Quenching Cracks
• Adalah kondisi benda kerja retak setelah
diquenching akibat terjadinya perbedaan
kecepatan pendinginan antara permukaan dan inti
dari benda kerja.
• Cara untuk menghindari :
Menggunakan media quenching yang sesuai
dengan referensi produsen baja.
Membuat desain khusus pada benda kerja untuk
menghindari kondisi kritis (mis : profile radius)
Perubahan bentuk & ukuran
• Adalah kondisi benda kerja mengalami deformasi
bentuk dan ukuran dari kondisi sebelumnya.
• Penyebab : terjadinya perubahan volume pada
waktu pembentukan struktur Martensit.
• Cara untuk menghindari :
Metode quenching yang benar.
Pembuatan urutan proses permesinan yang
benar ( mis : ukuran ISO tidak dibuat sebelum
proses pengerasan ).
Kekerasan tidak tercapai
• Penyebab :
Suhu pengerasan terlalu rendah atau tidak sesuai batasan
suhu hardening / austenitizing.
Kurang cukupnya waktu tahan ( holding time ) pada suhu
hardening / austenitizing.
Media pendingin / quenching yang tidak sesuai.
Kecepatan pendinginan yang terlalu rendah.
Adanya Oksidasi atau timbul nyala api.
Kesalahan material dari benda kerja.
• Cara untuk menghindari :
Menggunakan siklus pengerasan yang lebih tepat.
Melakukan proses Annealing sebelum proses Hardening.
Hal Penting dalam Teknik Pengerasan
Nitridisasi / Nitriding
Karbonitridisasi / Carbonitriding
Karburasi / Carburising
• Merupakan cara pengerasan yang sering dilakukan pada baja karbon
rendah, dengan metode pengerasan sbb :
Benda kerja dilapisi dengan bahan karbon, dimasukkan pada kotak
tahan panas kemudian dipanaskan pada suhu 850 – 950 ºC.
Media bahan karbon yang biasa digunakan :
Media Padat (Pack Carburizing) : Grafit atau Kokas.
Media Gas (Gas Carburizing) : Hidrokarbon, gas
alam (propana).
Media Cair (Liquid Carburizing) : Salt Bath Cianida
2. Induction Hardening: In Induction hardening, the steel part is placed inside a electrical coil which has
alternating current through it. This energizes the steel part and heats it up. Depending on the frequency and
amperage, the rate of heating as well as the depth of heating can be controlled. Hence, this is well suited for
surface heat treatment. The details of heat treatment are similar to flame hardening.
3. Laser Beam Hardening: Laser beam hardening is another variation of flame hardening. A phosphate coating
is applied over the steel to facilitate absorption of the laser energy. The selected areas of the part are exposed
to laser energy. This causes the selected areas to heat. By varying the power of the laser, the depth of heat
absorption can be controlled. The parts are then quenched and tempered. This process is very precise in
applying heat selectively to the areas that need to be heat-treated. Further, this process can be run at high
speeds, produces very little distortion.
4. Electron Beam Hardening: Electron Beam Hardening is similar to laser beam hardening. The heat source is
a beam of high-energy electrons. The beam is manipulated using electromagnetic coils. The process can be
highly automated, but needs to be performed under vacuum conditions since the electron beams dissipate
easily in air. As in laser beam hardening, the surface can be hardened very precisely both in depth and in
location.
Contoh Aplikasi Selective
Hardening
Untuk proses pengerasan permukaan
material baja (Surface Hardening)
Pengerasan Permukaan
• Pengerasan yang dilakukan karena tuntutan dari
benda kerja pada kondisi operasionalnya untuk
mempunyai sifat yang lunak pada bagian tengah
tetapi pada bagian permukaannya harus keras atau
tahan terhadap gaya gesek.
• Proses pengerasan ini tidak dapat dilakukan dengan
cara quenching secara keseluruhan supaya tidak
menghasilkan kekerasan yang merata ke seluruh
benda dari permukaan sampai ke dalam.
Pengerasan dengan Nyala Api
(Flame Hardening)
• Prinsip kerjanya adalah dengan pemanasan yang berasal dari
pembakaran oxy acetylene, propana acetylene atau gas alam dengan
menggunakan burner las kemudian disusul dengan pendinginan cepat di
air, olie atau udara.
• Beberapa kesulitan yang dialami pada pengerasan dengan nyala api
sehingga menimbulkan “over heating” ialah :
a) Mengontrol suhu pemanasan
b) Waktu pemanasan terlalu lama
c) Nyala api terlalu dekat dengan benda kerja
d) Apinya terlalu besar
e) Apinya terlalu banyak oksigen
f) Tekanan bahan bakar terlalu besar
g) Bentuk nyala api kurang baik
Hal penting dalam Flame Hardening