Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 7

CINDY DWI SASTIKA


DENADA ALICIA
ROSNAWATI
IKAR
DEFINISI
• Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang)
yang terbentuk dalam dinding mukosal lambung,
pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum
disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau
esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner and
Suddart, 2001).
Etiologi
• Sebab-sebab yang pasti dari • Asam getah lambung terhadap
ulkus peptikum belum resistensi mukosa
diketahui. Beberapa teori yang • Golongan darah.
menerangkan terjadinya tukak • Susunan saraf pusat
peptic, antara lain sebagai
berikut : • Inflamasi bakterial.
• Inflamasi nonbakterial
• Infark.
• Faktor hormonal.
• Obat-obatan (drug induced
peptic ulcer).
• Aspirin, alkohol, tembakau
dapat menyebabkan
kerusakan sawar mukosa
lambung.
Pada lambung terdapat kelenjar oksintik yang memproduksi hormonGHS. Hormon
lain yang disekresi antara lain adalah GHIH. Fungsi lambung : sebagai tempat
penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan cairan lambung ( kimus/ makanan
yg bercampur dg sekret lambung ) ke duodenum.
Ada 3 fase kerja lambung yg dipengaruhi oleh
sekresi kimus:
• Fase sefalik mempersiapkan lambung dr
kedatangan makanan durasi sangat pendek (dalam
menit)mekanisme : neural melalui serabut
preganglion nervus vagus dan sinap sinap di dalam
pleksus sub mucosal aksi : meningkatkan vol
lambung, stimulasi mukus, enzim2, produksi asam
dan pelepasan gastrin oleh sel2 G.
• Fase gaster : memulai pengeluaran sekresi dari
kimus permulaan digesti protein oleh pepsinDurasi
: 3-4 jam. Terjadi pelepasan gastrin oleh sel sel G
dan pelepasan histamin oleh sel mast sbg proteksi
thd reaksi antigen antibody dari beberapa makanan
tertentu. Meningkatkan produksi asam dan
pepsinogen meningkatkan motilitas dan proses
penghancuran material
• Fase intestinal : mengontrol pengeluaran kimus ke
duodenum. Durasi : lama ( berjam-jam). Stimulasi
dari CCK, GIP, umpan balik dalam menghambat
asam lambung, pepsinogen dan pengurangan
motilitas lambung.
Patofisiologi
• Ulkus peptikum terjadi pada mukosa 2. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi
gastroduodenal karena jaringan ini Lambung dan Kerja Asam Peptin
tidak dapat menahan kerja asam • Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang
lambung pencernaan (asam serupa :
hidrochlorida dan pepsin).Erosi yang
terjadi berkaitan dengan peningkatan Sefalik
konsentrasi dan kerja asam peptin, • Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan
atau berkenaan dengan penurunan seperti pandangan, bau atau rasa makanan
pertahanan normal dari mukosa. yang bekerja pada reseptor kortikal serebral
1. Kelemahan Barier Mukosa Lambung yang pada gilirannya merangsang saraf
vagal.
• Apapun yang menurunkan yang
mukosa lambung atau yang merusak Fase lambung
mukosa lambung adalah ulserogenik, • Pada fase ini asam lambung dilepaskan
salisilat dan obat antiinflamasi non sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan
steroid lain, alcohol, dan obat mekanis terhadap reseptor dibanding oleh
antiinflamasi masuk dalam kategori makanan.
ini.Sindrom Zollinger-Ellison Fase usus
(gastrinoma) dicurigai bila pasien
datang dengan ulkus peptikum berat • Makanan dalam usus halus menyebabkan
atau ulkus yang tidak sembuh dengan pelepasan hormon (dianggap menjadi
terapi medis standar. gastrin) yang pada waktunya akan
merangsang sekresi asam lambung.
Manifestasi Klinis
• Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama • Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus
beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat atau sensasi terbakar di epigastrium
kembali, sering tanpa penyebab yang dapat tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
diidentifika bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam
lambung dan duodenum meningkat
• Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal
menimbulkan erosi dan merangsang
tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ujung saraf yang terpajang.
ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan
• Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien
pembentukan jaringan parut atau
mengalami sensasi luka bakar pada
pembengkakan akut dari membran mukosa esophagus dan lambung, yang naik ke
yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa asam. Eruktasi atau sendawa umum
didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri terjadi bila lambung pasien kosong.
berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan • Konstipasi dan perdarahan : konstipasi
asam lambung. dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet
dan obat-obatan.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan • Pemeriksaan sekretori lambung
adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik merupakan nilai yang menentukan
atau distensi abdominal. dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak
• Bising usus mungkin tidak ada. terdapat asam hdroklorida dalam getah
• Pemeriksaan dengan barium terhadap lambung) dan sindrom zollinger-ellison.
saluran GI atas dapat meanunjukkan Nyeri yang hilang dengan makanan atau
adanya ulkus, namun endoskopi adalah antasida, dan tidak adanya nyeri yang
prosedur diagnostic pilihan. timbul juga mengidentifikasikan adanya
ulkus.
• Endoskopi GI atas digunakan untuk
mengidentifikasi perubahan inflamasi, • Adanya H. Pylory dapat ditentukan
ulkus dan lesi. Melalui endoskopi dengan biopsy dan histology melalui
mukosa dapat secara langsung dilihat kultur, meskipun hal ini merupakan tes
dan biopsy didapatkan. Endoskopi telah laboratorium khusus. serta tes serologis
diketahui dapat mendeteksi beberapa terhadap antibody pada antigen H.
lesi yang tidak terlihat melalui Pylori.
pemeriksaan sinar X karena ukuran atau
lokasinya.
• Feces dapat diambil setiap hari sampai
laporan laboratorium adalah negatif
terhadap darah samar.
Penata laksanaan

• Beberapa metode dapat • Modifikasi diet


digunakan untuk • Penghentian merokok
mengontrol keasaman • Obat-obatan
lambung termasuk
perubahan gaya hidup, • Intervensi bedah
obat-obatan, dan
tindakan pembedahan.
Penurunan stress dan
istirahat.
Komplikasi

• Hemoragi-gastrointestinal • Penetrasi atau Obstruksi,


atas, gastritis dan hemoragi penetrasi adalah erosi ulkus
akibat ulkus peptikum adalah melalui serosa lambung ke
dua penyebab paling umum dalam struktur sekitarnya
perdarahan saluran GI. seperti pankreas, saluran
bilieratau omentum
• Perforasi, merupakan erosi hepatik.Obstruksi pilorik
ulkus melalui mukosa lambung terjadi bila areal distal pada
yang menembus ke dalam sfingter pilorik menjadi
rongga peritoneal tanpa jaringan parut dan mengeras
disertai tanda. karena spasme atau edema
atau karena jaringan parut
yang terbentuk bila ulkus
sembuh atau rusak.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

• Pengkajian
• Identitas klien
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
sekarang
• Riwayat kesehatan
dahulu
• Riwayat kesehatan
keluarga
Data dasar pengkajian
• Keadaan umum
tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik, • Eliminasi.
terdapat nyeri tekan. • Gejala : perubahan defeksasi
• B1 (breath) : takipnea. Tanda : nyeri tekan abdomen, hiperaktif saat
perdarahan, konstipasi dapat terjadi.
• B2 (Blood) : takikardi, hipotensi,distriritmia,
nadiperifer lemah, warna kulit pucat. • Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri digambarkan sebagai tajam,
• B3 (Brain) :kelemahan, sakit kepala, tingkat
dangkal, rasa terbakar.
kesadaran dapat terganggu, nyeri epigastrium.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area
• B4 (Bladder) : gangguan keseimbangan cairan. yang sakit, pucat, berkeringat.
• B5 (Bowel) : anoreksia, mual, muntah, nyeri • Neurosensori
ulu hati, tidak toleransi dengan makanan pedas Gejala : rasa berdenyut, pusing atau sakit
• B6 (Bone) : kelelahan, kelemahan karena sinar, kelemahan.
• Aktifitas atau istirahat. Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu.
Gejala : kelemahan, kelelahan. • Makanan atau cairan.
• Tanda : Takikardi, takipnea Gejala : Anoreksia, mual, muntah, masalah
• Sirkulasi. menelan, nyeri ulu hati.
Gejala : kelelahan, berkeringat. Tanda : muntah, membrane mukosa kering,
Tanda: takikardi, hipotensi,distriritmia, turgor kulit buruk.
nadiperifer lemah, warna kulit pucat
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan asam lambung.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
3. Resiko infeksi b.d kerusakan mukosa
lambung.
INTERVENSI
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
• Ny. W. berusia 35th beragama islam datang ke
RSHB melalui UGD. Dengan keluhan nyeri perut
pada bagian ulu hati, sebelumnya Ny. W belum
makan nasi ataupun makanan yang mengandung
karbohidrat hanya minum air putih dan kemudian
makan mangga. Tiba-tiba Ny. W mengeluh sakit
perut. Nyeri bertambah hebat 2 jam setelah Ny.
W makan siang. Nyeri terasa nyeri tumpul seperti
tertusuk dan seperti terbakar. Pasien mengatakan
mual dan muntah lebih dari 3 kali dan disertai
dengan muntah darah. Sebelumnya pasien
memiliki riwayat maag atau gastritis.
Pengkajian • Riwayat Kesehatan
Identitas Pasien Riwayat masuk rumah sakit.
Nama : Ny. “W” Pasien mengatakan nyeri pada bagian
ulu hati, dan nyeri bertambah hebat 2
Umur : 35 th
jam setelah pasien makan siang.
Jenis Kelamin : Perempuan Pasien mengalami mual dan muntah
Agama : Islam lebih dari 3 kali dan disertai muntah
darah.Pasien masuk melalui UGD
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Rumah sakit.
Pendidikan : SLTA • Keadaan pasien saat pengkajian.
Pekerjaan : Swasta Pasien tampak pucat, pasien tampak
Alamat : Suka Jaya no. 09 - lemas, kulit teraba hangat, mukosa
Indonesia bibir tampak kering, pasien mengeluh
nyeri perut pada ulu hati.
TD :110/70 mmHg
S : 385ºC
BB awal : 58 kg
N : 107x/m
Rr : 24 x/m
BB skrg : 54 kg
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pasien mengatakan keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit yang sama
• Riwayat kesehatan masa lalu
• Riwayat penyakit yang sama :
pasien mengatakan memiliki
riwayat maag atau gastritis
• Riwayat alergi: pasien
mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi
• Riwayat kecelakaan: pasien
mengatakan tidak adanya riwayat
kecelakaan
• Riwayat dirawat: pasien
mengatakan tidak pernah dirawat
sebelumnya
• Riwayat pemakaian obat: pasien
mengatakan jika sakit hanya
memakan obat-obatan dari
warung.
 Personal Hygine
 Pola Kebiasaan  Sebelum sakit: pasien mampu
 Makan dan Minum membersihkan diri secara mandiri,
 Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
makan 2x sehari dengan lauk dan dan keramas 2 hari sekali
sayur, dengan porsi sedang pasien  Saat sakit: pasien dibantu dengan
minum 700cc perhari. keluarga dan hanya dilap dengan air
 Saat sakit : pasien mengatakan hangat
makan 3x sehari dengan porsi 3sdm  Klien berpakaian sendiri tanpa
dan minum 500 cc air hangat perhari. bantuan, penampilan kurang rapi
 Eliminasi saat dikaji karena klien habis bangun
tidur
 BAK  Istirahat
 Sebelum sakit: kurang lebih 6x sehari,  Sebelumsakit :tidur pada umumnya
warna kuning jernih 7-8 jam
 Saat sakit: 2-3x sehari, warna sedikit  Saat sakit : tidur hanya 5 jam
keruh
 BAB  Aktivitas
 Sebelum sakit: 1x sehari tidak ada  Sebelum sakit : melakukan aktivitas
darah, lender. seperti biasanya
 Saat sakit : belum ada bab  Saat sakit: hanya berbaring ditempat
tidur.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : composmentis
Berat badan : 58kg
Tanda tanda vital : Daun telinga : normal Nadi : 107x
TD :110/70 mmHg Bentuk : normal Irama : teratur
S : 385ºC Kondisi telinga : normal Tekanan darah : 110/70 mmHg
BB awal : 58 kg Pemakaian alat bantu : Temperature kulit : hangat
N : 107x/m tidak ada Warna kulit : pucat dan
System wicara kemerahan
Rr : 24 x/m
Kesulitan wicara: tidak Abdomen
BB skrg : 54 kg
Kesulittan menelan : tidak Inspeksi : bentuk simetris
System pernapasan Auskultasi : terdapat bising
Pengkajian fisik persistem usus 10x/m
System penglihatan Jalan nafas : bersih
Pernapasan : tidak sesak Palpasi : nyeri tekan di
Posisi mata : simetris epigastrium
Kelopak mata : normal Frekuensi : 24x
Perkusi : tympani
Gerakan bola mata : normal Irama : teratur
Konjungtiva : anemis Suara napas : normal
Sclera : anikterik System kardiovaskuler
Pupil : isokor
Fungsi penglihatan : baik
System pendengaran
Terapi
• Terpasang
infus rl 10
tpm
• Alprazolan
1x0,25 mg
• Omeprazole
vial 1x1 (inj)
• Ranitidine (1
amp)
Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut b.d peningkatan asam lambung.


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
Resiko infeksi b.d kerusakan mukosa lambung.
CATATAN PERKEMBANGAN
KESIMPULAN
• Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentukdalam
dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum
disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada
lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).
• Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas
sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah
epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya
ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap
bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung,
duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).
• Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mulkosa,
submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus
gastrointestinalis yang selalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup
mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang terdapat pada bagian
bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian atas (first portion of the
duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita yang
mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).

Anda mungkin juga menyukai