Anda di halaman 1dari 13

STANDAR PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIC DAN KODE ETIK


PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PERKEMBANGAN STANDAR
PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

1972 (Kongres 1994 (Kongres 1999


ke-3) ke-7) Pertengahan

2011 Maret/31 2001 januari/1

2
SUBTITLE GOES HERE

Add a Footer 3
10 STANDAR AUDITING
Menurut PSA. 01 (SA Seksi 150)

Standar auditing berbeda dengan prosedur


auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus
dilaksanakan sedangan standar berkenaan dengan kriteria
atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunakan
prosedur tersebut.

Add a Footer 4
STANDAR AUDITING
 Standar Umum

Bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor, mutu


pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan dan pelaporan

 Standar Pekerjaan Lapangan

Berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan, mulai dari


perencanaan audit dan supervise, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern,
pengumpulan bukti-bukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical
review, sampai selesainya audit field work

 Standar Pelaporan

Merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan


auditnya

5
Standar Umum
”Dalam semua hal yang berhubungan
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang
dengan perikatan, independensi dalam
atau lebih yang memiliki keahlian dan sikap mental harus dipertahankan oleh
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”
auditor”
 Standar ini mengharuskan auditor
 Menegaskan bahwa betapa pun bersikap independen, artinya tidak
tingginya kemampuan seseorang mudah dipengaruhi karena ia
dalam bidang-bidang lain, jika tidak melaksanakan pekerjaannya untuk
memiliki pendidikan serta kepentingan umum. Adapun

pengalaman memadai di bidang pengertian independen bagi akuntan


public dan internal public ada 3 jenis
auditing maka tidak dapat
independensi:
memenuhi persyaratan.
1. Independent in Appearance

2. Independent in Fact

3. Independent in Mind

6
Standar Pekerjaan Lapangan
“Dalam pelaksanaan audit dan “Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-
penyusunan laporannya, auditor wajib baiknya dan jika digunakan asisten harus
menggunakan kemahiran disupervisi dengan semestinya”
profesionalnya dengan cermat dan
 Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam
saksama”
membuat perencanaan dan melakukan
 Penggunaan kemahiran professional supervise
dengan cermat dan saksama
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern
menuntut auditor untuk
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
melaksanakan skeptisme
menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
professional. Skeptisme professional
yang akan dilakukan”
adalah sikap yang mencakup pikiran
yang selalu mempertanyakan dan  Standar ini menjelaskan mengenai unsur-unsur
melakukan evaluasi secara kritis pengendalian intern dan bagaimana cara
bukti audit. auditor mempertimbangkan pengendalian
intern tersebut dalam merencanakan dan
melaksanakan suatu audit 7
“Bukti audit kompeten yang cukup harus Standar Pelaporan “Laporan auditor harus menunjukkan, jika
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, “Laporan audit harus menyatakan apakah ada ketidakkonsistenan penerapan standar
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi laporan keuangan telah disusun sesuai akuntansi dalam penyusunan laporan
sebagai dasar memadai untuk menyatakan dengan standar akuntansi yang berlaku keuangan periode berjalan dibandingkan
pendapat atas laporan keuangan yang umum di Indonesia” dengan penerapan standar akuntansi
diaudit” tersebut dalam periode sebelumnya”
 Istilah “standar akuntansi yang berlaku
 Standar ini menjelaskan mengenai cara- umum” adalah padanan dari frasa  Tujuan standar konsistensi adalah untuk
cara yang harus dilakukan oleh auditor “Generally accepted accounting principle” memberikan jaminan bahwa jika daya
dalam mengumpulkan bahan bukti yang dan adalah suatu istilah teknis akuntansi banding laporan keuangan diantara dua
cukup dan kompeten untuk mendukung yang mencakup konvensi, aturan, dan periode dipengaruhi secara material oleh
pendapat yang harus diberikan auditor prosedur yang diperlukan untuk perubahan standar akuntansi, auditor
terhadap kewajaran laporan keuangan membatasi praktik akuntansi yang berlaku akan mengungkapkan perubahan tersebut
yang diauditnya. umum di suatu wilayah tertentu pada saat dalam laporannya.

tertentu.

Add a Footer 8
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
. “Pengungkapan informatif dalam laporan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dinyatakan lain dalam laporan auditor” dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
 Penyajian laporan keuangan sesuai dengan petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
standar akuntansi mencakup dimuatnya ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor”
pengungkapan informatif yang memadai atas  Tujuan standar pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir
hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta dikaitkan dengan laporan keuangan.
catatan atas laporan keuangan
 Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan
namanya dicantumkan dalam suatu laporan keuangan, dokumen, atau
komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut. Apabila seorang akuntan
menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu suatu laporan
keuangan yang disusunnya atau dibantu penyusunannya, ia juga dianggap
berkaitan dengan laporan keuangan tersebut.

Add a Footer 9
PRINSIP ETIKA KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Tanggung Jawab Profesi

Setiap Akuntan harus mempertanggung jawabkan semua tindakan dalam bertugas dan
laporan yang di buatnya

Kepentingan Publik

Setiap anggota memiliki kewajiban untuk bertindak dalam peklayanan publik

Integritas

Mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
bisnis

Objektivitas

Mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas


10
10
Kompetensi serta Sikap kecermatan dan kehati hatian

Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang cermat


dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional

Kerahasiaan

Prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah berakhirnya hubungan antara


praktisi dengan klien atau pemberi kerja

Perilaku Profesional

Mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan
yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Standar Teknis

Standar itu adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia,
International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-
undangan yang relevan

11
11
Independesi,
Integritas,
Objektivitas

Standar
Tanggung
Umum
jawab dan
Prinsip
Praktik lain
Aturan Akuntansi

Etika

Tanggung
Tanggung
Jawab
Jawab
kepada
kepada Klien
Rekan

Add a Footer 12
THANK YOU

13

Anda mungkin juga menyukai