas dan transaksi


2. Pemisahan tugas
3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
4. Perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan
5. Pengecekan independen terhadap kinerja
G. Perhitungan Risiko

1. Identifikasi ancaman yang dihadapi perusahaan


2. Estimasi risiko atau probabilitas terjadinya ancaman
3. Estimasi kemungkinan terjadinya kerugian dari setiap ancaman
4. Identifikasi alternatif pengendalian
5. Estimasi dari biaya setiap alternatif
6. Menentukan efektifitas manfaat dan pengorbanan

H. Informasi Dan Komunikasi

Akuntan dalam melaksanakan proses ini harus memahami bagaimana (1) transaksi
terjadi (2) data direkam dalam machine readable form (3) file-filekomputer diakses dan di-
update (4) data diproses untuk menghasilkan laporan, dan (5) informasi dilaporan ke
pengguna intern dan pengguna ekstern.

Cara pelaporan kepada para pengguna tergantung pada beberapa faktor berikut :

1. Jenis Output, Softcopy atau Hardcopy. Jenis output ini akan membedakan cara
pelaporan kepada pemakai.

2. Teknologi informasi yang dipakai. Apabila perusahaan memanfaatlam teknologi


informasi untuk menyamoaikan berbagai laporan, maka laporan tersebut lebih cepat,
lebih tepat waktu, dan lebih terjamin kerahasiaannya.

3. Jenis laporan yang dirahasiakan.

I. Pemantauan Kinerja

Pemantauan kinerja merupakan hal penting dalam pengawasan. Ada beberapa kunci
pokok dalam melakukan pemantauan kinerja, yakni :

1. Supervisi yang efektif.


Mencakup :
a. Pelatihan dan asisten karyawan
b. Pemantauan kinerja keryawan
c. Koreksi kesalahan
d. Penjagaan aktiva dengan cara memantau karyawan yang memliki akses ke aktiva
tersebut

2. Pelaporan Pertanggungjawaban.
Mencakup :
a. Anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, kualitas standar.

b. Laporan kinerja. Yang berisi informasi realisasi rencana dan rencana anggaran,
beserta selisih keduanya

c. Prosedur untuk menyelidiki selisih yang jumlahnya signifikan dan prosedur untuk
menindaklanjuti penyimpangan dari rencana.

3. Internal Auditing.
Aktivitasnya mencakup :
a. Penilaian ketaatan karyawan terhadap kebijakan manajemen, prosedur dan
peraturan serta hukum yang berlaku.
b. Penilaian efektivitas dan efisiensi manajemen.
Pada Audit internal ini dapat mendeteksi :

a. Jumlah jam kerja lembur yang berlebih

b. Pemkaian aktiva yang tidak optimal

c. Adanya persediaan barang yg telah usang secara fisik maupun teknologi

d. Penggantian biaya perjalanan dinas

e. Anggaran dan kuota yang terlalu longgar

f. Adanya pengeluaran modal yg tidak dikaji secara memadai sebelum disetujui

g. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan proses produksi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek,


organisasi, atau sistem. Tujuan dilakukannya pengendalian adalah untu mencegah timbulnya
kerugian bagi sebuah organisasi, dan mencegah ancaman-ancaman yang terjadi seperti
bencana alam dan bencana politik, kesalahan softwaredan tidak berfungsinya perangkat
keras, tindakan-tindakan yang tidak disengaja, dan tindakan yang disengaja. Kemudian
pengendalian intern tersebut diklasifikasikan menjadi empat, yaitu menurut tujuannya,
menurut waktu pelaksanaannya, menurut obyek yang dikendalikan, dan menurut tempat
implementasi dalam siklus pengolahan data.

Struktur pengendalian intern merupakan konsep yang memiliki tiga komponen, yaitu
lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Selain itu, titik awal
komsep pengendalian intern adalah diterbitkannya the foreign corrupt act. Konsep ini
kemudian diikuti dengan dikeluarkannya SAS nomor 55, yang kemudian disempurnakan dan
dilengkapi oleh hasil studi yang dilakukan COSO. Menurut konsep tersebut, model
pengendalian intern memiliki lima komponen yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas
pengawasan, pengukuran resiko, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Terakhir,
sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, maka ISACF
mengeluarkan rerangka umum pengamanan SI dan praktik pengendalian untuk TI yang
disebut COBIT.

B. Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Konsep Pengandalian Intern, diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khusunya dimata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Begitu
juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai
sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai