Anda di halaman 1dari 33

Low Back Pain

(Nyeri Punggung Bawah)


Laporan kasus sebagai salah
satu syarat intuk
menyelesaikan program
Internship Dokter Indonesia

Pembimbing : dr. Bambang


Haryatno Sp.S

Disusun oleh : dr. Suryanita S


Identitas Pasien
• Nama Pasien : ny. M
• Umur : 51 tahun
• Jenis kelamin : wanita
• Agama : Islam
• Status perkawinan : Menikah
• Alamat : Dampit, Kabupaten
Malang
• No RM : 060200
• Tanggal berkunjung : 19 maret 19
Keluhan Utama
• Nyeri punggung bawah

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien rujukan dari PKM Dampit datang dengan keluhan
nyeri punggung bawah. Nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri
terutama saat duduk lama dan bangun dari tidur. Kadang
kadang nyeri menjalar ke betis. Pasien juga mengeluh
kedua kaki sering kesemutan. Pasien tidak pernah jatuh
sebelumnya. Saat ini pasien juga mengeluh nyeri kepala.
Nyeri seperti diikat. Mual – muntah -. Bab dan bak dbn.
Riwayat Penyakit Dahulu
• HT -, DM -
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa seperti pasien.
• Pasien merupakan seorang petani yang kegiatan setiap hari adalah
mencangkul

Riwayat pengobatan
• Di PKM Dampit :
• Ivfd RL 20 tpm
• Ranitidine 2x1
• Antrain 3x1
• Paracetamol 3x1
• Amitriptyline 3x12,5
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Baik
• GCS : 456
• Kesadaran : Compos Mentis
• Vital sign : Tekanan Darah : 130/110 mmHg
Nadi : 88x/ mnt
Suhu : 36,5 C
RR : 18 x/menit
• Kepala/ leher :
Inspeksi: anemia (-), ikterus (-), sianosis (-), dyspsneu (-), mata
cowong (–), napas cuping hidung (-)
Palpasi: JVP meningkat -, pembesaran KGB -, deviasi trakea -,
alopesia –
Auskultasi: bruit arteri temporalis –
• Thorak :

Paru :
• Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi -,
• Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris, krepitasi -, stem fremitus +
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler/vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Jantung :
• Inspeksi: ictus cordis (-)
• Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill/fremissment (-)
• Perkusi: Normal
• Auskultasi : S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop –

Abdomen:
• Inspeksi: flat
• Palpasi : nyerti tekan (-) , hepar dan lien tak teraba
• Perkusi : timpani,
• Auskultasi : BU + N.
Extermitas:
• Hangat, kering, merah, edema -, CRT < 2 detik
Status lokalis
• Motorik :
5/5
5/5
• Sensorik : dbn
• Reflek patologia : dbn
• Reflek fisiologis : dbn
• Tes lasseque : +
• Tes Patrick : +
• Tes kontra Patrick : +
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
• Leukosit : 5600
• Eritrosit : 4.280.000
• Hemoglobin : 10,6
• MCV : 72.40
• MCH : 23.60
• MCHC : 32.60
• Trombosit : 289.000
• Ureum : 22
• Kreatinin : 0.44
• SGOT : 32
• SGPT : 28
Foto rontgen lumbosacral AP/Lat

Bacaan radiologis :
• Spondylolisthesis L4-L5 dan
• L5-S1 grade 1
• Spondylosis lumbal
• Unstable lumbosakral
Diagnosis
Klinis : low back pin
Topis : vertebrae dan radiks nervus spinalis L4-S1
Etiologis : spondylosis dan spondylolisthesis
Terapi
• Infus RL 20 tpm
• Inj antrain 3x1
• Inj ranitidine 2x1
• Meloksikam 1x15
• Methylprednisolone 1x4
• Gabapentin 1x100
• Lapibal 1x1
PENGERTIAN
Low Back Pain adalah
perasaan tidak enak di
daerah tulang punggung
bagian bawah.

• Dapat merupakan nyeri


lokal maupun nyeri
radikular atau keduanya.
Faktor Resiko
• Usia
• Jenis kelamin
• Pekerjaan
• Indeks massa tubuh
• Aktifitas

12
Etiologi
1. Organ yang mendasari

1. Spondilogenik
2. Viscerogenik
3. Vasculogenik
4. Neurogenik
5. Psikogenik
6. osteogenik
7. Diskogenik
8. Miogenik

13
Etiologi
1. Mekanisme patologik

1. Trauma
2. infeksi
3. Neoplasma
4. Perubahan jaringan
5. Kongenital
6. Pengaruh gaya berat
7. Miogenik

14
Diagnosis Klinis
Anamnesis
Kapan?
Awal mula?
Lokasi?
Sifat Nyeri?
Kualitas nyeri?
Provokasi?
Faktor memperberat/memperingan?
Trauma?

15
16
Pemeriksaan fisik umum
• Inspeksi
• Palpasi
• Pemeriksaan neurologik:
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan refleks

17
Pemeriksaan yang sering dilakukan
pada pasien LBP

• Tes Laseque (Straight Leg Raising=SLR)


• Crossed lasegue
• Tes Kernig
• Patrick sign (FABERE sign)

18
19
20
21
22
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• X-ray
• Mielograf
• Computer Tomography Scan (CT-scan) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
- nonopioid : NSAID, aspirin, paracetamol
- relaksan otot: eperison, tizanidin, diazepam
2. Nonmedikamentosa: Edukasi.

24
a. Terapi Konservatif
1. Tirah baring

2. Pembatasan aktivitas pasien


Sebaiknya hingga 3 bulan. Juga pembatasan mengangkat
berat hingga 10 kg untuk nyeri punggung sedang hingga
berat.
b. Terapi fisik
1. Diatermi/kompres panas/dingin
 mengatasi nyeri dengan mengatasi
inflamasi dan spasme otot.
 akut dan edema: kompres dingin
 kronik: dapat digunakan kompres
panas maupun dingin
 macam pemanasan: radiasi infra
merah atau gelombang elektromagnet
(diatermi)

2. Korset lumbal
 untuk mencegah timbulnya eksaserbasi
akut atau nyeri pada NPB kronis
 mengurangi beban pada diskus serta
dapat mengurangi spasme.
3. Latihan
 segera setelah
nyeri menghilang.
 stres minimal:
jalan kaki, naik
sepeda atau
berenang.
 memelihara
fleksibilitas
fisiologik,
kekuatan otot,
mobilitas sendi
dan jaringan
lunak.
 pemanjangan
otot, ligamen dan
tendon sehingga
aliran darah
semakin
meningkat.
Indikasi Bedah LBP

• HNP dan Skiatika


• Stenosis spinalis
• Spondilolistesis

28
YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH
PENDERITA NYERI PUNGGUNG
1. WAKTU BERDIRI
BAWAH
 Jangan memakai sepatu dengan hak
tinggi
 Jangan berdiri waktu yang lama, selingi
dengan jongkok
 Berdiri dengan satu kaki diletakkan
lebih tinggi untuk mengurangi
hiperlordosis lumbal Bila mengambil sesuatu di tanah,
jangan membungkuk, tapi tekuklah
lutut
Bila mengangkat benda berat,
renggangkan kedua kaki lalu tekuklah
lutut dan punggung tetap tegak dan
angkatlah barang tersebut sedekat
mungkin dengan tubuh
2. WAKTU BERJALAN
Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan
jangan tergesa-gesa

3. WAKTU DUDUK
Pilihlah tempat duduk dengan kriteria :
Busa jangan terlalu lunak
Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak
mungkin kontak dengan kursi

4. WAKTU TIDUR
Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar ( jangan pakai alas dari per )

5. OLAH RAGA
 Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan
meningkatkan stress pada punggung
– Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.
PENCEGAHAN

• Menjaga agar berat badan


Anda sehat.
• Berolahraga secara teratur.
• Mengangkat barang dengan
kekuatan kaki, bukan
punggung.
• Pastikan posisi kerja Anda
tidak berkontribusi terhadap
rasa sakit Anda.

Anda mungkin juga menyukai