Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Proses Heat Straightening Terhadap Nilai

Kekerasan Material ABS EH36

Ikram Akrabi*, Nurul Laili Arifin* and Lalu Giat Juangsa Putra*
 Batam Polytechnics
Mechanical Engineering Study
Program
Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461,
Indonesia E-mail:
ikramakrabi15@gmail.com

Abstrak

Heat straightening merupakan suatu metode repair terhadap distorsi material akibat panas pengelasan.
Heat Straightening dilakukan dengan cara memanaskan material di area yang mengalami distorsi dan
didinginkan perlahan di udara terbuka sampai didapatkan dimensi material yang diinginkan. Metode Heat
Straightening dilakukan pada temperature 370℃-550℃ menggunakan metode oxy-acetylene untuk proses
pemanasannya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai kekerasan area heat
straightening dan area base metal pada material ABS EH36. Metode pengujian nilai kekerasan yang
digunakan adalah Hardness Vickers test dengan load applied (10kgf) pada Carbon Steel ABS EH 36.

Kata kunci: Heat straightening, nilai kekerasan, distorsi

Abstract

Heat straightening is a method of repairing material distortion caused by welding heat. Heat straightening is
done by heating the material in an area that is distorted and cooled slowly in the air until the desired
material dimensions are achieved. The Heat Straightening method is carried out at a range temperature
370℃-550℃ using the oxy-acetylene method for the heating process. This research is aimed to compare
the hardness value between the heat straightening area and base metal area on ABS EH36 material. The
hardness testing method used is the Hardness Vickers test with load applied (10kgf) on Carbon Steel ABS
EH 36.
Keywords : Heat straightening, hardness value, distortion.
1 Pendahuluan
Material ABS EH36 adalah material
carbon steel dengan mechanical properties
toughness, strength dan corrosive-
resistance yang tinggi. Pada aplikasinya,
material ABS EH36 digunakan sebagai
salah satu material untuk projek pembuatan
BUOY. Proses pembuatan BUOY ini
melibatkan banyak proses pengelasan
sehingga distorsi pada material sangat
mungkin terjadi. Oleh karena itu, diperlukan
suatu metode untuk memperbaiki distorsi
tersebut. Heat Straightening adalah metode
memperbaiki distorsi yang diizinkan Gambar 1. Flow Chart
berdasarkan project spec dari klien [1].
2 Metodologi Pengujian
Heat Straightening adalah metode
repair terhadap distorsi material akibat 2. 1 Bahan
panas pengelasan. Tujuan Heat
Straightening untuk mengembalikan Plat Carbon steel ABS EH36
dimensi material yang berubah akibat panas dengan dimensi 300mm x 250mm x
pengelasan. Prinsip dari Heat Straightening 16mm digunakan sebagai logam dasar
didasarkan pada teori fisika dimana material (base metal). Kompisisi kimia ABS
logam akan memuai jika dipanaskan dan EH36 ditampilkan pada Tabel 1.
akan menyusut jika didinginkan. Jika
Tabel 1. Komposisi kimia Carbon
material menerima panas (ex : pengelasan), Steel ABS EH36 [3].
timbul tegangan pada material yang akan
mengakibatkan deformasi. Jika panas
diberikan pada lokasi yang tepat, material
dapat dibentuk sesuai dengan dimensi yang
diinginkan [2]. Pada pengujian ini, material
dipanaskan menggunakan gas oxy-acetylene
sebagai medianya.

Berdasarkan latar belakang yang


telah dipaparkan di paragraf sebelumnya,
maka pengujian kali ini akan membahas
mengenai pengaruh prose Heat
Straightening terhadap nilai kekerasan
pada material Carbon steel ABS EH36
dengan tebal 16 mm.
Tahapan pengujian terdiri dari persiapan
bahan, heat straightening, uji hardness
vickers (HV10), Analisa data, dan
kesimpulan.

2. 2 Heat Straightening
Heat Straightening adalah metode
repair terhadap distorsi material akibat
panas pengelasan. Heat Straightening
dilakukan pada temperature antara
370℃-550℃ [9].
Alat yang digunakan untuk Heat 4. Selang gas
Straightening sebagai berikut [4] :
1. Flame Torch

Gambar 2. Flame Torch


Gambar 5. Selang gas oksigen
Flame torch adalah alat yang berfungsi dan asetilin
untuk mencampur gas acetylene dengan gas
Selang gas berfungsi sebagai alat
oksigen serta mengatur pengeluaran gas
campuran tersebut. untuk mengalirkan gas yang keluar dari
tabung ke torch. Untuk membedakan
2. Tabung gas oksigen dan asetilin tabung gas oksigen dan asetilin bisa
dilihat pada kode warnanya, biru untuk
gas oksigen sedangkan merah untuk gas
asetilin.
5. Termokopel

Gambar 3. Tabung gas oksigen dan asetilin


Tabung gas berfungsi sebagai tempat
untuk menampung gas dalam kondisi
bertekanan. Untuk membedakan tabung gas
oksigen dan asetilin bisa dilihat pada kode
warnanya, biru untuk gas oksigen
sedangkan merah untuk gas asetilin. Gambar 6. Termokopel
3. Regulator Termokopel berfungsi untuk
mengukur suhu material yang
dipanaskan.
Selama proses pemanasan, operator
yang melakukan tidak hanya
memperhatikan perubahan pada material,
tetapi juga melakukan pengecekan
berkala terhadap suhu material
menggunakan termokopel.
Instruksi dan Prosedur heat
straightening diatur dalam project spec
Gambar 4. Regulator
sebagai berikut :
Regulator berfungsi sebagai alat yang
1. Ketika setelah pengelasan
mengatur tekanan isi dalam tabung gas.
ditemukan bahwa lebar,
kedalaman, kemiringan dan
dimensi lainnya, berada di luar
toleransi yang ditentukan, heat
straightening dapat dilakukan
untuk memperbaiki
penyimpangan.
2. Operator harus memastikan agar 2. 3 Pengujian Kekerasan
material tidak mencapai Metode pengujian kekerasan yang
temperature yang melebihi spec digunakan yaitu hardness Vickers, dengan
selama heat straightening. tujuan menentukan nilai kekerasan suatu
3. Material yang akan dipanaskan material menggunakan indentor intan
harus terbebas dari pelumas, oli dan dengan geometri berbentuk piramid. Tes
zat lainnya. Foreman harus load applied yang digunakan 10kgf
menandai area yang akan dengan tes temperature spesimen 25℃.
dipanaskan dengan marker, serta Dimensi tes spesimen untuk pengujian
menulis suhu maksimum, tahapan hardness adalah 50mm x 30mm x 16mm.
pemanasan dan kondisi dimensi
yang ingin diubah.
4. Pemanasan harus dilakukan dengan
burner standar. Cutting torch tidak
diperbolehkan untuk heat
straightening.
5. Material yang dipanaskan dengan
temperature antara 370℃-550℃
[9].
6. Temperature harus dikontrol
menggunakan pyrometer digital
yang terkalibrasi.
7. Pendinginan dengan media air tidak
diperbolehkan, hanya pendinginan Gambar 7. Mesin Hardness Vickers
udara yang diperbolehkan.
8. Uji kekerasan tambahan perlu
dilakukan pada material setelah
heat straightening untuk
memastikan nilai kekerasan
material tidak melebihi 325 HV10
[1].
Proses Heat Straightening ini dilakukan
sampai dimensi material kembali seperti
semula. Jika dimensi material belum Gambar 8. Tes specimen
tercapai, proses Heat Straightening ini
dapat diulangi kembali setelah material Prosedur pengujian hardness vickers
mencapai suhu ambience. Seperti yang sebagai berikut :
terlihat pada gambar 6 dibawah ini. [10] 1. Indentor yang berbentuk seperti
piramid atau Prisma dipasang pada
bagian knock vickers hardness test.
Lalu, material yang akan diuji
diletakkan pada pencekam.

2. Atur ketinggian meja uji atau plat


pada vickers hardness test. Setiap
pengaturan yang dilakukan pada meja
uji atau plate bisa dilihat di layar
display. Setelah itu, atur tekanan yang
akan diberikan oleh indentor dengan
load applied 10 kgf dan dwell time
15s [7].
Gambar 6. Ilustrasi pemuaian
3. Jalankan mesin hardness test dengan [8] American Standard Testing and
menekan tombol Start. Secara perlahan Material 2017 E92 : Standard Test
indentor akan turun memberikan Methods For Vickers Hardness and
tekanan pada permukaan material yang Knoop Hardness of Metallic
diuji. Ketika gaya tekan mencapai batas Materials. United States.
maksimal maka mesin Hardness test [9] Avent, Richard. (2008). Guide for
akan berhenti secara otomatis. heat-straightening of damaged steel
  bridge members. United States.
4. Setelah mesin berhenti, mikroskop [10] BOC. Fundamentals of Flame
diarahkan pada permukaan material Straightening. United Kingdom.
yang diberikan penekanan. hasil
penekanan dapat dilihat di layar
monitor.

5. Nilai kekerasan yang didapat dari hasil


pengujian ini akan dihitung secara
otomatis menggunakan software yang
sudah terintegrasi dengan mesin vickers
hardness test. [5]

Area pengujian hardness test ditentukan


dengan mengacu kepada standar ASTM E384
(American Society of Testing and Materials).
Menurut ASTM jarak minimal antara titik
pusat pengujian terhadap tepi specimen
adalah 2,5 x diameter jejak. Begitu pula jarak
antar titik pusat indentasi [6].

Gambar 9. Tes Hardness Vickers


Area

References

[1] Project Spec No. Dokumen PFB-WI


024. (2019). Heat Straightening
Procedure.
[2] Setiawan, Parta. (2019). Pengertian
Dan Macam Pemuaian.
[3] Mill Cert No.25. (2018). Inspection
Certificate. Japan.
[4] Elkan, Michael. (2017). Fungsi
Alat/Bahan Las Oksi Asetilin.
[5] Testindo. (2018). Vickers Hardness
Tester.
[6] Elkan, Michael. (2017). Pengujian
Kekerasan Material Dengan Metode
Vickers.
[7] Test Report No. B 5895-1001. (2019).
Mechanical Test Report. Batam.

Anda mungkin juga menyukai