Anda di halaman 1dari 15

Flame

hardening

Rahmat tihan 218081


Reza febriadi 218083
Apa itu flame hardening?
 Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api
terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan
memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api
tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara (Low
Flmae Hardening) atau Elpiji + O2(High Flame
Hardening). Permukaan benda kerja dipanaskan
hingga suhu diatas suhu kritis atas, dengan
cara menjalankan api dan segera diquenching
dengan semprotan air. Cara ini sangat efektif
untuk baja dengan kandungan karbon cukup tinggi
(lebih dari 0,4 % C). Sebelum diperkeras sebaiknya
komponen dinormalising, sehingga didapat kulit
dengan struktur martensit (sedalam 4 mm) dan
inti ferrite-pearlite yang ulet.
Bahan Yang Digunakan
 Yang digunakan dalam flame hardening ialah baja yang
dapat dikeraskan yang paling sedikit mengandung 0,35 %
zat arang, baik bukan paduan ataupun paduan rendah
(Cr, Mn,V, Mo, Ni, Si) serta besi tuang perlitis dengan zat
arang yang sebagian terikat secara kimia. Permukaan
yang akan dikeraskan akan dipanaskan dengan cepat
dengan sebuah pembakar atau pembakar gas sampai
suhu pengerasan, sehingga akibat kelembaman
penghantaran panas, hanya lapisan atas saja yang terkena.
Langsung setelah ini dilakukan pengejutan dengan
semprotan air yang mengikuti pembakar sebelum panas
meresap kedalam lapisan yang terletak lebih dalam lagi.
Ukuran Temperatur dan Panas
 Dalam hal ini tempering juga diperlukan,
dapat dengan nyala api ataupun dalam dapur
tempering. Untuk mengetahui berapa
temperaturnya, biasanya disesuaikan dengan
table warna yang dikeluarkan oleh pabrik
baja sebagai manual book.
Warna-warna tabel tersebut berkisar antara
lain :
a. 200 - 300°C untuk warna temper.
b. 600 - 1300°C untuk warna pijar atau
pengerasan
Ukuran Temperatur dan Panas

(W Kenyon, 1984 dan PT. Dirgamenara Nusadwipa )


Ukuran Temperatur dan Panas
 Temperatur suatu komponen atau spesimen yang
dipanaskan harus diukur, penting kita ketahui
apakah suatu ukuran kira-kira atau pasti yang
dibutuhkan dan apakah temperatur yang terhitung
tinggi atau rendahnya yang harus diukur. Satu
metode diantara beberapa metode pengukuran
temperatur yang lebih umum dipergunakan di
pabrik dan pengelasan adalah metode perubahan
warna logam (kira-kira). Metode ini mendasarkan
pada fenomena baja apabila dipanaskan akan
mengalami perubahan warna yang nyata karena
temperaturnya berubah dan ini memungkinkan
ditentukannya suatu temperatur yang mendekati
Prinsip Flame Hardening

Semakin lama flame bekerja


maka tebal pengerasan akan
semakin besar. Lamanya
flame bekerja dapat diatur
menurut kebutuhan melalui
kecepatan laju atau jangka
waktu diantara pemanasan
dan pendinginan.Tingkat
kekerasan yang dihasilkan
akan meningkat dengan
bertambahnya kadar C
dalam baja dan kecepatan
pendinginan media quench.

(Gruber dan Schonmetz, 1977)


Metode Flame Hardening
Metode yang umum dilaksanakan pada flame hardening adalah:
1). Pengerasan stasioner : baik nyala maupun benda yang akan
dikeraskan keduanya berada dalam keadaan diam, pengerasan
bersifat setempat.
2). Pengerasan progresif : Nyala bergerak menuju ke benda yang
diam; metode ini berguna untuk mengeraskan bagian yang luas,
contohnya gigi dari roda gigi yang besar.
3). Pengerasan spinning : Nyala tetap diam sedangkan benda
berotasi Metode ini digunakan untuk pengerasan bagian
melingkar.
4). Pengerasan progresif-spinning : Nyala bergerak pada benda
yang berputar. Metode ini digunakan untuk mengeraskan
permukaan benda melingkar, contohnya rolling.
Proses ini menghasilkan permukaan yang keras dengan inti yang
ulet. Benda-benda yang lapisannya besar dapat dikeraskan tanpa
memanaskan seluruh benda, tebal lapisan yang dipanaskan
dikendalikan dengan baik.
Keuntungan
 Peralatan pengerasan dibawa kebenda kerja.
Hal ini menguntungkan terutama untuk
benda kerja dalam jumlah besar
(pengangkutan) ; tanur besar dan mahal.
 Pengikutsertaan kedalam jalur produksi.
Waktu pengerasan singkat
Kedalaman pengerasan yang besar (mudah
diatur)
 Kisutannya sedikit
 Pemakaian bahan bakar sedikit
kekurangan
 Tidak cocok untuk benda kerja ukuran
kecil (bahaya pengerasan serta
menyeluruh).
 Benda kerja harus bebas tegangan
sebelum pengerasan dengan pembakar.
 Untuk mendapatkan sifat mekanik yang
baik, diperlukan dua kali perlakuan panas.
Cara pengerjaan Flame Hardening
Manual Otomatis
APLIKASINYA
Roda gigi
Bushing

sprocket pulley
Proses Flame Hardening Metoda Stasioner
Proses Flame Hardening metode spinning
Kesimpulan
1) Flame hardening adalah proses pemanasan permukaan
yang menggunakan nyala api oxyacetylene untuk
pemanasan permukaan logam
2) Dasar penyalaan nyala api sama dengan pengerasan
induksi yaitu pemanasan yang cepat disusul dengan
pencelupan permukaan tebal lapisan yang mengeras
tergantung pada kemampuan pengerasan bahan
3) Laju panas yang semakin tinggi akan menghasilkan
pengerasan yang dangkal begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai