No.1355/Pdt.G/2014/PA.Mlg.
1. POSISI KASUS
Berdasarkan
putusan
pengadilan
Agama
Malang
No.1355/Pdt.G/2014/PA.Mlg.
Penggugat dan Tergugat sudah melakukan pernikahan pada tanggal 17 Juli 2004, setelah itu
penggugat dan tergugat hidup bersama di rumah orang tua penggugat di kota Malang. Kemudian
pindah selama 4 tahun di kabupaten Malang dan setelah itu pindah ke Kota Malang selama 3
tahun 10 bulan di kediaman bersama. Penggugat dan tergugat sudah dikaruniai anak yang
berumur 1 tahun 8 bulan.
Pada mulanya kehidupan rumah tangga penggugat dan tergugat harmonis, namun pada
tahun 2005 mulai goyah karena sering terjadi pertangkaran antara keduanya, berdasarkan
keterangan penggugat, si tergugat orangnya sangat temperamental dan suka banting-banting
perabot rumah tangganya, dan yang paling parah yaitu meminta atau berkata untuk pisah atau
cerai. Selain itu tergugat juga tidak jarang membahayakan dirinya karena mau bunuh diri. Akibat
dari itu tergugat merasa tertekan. Puncaknya adalah tergugat mengusir penggugat dan saat ini
sudah tidak satu rumah lagi selama 2 bulan. Sejak saat itu keduanya sudah jarang lagi untuk
berkomunikasi satu sama lain, namun penggugat tidak memungkiri bahwa tergugat masih
memberikan nafkah lahir kepadanya.
Berdasarkan keterangan tergugat sendiri mengakui bahwa si penggugat adalah istrinya
yang sah dan juga sudah memiliki satu orang anak. Pernikahan yang sudah berjalan 10 tahun
baru memiliki anak di usia pernikahan 8 tahun. Selama 8 tahun tersebut memang ada
pertengkaran-pertengkaran kecil, tetapi masalah tersebut selalu bisa diselesaikan. Selama
menjalankan kehidupannya, tergugat membuka warung makan. Namun baru berjalan 6 bulan
warung tersebut ditutup karena dikarenakan adanya pria yang tidak dikenal dan tidak pernah
dikenalkan kepada Tergugat yang sering mengajak ngobrol Penggugat diwarung tersebut, dan
ternyata setelah warung ditutup dan pada saat usia anak Tergugat dan Penggugat berusia 1 tahun
pria yang sering ngobrol dengan Penggugat datang kembali menemui Penggugat.
Selain itu tergugat merasa risi dan terusik dengan aktivitas Penggugat. manakala suatu
saat Tergugat pulang kerja lebih awal memergoki adanya 4 orang pria yang tidak dikenal oleh
Tergugat berada di rumahnya dan siap akan pergi bersama dengan Penggugat, namun secara
baik-baik Tergugat memberitahu bahwa Tergugat adalah suami Penggugat dan meminta supaya
pria tersebut meninggalkan rumahnya. Selain itu juga karena Penggugat bisa menyetir kendaraan
sendiri, penggugat sering keluar dengan orang lain yang notabene tidak dikenal oleh tergugat,
padahal tergugat berfikir bahwa anaknya masih belum genap 2 tahun sering di bawa-bawa.
Menyadari hal itu penggugat berusaha untuk menasehat si penggugat, dan pada saatnya si
tergugat memberikan nasehat bahwa boleh keluar seharian dengan teman-teman penggugat tapi
jangan dibawa anaknya. Hal itu lah yang dianggap si penggugat sebagai pengusiran.
2. ANALISIS KASUS
Menurut penulis putusan Pengadilan Agama Malang No.1355/Pdt.G/2014/PA.Mlg
mengenai perceraian antara pihak penggugat dan pihak tergugat merupakan keputusan yang
tepat. Hal ini di karenakan beberapa pertimbangan yaitu salah satunya adalah pihak penggugat
merasa tidak nyaman ketika pihak tergugat sangat temperamental dalam rumah tangganya,
sampai membanting perabotan rumah tangga dan berkata untuk pisah atau cerai dan yang lebih
parahnya lagi si tergugat sempat berpikiran untuk menghilangkan nyawanya sendiri atau bunuh
diri.
Bulan Mei 2014 tergugat sampai mengusir penggugat keluar rumahnya dan akhirnya
penggugat tinggal di rumah orang tua kandungnya. Penggugat tinggal di rumah orang tua
kandungnya atau bisa dikatakan sudah pisah ranjang dengan tergugat sekitar 2 bulan. Namun
demikian tergugat mengakui bahwa si penggugat masih memberikan nafkah lahir sebagai suami
namun tidak memberikan nafkah bathin. Berdasarkan alasan itulah si penggugat menyimpulkan
bahwa rumah tangganya sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Penggugat sendiri mengajukan
gugatan cerai dan mengajukan agar ketua Pengadilan Agama Malang menjatuhkan nputusan
sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat
(PENGGUGAT);
Tergugat selaku ayah kandung dari anak diperkenankan untuk juga merawat secara
bersama-sama dengan bergantian
Pada intinya pasal- pasal yang disebut di atas menjelaskan tujuan perlawinan adalah
membentuk keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Namun hal itu sulit untuk
diwujudkan dalam rumah tangga yang telah di bangun oleh penggugat dan tergugat, berdasarkan
hal fakta tersebut dan dalil hukum islam dalam kitab Ghayatul Maram yang berbunyi :
Jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka Hakim boleh menjatuhkan
talak suami tersebut
dan juga fiqhiyah yang berbunyi :
Menghindari kerusakan harus didahulukan daripada menarik kemaslahatan
Berdasarkan dalil-dalil yang ada di atas, sudah sepantasnya majelis hakim mengabulkan
gugatan dari penggugat, karena melihat susahnya untuk kembali membina rumah tangga yang
sudah ada, karena salah satu pihak yang sudah bersih keras tidak mau untuk kembali membina
rumah tangga tersebut.
Selain itu, fakta-fakta tersebut memang sudah memenuhi unsur-unsur yang ada dalam
pasal 39 ayat 2 yang berbunyi:
Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak
akan dapat rukun sebagai suami isteri.
Oleh :
Nama : Ahmad Alaudin
Kelas : C
NIM
: 146010202111005
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015