Anda di halaman 1dari 61

PERIO EDU

PRESENTER : PEMBIMBING :
DRG. FARIZAN ZATA H NOER ULFAH., DRG., M.
DRG. VINCENT LASKONO KES., SP. PERIO (K)
DRG. OKKINARDO ARIEF DR. SHAFIRA KURNIA.,
DRG. NAHDHIYA KLANA DRG., SP. PERIO (K)
OUTLINE
• TREATMENT OF GINGIVAL ENLARGEMENT
1. CHRONIC INFLAMMATORY ENLARGEMENT
2. DRUG ASSOCIATED GINGIVAL ENLARGEMENT
3. LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT
4. GINGIVAL ENLARGEMENT DURING PREGNANCY
5. GINGIVAL ENLARGEMENT DURING PUBERTY
6. RECURRENCE OF GINGIVAL ENLARGEMENT
OUTLINE
• TREATMENT OF FURCATION INVOLVEMENT
1. PERAWATAN EARLY DEFECT (CLASS I)
2. PERAWATAN CLASS II
3. PERAWATAN ADVANCED DEFECT (CLASS III & IV)
4. TERAPI NON BEDAH
5. TERAPI BEDAH
TREATMENT OF
GINGIVAL
ENLARGEMENT
CHRONIC INFLAMMATORY ENLARGEMENT

Tanda Klinis Indikasi Terapi Bedah


Tekstur lembut, perubahan
 Dominasi komponen fibrotik 
warna (kemerahan) 
Gingiva sulit mengerut setelah
Edema dan infiltrasi sel
SRP
 Ukuran terlalu besar  akses
Terapi Pertama sulit untuk membersihkan deposit
Scaling dan root planing secara menyeluruh
 Pilihan terapi bedah: 1. Gingivectomy
2. Bedah flap
 Dasar pemilihan: Sifat jaringan dan ukuran pembesaran
DRUG ASSOCIATED GINGIVAL
ENLARGEMENT

3 obat penyebab utama: Dasar pemikiran perawatan:


Jenis Obat dan tampilan klinis
Antikonvulsi (ex: Phenytoin) pembengkakan
Calcium chanel blocker (ex:nifedipine) 1. Konsultasi sejawat umum
Imunosupresan (ex: siklosporin)  Hentikan dan atau
substitusi obat
Pembengkakan terdiri dari 2. Jika substitusi obat
kombinasi 2 komponen: dilakukan  evaluasi 6 -12
bulan Bedah atau
1. Infamasi  diinduksi oleh bakteri plak nonbedah
2. fibrotik  di sebabkan oleh obat 3. Awali perawatan dengan
SRP
Terapi Substitusi Obat
Pemilihan Terapi Bedah
Pasien mengkonsumsi obat
pemicu pembengkakan
gingiva
 Area pembengkakan gingiva sempit  Area pembengkakan gingiva luas
(≤ 6 gigi) (> 6 gigi)
Tidak timbul Timbul  Tidak ada kehilangan perlekatan  Adanya defek tulang
pembengkakan pembengkakan  Tidak ada kehilangan tulang  Jumlah gingiva berkeratin tidak
gingiva gingiva horizontal adekuat
 Jumlah gingiva berkeratin adekuat
Peningkatan OH Peningkatan OH
Kontrol berkala Kumur Chlohexidin gluconate Indikasi
Gingivectomy Bedah Flap
Scaling dan planning akar perawatan
Kemungkinan substitusi obat bedah
Kontrol berkala Maintenance:
OH baik
Obat kumur chlorhexidine gluconate
Pembengkakan Kontrol berkala
gingiva berkurang Reevaluasi

Pertimbangkan perawatan bedah ulang


Menjaga OH baik Pembengkakan secara periodik
Kontrol berkala gingiva tetap
Gingivectomy
Pembengkakan gingiva yang berbentuk seperti tumor
 Gingivectomy.
1.Anastesi lokal pada pasien

2.Membuat bleeding point pada 3 titik distal, mid dan mesial dengan
PMF

3.Eksternal bevel insision 45ᵒ ke arah coronal 1mm dari bleeding point
dengan scalpel

4.Eksisi jaringan dengan kuret

5.Gingivoplasty dengan Kirkland dan orband

6.Aplikasikan periodontal pack dan lepas setelah 1 minggu

7.Instruksi untuk kontrol plak.


Pembengkakan gingiva yang berbentuk seperti tumor
 Gingivectomy.
1.Anastesi lokal pada pasien

2.Membuat bleeding point pada 3 titik distal, mid dan mesial dengan
PMF

3.Eksternal bevel insision 45ᵒ ke arah coronal 1mm dari bleeding point
dengan scalpel

4.Eksisi jaringan dengan kuret

5.Gingivoplasty dengan Kirkland dan orband

6.Aplikasikan periodontal pack dan lepas setelah 1 minggu

7.Instruksi untuk kontrol plak.


Bedah Flap
 Prosedur bedah:
1. Anatesi lokal
2. Insisi awal berbentuk scalloped dengan reverse bevel incision, dengan
mempertahankan keratinized gingiva dan contour interdental papila
3. Elevasikan flap full thickness
4. Eliminasi dengan kuret bagian jaringan yang telah dieksisi
5. Sisa-sisa jaringan rusak di bersihkan, bersihkan bagian akar dengan
scaling dan root planing serta lakukan rekonturing tulang bila diperlukan
6. Reposisikan flap, bila perlu lakukan penyesuaian agar tepi flap tepat
pada batas antara tulang dan gigi. Kemudian jahit dengan tehnik
interrupted /continuous mattress
LEUKEMIC GINGIVAL
ENLARGEMENT
• Manifestasi oral dan periodontal dari leukemia meliputi inflitrasi sel
leukemic, perdarahan, ulcerasi dan infeksi

• Manifestasi sering terjadi pada leukemia akut dan subakut

• Tampak pembesaran gingiva diffuse dari interdental dan bisa sampai


marginal gingiva.

• Warna merah kebiruan dengan permukaan yang mengkilat,


konsistensinya padat dan dapat terjadi pendarahan spontan
TREATMENT

• Rujuk pasien dan bekerja sama dengan dokter yang berkompeten


untuk mengevaluasi dan merawat penderita leukemia
• Sebelum dilakukan kemoterapi, rencana perawatan untuk kasus
periodontal harus didiskusikan dengan dokter yang merawat
• Cek bleeding time, coagulation time, PT and platelet count
• Antibiotik sebagai profilaksis
• Ekstraksi semua gigi dengan prognosa hopeless, minimal 10 hari sebelum
kemoterapi

• Periodontal debridement dan instruksi menjaga OH


LEUKEMIC GINGIVAL
ENLARGEMENT
TREATMENT

• Selama masa akut dari leukemia, pasien hanya dapat menerima perawatan
emergensi. Segala bentuk sumber infeksi harus dihilangkan untuk
menghindari penyebaran infeksi. Terapi antibiotik sering digunakan sebagai
treatment of choice, dan di kombinasikan dengan nonsurgical atau surgical
debridement jika diperlukan

• Untuk pasien dengan leukemia kronis, perawatan scaling root planing dapat
dilakukan tanpa adanya komplikasi, tetapi untuk perawatan bedah
periodontal sebisa mungkin di tunda. Harus dilakukan cek bleeding time dan
platelet count pada hari tersebut LEUKEMIC GINGIVAL
ENLARGEMENT
GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PREGNANCY

• Erythema, edema, hyperplasia, and increased bleeding


• Berupa single mass atau multiple pada daerah interproksimal
• Bewarna merah magenta, lunak dan terlihat mudah berdarah
• Peningkatan estrogen dan progesteron
• Prevotella Intermedia
• P. Gingivalis pada minggu ke 21 - 27
TREATMENT

• Perlu kontrol secara berkala dan rutin sebagai preventive care


• Penjelasan dari dokter mengenai resiko yang akan dihadapi
oleh pasien
• Bekerja sama dengan dokter kandungan untuk memonitor
kesehatan pasien
• Bekerja sama antara dokter gigi dengan keluarga pasien
untuk menjaga oral hygiene pasien saat di rumah

GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PREGNANCY
TREATMENT

• Scaling, polishing dan root planing dapat dilakukan kapanpun saat


dibutuhkan selama kehamilan
• Obat kumur non – alkohol
• Pada trimester pertama dan pertengahan terakhir pada trimester
ketiga sebaiknya hindari perawatan gigi
• Trimester kedua paling aman ketika ingin melakukan perawatan,
untuk kasus dengan pembedahan bisa ditunda setelah kelahiran

GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PREGNANCY
LOCAL
ANESTHETICS

GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PREGNANCY
ANTIBIOTIK

GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PREGNANCY
GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PUBERTY

• Pubertas terjadi pada usia 11 – 14 tahun


• Berbentuk bulbous pada daerah interproximal, biasanya
hanya pada bagian fasial, terdapat banyak akumulasi plak
dan debris
• Fungsi estrogen sebagai maturasi gingiva ephitelium,
differensiasi ligamen periodontal, dan pembentukan tulang
• Jaringan periodontal merespon faktor lokal dengan
berlebihan, ada keterlibatan plak
• Prevotella intermedia
TREATMENT
– Kerjasama dengan orang tua
– Preventive care
– Pada kasus dengan gingivitis dapat dilakukan scaling dan
root planing dan edukasi untuk meningkatkan oral hygine
– Kasus yang berat, perawatan ditambah dengan obat
kumur dan terapi antibiotik bila perlu
– Ketika sudah teridentifikasi adanya kelainan periodontal,
pasien diinstruksikan untuk lebih sering kontrol
GINGIVAL ENLARGEMENT
DURING PUBERTY
RECURRENCE OF
GINGIVAL ENLARGEMENT

• Kekambuhan setelah perawatan  umum terjadi

• Kekambuhan dapat terjadi dengan cepat setelah perawatan,


biasanya pada kasus enlargement akibat radang kronis 
eliminasi iritan lokal yang kurang bersih.

• Kekambuhan juga dapat terjadi setelah proses


penyembuhan  kontrol plak yang tidak adekuat.
TREATMENT
• Kekambuhan pada tahap penyembuhan dapat ditandai
dengan adanya kemerahan pada gingiva, berdungkul, dan
mudah berdarah dengan sentuhan ringan.

• Gingival enlargement akibat faktor keturunan atau idiopatik


dapat mengalami kekambuhan kembali setelah terapi
meskipun faktor lokal telah dibersihkan  diminimalkan
dengan kontrol secara berkala dan rutin
RECURRENCE OF
GINGIVAL ENLARGEMENT
TREATMENT
OF FURCATION
INVOLVEMENT
Furcation involvement
– Kerusakan jaringan periodontal pada daerah furkasi
– Inflamasi oleh karena penyakit periodontal yang
menyebabkan attachment loss pada daerah
bifurkasi dan trifurkasi gigi berakar ganda
– Daerah furkasi merupakan morfologi anatomi yang
kompleks sehingga menyulitkan pembersihan
Nabers Probe
Faktor yang menyebabkan
perkembangan defek pada furkasi:

– Morfologi gigi yang


bersangkutan
– Posisi gigi yang bersangkutan
– Anatomi lokal tulang alveolar
– Konfigurasi defek tulang lain
– Adanya penyakit dental lain
(contoh: karies, nekrosis pulpa)
Klasifikasi Furcation Involvement
(menurut Glickman)
Grade I
– Lesi awal
– Poket Suprabony
– Sedikit kerusakan tulang pada
daerah furkasi
– Pada foto Ro biasanya belum
nampak
Grade II
– Lesi furkasi cul-de-sac
– Vertical bone loss
– Foto Ro tampak
radiolusen pada furkasi
Grade III
– Tulang tidak melekat pada puncak furkasi
– Lesi tertutup jaringan lunak, secara klinis
belum tampak furkasi
– Foto Ro terlihat jelas radiolusen pada furkasi
Grade IV
– Tulang daerah furkasi dan interdental rusak
– Terdapat resesi gingiva pada daerah furkasi
sehingga terlihat secara klinis
– Furkasi tampak seperti tunnel
Faktor lokal yang
mempengaruhi perawatan
1. Panjang akar gigi
Gigi dengan akar yang lebih Panjang
mempunyai attachment support yang lebih
baik. Panjang root trunk yang lebih pendek
mempermudah akses saat perawatan
2. Bentuk akar
Bentuk akar yang melengkung menambah
tingkat kesulitan perawatan
Faktor lokal yang
mempengaruhi perawatan
3. Dimensi Interradikuler
Jarak antar akar gigi mempengaruhi
perawatan
4. Anatomi furkasi
Adanya bifurcational ridges dan kanalis
aksesorius menyebabkan perawatan yang
kompleks
Anatomi lesi tulang

• Pola bone loss


Perawatan bone loss vertical berbeda dengan
horizontal
Tujuan perawatan

1. Mempermudah dilakukannya perawatan


2. Mencegah kehilangan perlekatan pada masa
yang akan datang
3. Menghilangkan defek pada furkasi
Perawatan early defect (Class I)
– Early defect = Poket supraboni yang tidak masuk ke
dalam furkasi
– Terapi periodontal konservatif:
– Oral hygiene
– Scaling
– Root planning
– Eliminasi tepi restorasi yang overhanging dan facial groove pada
akar
Perawatan Class II
– Class II = Keterlibatan furkasi horizontal yang dangkal tanpa
kehilangan tulang vertikal yang parah
– Perawatan: Odontoplasty, osteoplasty, and ostectomy
Perawatan advanced defect
(Class III and IV)
– Advanced defect =
– Kerusakan tulang horizontal
lanjutan pada gigi akar
ganda (cul-de-sac)
– Kerusakan tulang vertikal
yang menimbulkan masalah
periodontal lainnya
Perawatan advanced defect
(Class III and IV)
– Bedah periodontal (bedah flap, terapi regenerasi, ressective osseus surgery)
– Perawatan non bedah tidak efektif
Terapi non-bedah
Prosedur oral hygiene
Scaling and root planing

– Eliminasi faktor yang menyebabkan terjadinya


retensi plak merupakan hal yang paling penting
dalam perawatan furcation involvement
Terapi bedah
Resective osseous surgery
– Perawatan ini bertujuan untuk mempermudah proses oral hygiene
(indikasi: defek tulang horizontal pada furkasi untuk mempermudah
proses oral hygiene)
Regeneration therapy
– Terapi regenerasi bertujuan
merestorasi dan mengembalikan
keadaan jaringan periodontal
(bedah flap dengan penambahan
bone graft dan membran untuk
menambah volume tulang)
– Indikasi :
– defek horizontal dangkal
– defek vertikal yang masih
memiliki perlekatan yang bagus
Extraction of the tooth (indikasi)
– Defek furkasi kelas IV dengan kehilangan
perlekatan yang parah
– Pasien yang tidak bisa melakukan kontrol plak
yang adekuat
– Pasien dengan level karies yang tinggi
– Pasien yang tidak bisa komitmen dalam
melakukan perawatan gigi
– Pasien dengan masalah ekonomi
Dental Implants

– Kasus Class III furcation


involvement yang
dilakukan perawatan
dental implant
Indikasi root resection

– Keterlibatan furkasi kelas II-IV


– Dilakukan pada gigi yang telah
dirawat endodontik
Indikasi root resection
– Gigi yang sangat penting dalam
keseluruhan rencana perawatan
seperti gigi yang akan digunakan
sebagai pegangan pada gigi palsu
– Gigi yang masih memiliki perlekatan
yang cukup dengan tulang untuk
melakukan fungsinya
Indikasi root resection

– Gigi yang tidak memiliki pilihan terapi dengan


biaya yang lebih efektif dan hasil yang lebih
predictable (contoh: gigi yang telah dirawat
endodontik dan mengalami fraktur akar)
– Pasien yang memiliki oral hygiene yang bagus
dan aktivitas karies yang rendah
Akar yang mana yang dibuang

– Eliminasi akar yang mengeliminasi furkasi


– Eliminasi akar dengan kehilangan tulang dan
perlekatan terbanyak
Akar yang mana yang dibuang
– Eliminasi akar yang memberikan kontribusi
terbesar dalam mengeliminasi masalah
periodontal pada gigi berdekatan
– Eliminasi akar dengan masalah anatomi terbanyak
(akar bengkok dengan saluran akar yang banyak)
– Eliminasi akar dengan komplikasi terkecil terhadap
perawatan periodontal lanjutan
Indikasi hemiseksi
– Dilakukan pada molar mandibula dengan keterlibatan furkasi kelas
II atau III pada akar bukal dan lingual
– Molar dengan tulang interproximal and interradicular yang cukup
untuk mempertahankan fungsi gigi
– Pasien mampu melakukan prosedur oral hygiene dengan baik
Root resection or hemisection procedure
Faktor yang mempengaruhi prognosis
– Diagnosis keterlibatan furkasi (Kelas I,II,III,IV)
– Prosedur oral hygiene (baik atau buruk)
– Hasil terapi non bedah
– Hasil terapi bedah dan restoratif
TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai