Tujuan Mempelajari :
1. Mengetahui hubungan antara respons
Imunologi dan Tumor
2. Menggunakan pengetahuan tentang
respons Imun terhadap tumor dalam :
- Diagnosa
- Profilaksis
- Pengobatan
Hal-hal yang menunjukan peranan
sistem Imun pada kanker →
pengamatan →
1. Beberapa tumor tertentu dapat sembuh spontan
2. Pada Otopsi ditemukan insiden keganasan 40x lebih tinggi
dibanding kejadian dalam klinik
3. Pada : penderita Defisiensi imun
keganasan 200 x
3. Antigen :
Banyak tumor mengekspresikan
dirinya melalui permukaanya →
produknya dilepas ke daerah
Produk ini dapat dibuat pada hewan
→ Antisera Spesifik
4. Antigen Tumor Spontan
Tumor ini sebabnya belum diketahui
Antigen permukaan pada tumor
spontan, hanya dapat ditemukan
dengan bantuan Allogenic
Peranan Humoral pada
Imunitas Tumor
Tubuh akan membentuk antibodi
terhadap antigen tumor
Antobodi menghancurkan kuman secara :
- langsung
- Bantuan komplemen
- Sel NK (natural Killer) dan Makrofag
- Mencegah adhesi sel tumor
Anti bodi lebih berperanan terhadap sel
yang bebas sperti :
- Leukimia
- Metasfase Tumor
Dibanding tumor yang padat
Peranan seluler pada imunitas Tumor :
Imunitas seluler lebihbanyak berperan
Limfokin dapat membunuh sel tumor
Mis : MIF (migration Inhibition Factor)
MAP (Macrophage Factor)
LT ( Limfotoksin) aktifitas
Bahan Kemotaktik
Mengapa Kanker Luput dari
pengawasan Sistem Imun ?
5. Faktor genetik
Imonodiagnosa
Tujuan :
1. Menemukan antigen spesifik thdp sel
tumor
2. Mengukur respon imun pejamu terhadap
sel tumor
Semua ini belum dapat dipraktekan
hanya bisa untuk memonitor progres
dan regresi dari tumor
Pencegahan
Penelitian terhadap binatang sudah
banyak dilakukan tapi pada manusia
masih belum didapat hasil yg memuaskan
Reaksi Hipersensitivitas
• Respon imun → berfungsi protektif
• Bisa berefek buruk → penyakit Hipersensitivitas
• Hipersensitivitas terjadi akibat respon imun
berlebihan
• Faktor yg menguntungkan
- Proteksi thd infeksi
- Pengendalian pertumbuhan pre kanker
• Faktor yg merugikan
- Alergi
- Penyakit auto imun
- Penolakan graft
Gell dan Coombs membagi 4 tipe berdasarkan
kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi
I Reaksi hipersensitifitas Ig E
cepat
II Antibodi thd sel IgG & Ig M
III Komplek antigen antibodi IgG & Ig M
IV Reaksi hipersensitifitas Sel T yg
lambat disensitasi
I. Reaksi Hipersensitivitas Tipe I
• Reaksi tipe cepat atau reaksi alergi (reaksi
Anafilaksis). (ana → jauh dari, filaksis →
perlindungan )
• Antibodi yang berperan adalah Ig E.
• Sekresi mediator tipe cepat ini → golongan vasq
Aktif . Misal : Histamin, serotonim, Bradikinin
• Pada reaksi ini kerusakan jaringan dapat timbul
segera setelah paparan antigen 5 – 15 menit
Anti gen Penginduksi
1. Benda yg terhisap melalui pernafasan
Mis : Serbuk sari
Jamur
Debu dll
2. Benda yg masuk melalui usus
Mis : Kacang-kacangan,
Ikan, udang
Susu
3. Kulit yg telah berkontak lama dgn anti gen (zat kimia)
yg melekat pada protein jaringan
II. Reaksi Hipersensitivitas tipe II
Disebut reaksi sitotoksik
Terjadi karena terbentuknya antibodi
terhadap jaringan tubuh sendiri
Berarti antigennya adalah jaringan tubuh
Antibodi dapat berperan langsung pada
antigen → menimbulkan kerusakan sel dan
jaringan tubuh
Anti gen yang terbentuk jenis IgG, IgM
Mekanismenya :
1. Lisis sel akibat pengaktifan komplemen
2. Fagositosis oleh opsonin
3. Perusakan sel oleh mekanisme non
fagositik
Contoh :
1. Reaksi transfusi yg tidak cocok
2. Reaksi thd obat-obatan yg
menyebabkan anemia hemolitik
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
• Disebut reaksi komplek imun
• Beda dengan Tipe II antigen datang dari
luar
• Ikatan antigen dengan antibodi akan
membentuk komplek imun yang masuk
kesirkulasi dan dapat diendapkan dimana
saja dalam tubuh.
• Komplek ini akan mengaktifkan
komplemen → menimbulkan proses
inflamasi dan kerusakan jaringan.
• Misal : Infeksi malaria yang menetap
• Berlangsung setelah 6 – 8 jam masuknya
antigen
• Antibodinya IgM, IgG
Mekanisme
1. Reaksi peradangan akut dgn pengikatan
komplemen, mungkin terjadi lisis sel-sel
yg berdekatan
2. Pelepasan zat perantara (anafilatoksin,
histamin)
3. Pegumpalan trombosit dgn pelepasan
amin vasoaktif dan mungkin juga
terbentuk mikrotrombus
Contoh :
1. Reaksi arthus ( pada kulit)
2. Penyakit serum terjadi sesudah
penyuntikan sejumlah serum asing
3. Penyakit autoimun (Sistemik Lupus
Eritematosus / S L E )
Reaksi Hipersensitif Tipe IV
• Reaksi tipe lambat
• Berlangsung setelah24 – 48 jam
masuknya antigen
• Akibat respon imun seluler → sel T
(limfosit T)
• Kerusakan jaringan terjadi karena aktifitasi
sel radang oleh Limfokin yang dihasilkan
Limfosit T.
Komplemen → Tambahan
Protein yang terdapat dalam serum dalam
bentuk inaktif
Reaksi antigen dan antibodi → pemacu
untuk berlangsungnya rangkaian kerja
komplemen
Jembatan hasil reaksi → kehancuran
membran sel