Anda di halaman 1dari 58

Identitas pasien

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. AP

No. RM : 00-45-11-xx

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 17-11- 2017

Usia : 1 tahun, 2 bulan

Alamat : Temanggung

HRMS : 15 maret 2019


ANAMNESIS

Alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien pada


tanggal 15 maret 2019

Keluhan • Kejang
Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
Anamnesis pada tanggal Anamnesis pada
15-maret -2019 tanggal 16 -maret-
Pasien mengalami kejang 1x 2019
SMRS lama +- 5 menit, gejala
kejang di jelaskan oleh ibu Pasien masih mengalami
pasien seperti tangan dan kaki kejang 1x lama +-30 detik,
kelojotan dan mata mendelik pasien masih mengalami
keatas. Pasien juga mengalami demam 38,7 ºc ,muntah (-),
demam sejak tanggal 14 pagi, batuk pilek (-), diare (-), sesak
muntah (-), batuk pilek (-), diare (-).
(-), sesak (-), riwayat kejang (-).
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa (-)

Riwayat alergi (-)

Riwayat asma (-)

Riwayat batuk lama (-)


Riwayat Penggunaan Obat(-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat penyakit serupa (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
Riwayat Makan
0 bulan – 6 bulan  ASI

6 bulan – 1 tahun  ASI , MPASI (bubur saring,


bubur nasi), susu formula

1tahun – sekarang  Makanan keluarga, susu


formula
Lifestyle
Pasien melakukan aktifitas sehari hari normal, aktif
Pola makan 3 kali sehari dengan menu makanan
keluarga. Pasien juga mengkonsumsi susu formula.
Riwayat Kehamilan dan
Persanilan
 Masa kehamilan

 Ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya ke dokter


kandungan (>4 kali)

 Pada saat hamil ibu mengeluhkan mual

 Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Kejang (-), Infeksi (-)

 Masa persalinan

Bayi lahir cukup bulan (aterm), usia kehamilan 40 Minggu. Pasien lahir
secara normal dengan induksi di RSK Ngesti Waluyo. Berat badan lahir
2800 gram, Panjang badan 48 cm. Setelah lahir keadaan bayi sehat kulit
kemerahan, menangis kuat, gerak aktif dan air ketuban jernih.
Riwayat menyusui dan
pemberian MPASI
 Usia 0-6 bulan : ASI Eksklusif

 Usia 6 bulan-1 tahun : ASI dengan makanan


tambahan
Pertumbuhan dan Status
Gizi
 Pertumbuhan
BB Lahir : 2,8 Kg
BB Sekarang : 10 Kg
 Status Gizi (Waterlow)
Perkiraan BB (1-6Tahun): 1 tahun x 2 + 10 kg= 12 kg
10 𝑘𝑔 𝑥 100%
BB/TB%: = 83 % (𝐺𝑖𝑧𝑖 𝐾𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔)
12 𝑘𝑔
III. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Sedang


 Kesadaran : Compos Mentis (E4 V5 M6)
 Vital Sign
HR : 120x/mnt
Suhu : 41,7oC
RR : 30x/mnt
Status Lokalis
1. KEPALA

• Kepala : Normocephali

• Mata : Pupil isokor, refleks cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-), CA (-/-),

mata cekung (-), hematom (-)

• Hidung : Nafas cuping hidung (-), discharge hidung (-), jejas/massa (-)

• Mulut : Mukosa oral basah, Sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)

Faring hiperemis (-)

• Telinga : Kelainan anatomi (-), edema (-), discharge telinga (-)


2. LEHER

Pembesaran KGB (-), nyeri tekan KGB (-), pembesaran kelenjar


tiroid (-)

3. THORAKS (PULMO)

• Inspeksi : Gerakan dada simetris, ketinggalan gerak (-),


retraksi interkosta (-), jejas (-)

• Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), ketinggalan


gerak (-), krepitasi (-)

• Perkusi : Sonor kedua lapang paru

• Auskultasi : Suara paru vesikuler (+/+), RBH (-/-), wheezing (-/-).


4. THORAKS (JANTUNG)

• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

• Auskultasi : Suara jantung murni, S1-S2 tunggal reguler, Bising


jantung (-)

5. ABDOMEN

• Inspeksi : Jejas (-), distensi (-).

• Auskultasi : Peristaltik usus (+), bising usus (+)

• Perkusi : Timpani, pembesaran hepar (-), pembesaran limpa


(-).

• Palpasi : Pembesaran hepar (-), pembesaran limpa (-), nyeri


tekan (-) turgor dan elastisitas kulit baik.

6. EKSTREMITAS

• Edema (-), CRT < 2 detik


Pemeriksaan Penunjang tgl 17-2-19
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Leukosit 15.35 10^3/uL 3.98-10.04
Eritrosit 4.69 10^6/uL 3.6-5.2
Hemoglobin 10.8 g/dL 10.7-13.1
Hematokrit 33,2 % 35-43
MCV 70.4 fL 74-102
MCH 24.0 pg 23-31
MCHC 32.7 g/dL 28-32
Trombosit 421 10^3/uL 229-553
RDW-CV 16 % 11.7-14.4
RDW-SD 38.9 fL 36.4-46.3
PDW 9.4 fL 6.9-12.9
MPV 9.3 fL 8.5-12.4
P-LCR 20.0 % 9.3-27.9
NRBC# 0.0 10^3/uL 0.0-0.0
NRBC% 0.0 % 0.1-0.2
Urin Rutin
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Warna Kuning muda Kuning
Kekeruhan Keruh Keruh
Berat jenis 1015 1003-1030
PH 8.0 5-8,5
Leukosit urine +1 Negatif
Nitrit +1 Negatif
Protein negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopis
Leukosit 100-150/ lbp 1-3
Eritrosit Negatif
Epitel 1-3 1-3
Lain lain Bakteri +1 Negatif
IV. Diagnosis Banding
1. Kejang

• Kejang demam sederhana

• Epilepsi terprovokasi demam


V. Planning
 Pemantauan KU

 Pemeriksaan darah rutin

 Pemeriksaan urin

 Pemeriksaan elektrolit
VII. Diagnosis Kerja
 Kejang demam sederhana

 ISK
VIII.Terapi
Anti konvulsan : Diazepam per rektal 5 mg (BB <12 kg)
R/ Diazepam suppositoria mg 10 No I
S. 1 d. d. supp 1 per rektal

Anti piretik : Dosis 10 mg/kgBB Paracetamol Syrup 125 ml/5 ml


R/ paracetamol syrup 125 mg/5ml lag I
S.3.d.d cth I
Antibiotik : cefixime 4mg/kg → 40mg tiap 12 jam
Edukasi
Meyakinkan orangtua bahwa prognosis kejang
demam umumnya baik jika segera ditangani

Jika terdapat kejang lagi segera kontrol ke


rumah sakit
Kejang Demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38⁰ C)
yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (IDAI,
2013).

Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari


5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi
yang kebetulan terjadi bersama demam
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa
demam, kemudian kejang demam kembali tidak
termasuk dalam kejang demam.

Kejang disertai demam pada neonatus <28 hari


tidak termasuk dalam kejang demam
Etiologi
Belum diketahui dengan pasti

Demam sering disebapkan oleh : ISPA, radang


telinga tengah, infeksi saluran kencing dan
saluran cerna

Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang


tinggi, terkadang pada suhu yang tidak terlalu
tinggi
Perbedaan kejang demam dengan
kejang disertai demam
Klasifikasi
Kejang demam sederhana

Kejang demam kompleks


Perbedaan kejang demam sederhana dan

kompleks
Klasifikasi KD menurut livingstone
Kejang Demam Sederhana

Kejang bersifat umum

Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit)

Usia waktu kejang demam pertama kali muncul < 6 tahun

Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun

EEG normal

Epilepsi yang di cetus oleh demam

Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/ setempat

Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan kejang demam pertama

Frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam satu tahun

Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak normal lagi adalah

normal.
Faktor Resiko
Riwayat kejang demam pada keluarga
Pemulangan neonatus lebih dari 28 hari
Keterlambatan perkembangan
Kadar natrium rendah
Temperatur yang tinggi
Genetik , riwayat kejang demam pada keluarga
Diagnosis
Anamnesis
Kejang:
Frekuensi dan lama kejang
Kapan terjadinya
Pertama kali atau sudah pernah
Bila sudah pernah, saat umur berapa?
Sifat kejang
Gejala penyerta (muntah, lumpuh, kemunduran fungsi
kognitif)
Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
Demam:

timbul mendadak dan lamanya, menggigil,


mengigau,

Gejala penyakit penyerta: Mencret, muntah, sesak


nafas, dll
Pemeriksaan fisik
Tanda Rangsang meningeal :

Pemeriksaan kaku kuduk

Tanda brudzinki I dan II

Tanda kernig

Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)


Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Refleks Neurologis
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi SSP (
meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis
-Biseps, Triceps, KPR, APR (++ / ++)
Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman
( normal pada bayi < 18 bulan )
Pada kejang demam refleks patologis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Darah perifer lengkap, elektrolit,
glukosa darah) mengevaluasi sumber infeksi
atau mencari penyebab

Pungsi lumbal menyingkirkan meningitis,


indikasi berdasarkan umur :

< 12 bulan sangat dianjurkan

12 – 18 bulan dianjurkan

> 18 bulan tidak rutin


Elektroensefalografi
kejang demam yang tidak khas (anak > 6th , kejang
demam fokal)
CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas indikasi:
- kelainan neurologik fokal yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema
Penatalaksanaan
PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM

ADA 3 HAL YANG PERLU DIKERJAKAN,YAITU :

1. PENGOBATAN FASE AKUT

2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB

3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP


BERULANGNYA KEJANG DEMAM
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
Jika kejang tidak teratasi ® dapat diulang dengan cara dan
dosis yang sama dengan interval 5 menit

Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap


kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dan diberikan diazepam
intravena 0,3-0,5 mg/kgbb

Bila kejang belum berhenti diberikan fenitoin 10-20


mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1 mg/kgbb/menit atau kurang
dari 50 mg/menit.

Kejang berhenti ® Dosis selanjutnya 4-8 mg/kgbb/hari, yaitu


12 jam setelah dosis awal

Kejang belum berhenti ® rawat di ruang intensif


Fenobarbital 3 – 4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis

Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3


dosis

DOC : Asam Valproat

Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan


selama 1 tahun bebas kejang, dihentikan
bertahap selama 1 – 2 bulan
Kejang > 15 menit
Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Edukasi orangtua

Kejang SELALU menakutkan bagi orang tua, Kecemasan


dikurangi dengan cara:

Meyakinkan bahwa KD mempunyai prognosis baik

Memberitahukan cara penanganan kejang

Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali

Pemberian obat untuk mencegah frekuensi KD memang


efektif tetapi harus diingat ESO
Indikasi rawat inap/rujukan
Kejang demam kompleks
Hiperpireksia
Usia <6 bulan
Kejang demam pertama
Terdapat kelainan neurologis
Prognosis
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah:

1. Riwayat kejang demam dalam keluarga

2. Usia kurang dari 12 bulan

3. Tingginya suhu badan sebelum kejang

4. Cepatnya kejang setelah demam

- Ada seluruh faktor resiko, kejang demam berulang 80%.

-Tidak ada faktor resiko, kejang demam berulang 10-15%


ISK
Infeksi saluran kemih ialah istilah untuk
menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam
saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan
bakteri yang mencapai ≥ 100.000 unit koloni per ml
midstream urine pagi hari digunakan sebagai
batasan diagnosis ISK. Pada anak paling sering
penyebap infeksi adalah bakteri E.Coli 80%.
Etiologi dan Faktor Resiko
E.coli penyebap ISK tersering 80%, bakteri gram
negatif lainya klebsiella, proteus, enterobacter,
pseudomonas.
Bakteri gram positif grup B streptococcus,
enterococcus, staphilococcus saprophyticus
Faktor resiko berkaitan dengan higenitas, anak laki
laki belum sirkumsisi, anak perempuan kebersihan
daerah sekitar kelamin
Neonatus
Poor feeding

Irritable

Temperatur tidak stabil

Penurunan berat badan

Seringkali tak ada gejala di kelamin


2 bulan-2 tahun
Gejala demam yang tidak diketahui sebapnya
≥38c, diperlukan pemeriksaan urin untuk
evaluasi infeksi.

Poor feeding

Irritable

Nyeri perut muntah dan diare


Anak prasekolah dan
sekolah
Disuria

Polakisuria

Urgency

Gejala ISK atas (pielonefritis akut) sakit


pinggang, demam, nyeri ketok cva

Hematuria makroskopik
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis : proteinuria, leukosituria, hematuria,
bakteri.

Curiga ISK atas : Ureum dan Creatinine

Pencintraan USG, foto polos.

Biakan urin
sumber PPM IDAI 2009
Thank you

Anda mungkin juga menyukai