Anda di halaman 1dari 57

OTITIS MEDIA KRONIK

AURIS SINISTRA
Oleh:
Saraswati Annisa
Anindya Riezkaa Baliera
Ridho Surya Putra

Pembimbing:
dr. Fiona Widyasari, Sp. T.H.T.K.L

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN
2019
Outline
BAB I
1 PENDAHULUAN

BAB II
2 STATUS PASIEN

BAB III
3 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV
4 ANALISIS KASUS
Pendahuluan
Pendahuluan

 Otitis media ialah peradangan yang terjadi pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Otitis Media Supuratif Otitis Media Non-Supuratif


Pendahuluan

 Otitis Media Kronis (OMK) merupakan peradangan kronis dari telinga tengah yang
ditandai dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret encer, kental,
bening ataupun nanah dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul

OMA dengan
perforasi membran OMK
timpani
Status Pasien
Status Pasien

Nama : Ny. MK
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Lingkar Timur RT 23 RW 00 Bengkulu
Suku Bangsa : Bengkulu
Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 13 Februari 2019, pukul 10.00 WIB

Keluhan
Keluhan Utama You
Tambahan
You
Keluar cairan Penurunan
pada telinga kiri pendengaran
pada telinga kiri
Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak ±13 tahun yang lalu pasien mengeluhkan adanya cairan


yang keluar dari telinga kiri. Cairan keluar hilang timbul,
berwarna putih kekuningan, encer, berbau, namun tidak
berdarah dan tidak ada pus. Nyeri telinga kiri (+) hilang timbul,
telinga dirasakan berdenging dan penurunan pendengaran
telinga kiri (+), nyeri menelan disangkal. Riwayat sering
mengorek telinga menggunakan cotton bud (+), riwayat batuk
pilek lama (-), demam (+) namun suhu tidak diukur, sakit gigi
(-), sakit kepala (-), rasa berputar (-), mulut mengot (-). Pasien
tidak berobat.
Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 tahun yang lalu pasien mengeluh nyeri yang hebat pada
telinga kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul. Keluar cairan dari
telinga kiri (+) hilang timbul, warna putih kekuningan, encer,
berbau, darah (-), pus (-). Telinga berdenging (+), penurunan
pendengaran (+) di telinga kiri, nyeri menelan (-). Riwayat
sering mengorek telinga menggunakan cotton bud (+),
demam (+), batuk (+), pilek (+), sakit gigi (-), sakit kepala (-),
rasa berputar (-). Pasien pergi berobat ke dokter spesialis
THT-KL di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu lalu pasien diberi
obat minum yaitu antibiotik dan anti nyeri serta obat tetes
telinga namun pasien tidak ingat nama obat tersebut. Selama
pemakaian obat tersebut pasien merasa keluhannya
berkurang namun sering kambuh kembali.
Riwayat Penyakit Sekarang

± 1 bulan yang lalu penderita masih mengeluhkan keluar


cairan dari telinga kiri yang berbau. Cairan keluar terus
menerus, warna putih kekuningan, encer, bau (+), darah (-),
pus (-). Nyeri telinga kiri (+) hilang timbul, telinga dirasakan
berdenging dan penurunan pendengaran telinga kiri (+), nyeri
menelan disangkal. Demam (+) namun suhu tidak diukur,
batuk (-), pilek (-), sakit gigi (-), sakit kepala (-), rasa berputar
(-), mulut mengot (-). Pasien kemudian berobat ke dokter
spesialis THT-KL di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu, dikatakan
infeksi telinga sehingga gendang telinga menjadi bolong.
Pasien lalu dirujuk ke Poliklinik THT-KL RSMH Palembang.
Riwayat penyakit dalam keluarga:
Riwayat penyakit yang pernah diderita:
 Riwayat sakit dengan keluhan yang
 Riwayat adanya keluar cairan pada telinga
sama dalam keluarga disangkal
kiri saat usia 18 tahun
 Riwayat kejang sebelumnya disangkal
Riwayat kebiasaan:
 Riwayat penurunan kesadaran disangkal
 Riwayat merokok disangkal
 Riwayat alergi debu (+)
 Riwayat mengonsumsi alkohol
disangkal
Riwayat pengobatan:
 Kebiasaan mengorek telinga
 Obat minum antibiotik dan anti nyeri serta
dengan menggunakan cotton bud
obat tetes telinga di RSUD dr. M. Yunus
(+)
Bengkulu
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN UMUM

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum Tampak sakit ringan
Kesadaran Compos mentis
Tekanan Darah 110/70 mmHg
Nadi 84 bpm
RR 20 kali per menit
Suhu 36,5oC
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN SPESIFIK

THORAKS
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-),
gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN SPESIFIK

THORAKS
Paru-paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris kanan dan kiri
Palpasi : stem fremitus kanan=kiri normal, krepitasi
(-)
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN SPESIFIK

ABDOMEN
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN SPESIFIK

EKSTREMITAS
akral hangat, pucat (-), edema pretibial (-), deformitas (-)
Status Lokalis (Telinga)
Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retro Aurikula
Abses - -
Sikatrik - -
Pembengkakan - -
Fistula - -
Jaringan granulasi - -
Regio Zigomatikus
Kista Brankial Klep - -
Fistula - -
Lobus Aksesorius - -
Status Lokalis (Telinga)

Telinga Luar Kanan Kiri


Aurikula
Mikrotia - -
Efusi perikondrium - -
Keloid - -
Nyeri tekan aurikula - -
Nyeri tekan tragus - -
Status Lokalis (Telinga)
Telinga Luar Kanan Kiri
Meatus Akustikus Eksternus
Lapang/ sempit Lapang Lapang
Edema - -
Hiperemis Telinga Luar Kanan
- Kiri -
Pembengkakkan
Aurikula - -
Erosi Mikrotia - - - -
Krusta - -
Efusi perikondrium - -
Sekret - + minimal (seromukosa)
Keloid - -
Perdarahan - -
Bekuan darahNyeri tekan aurikula - - - -
Cerumen plugNyeri tekan tragus - - - -
Epithelial plug - -
Jaringan Granulasi - -
Debris - -
Sagging - -
Exostosis - -
Status Lokalis (Telinga)
Telinga Luar Kanan Kiri
Membran Timpani
Warna Putih Suram
Bentuk Oval Oval
Pembuluh darah - -
Refleks cahaya +, arah jam 5 -
Retraksi - -
Bulging - -
Bulla - -
Ruptur - -
Perforasi - +, sentral, subtotal
Pulsasi - +
Sekret - -
Tulang pendengaran Sulit dinilai Sulit dinilai
Kolesteatoma - -
Polip - -
Jaringan granulasi - +
Gambar Membran Timpani
Tes Khusus

Tes Penala Telinga Kanan Telinga Kiri

Tes Rinne + -

Tes Webber Lateralisasi ke telinga kiri (sisi sakit)

Tes Swabach Sama dengan Memanjang


pemeriksa

Tes Audiometri
AD  Normal
AS  Gangguan pendengaran tipe konduksi derajat sedang
Status Lokalis (Hidung)
I.Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri
-Tes aliran udara Normal Normal
-Tes penciuman Tidak dilakukan Tidak dilakukan

II.Hidung Luar Kanan Kiri


-Dorsum nasi Normal Normal
-Akar hidung Normal Normal
-Puncak Hidung Normal Normal
-Sisi hidung Normal Normal
-Ala nasi Normal Normal
-Deformitas - -
-Hematoma - -
-Pembengkakan - -
-Krepitasi - -
-Hiperemis - -
-Erosikulit - -
-Vulnus - -
-Ulkus - -
-Tumor - -
-Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak - -
tersumbat)
Status Lokalis (Hidung)
III.HidungDalam Kanan Kiri
1. Rinoskopi Anterior
a. Vestibulum nasi
-Sikatrik - -
-Stenosis - -
-Atresia - -
-Furunkel - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
b. Kolumela
-Utuh/tidakutuh Utuh Utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
c. Kavumnasi
-Luasnya (lapang/cukup/sempit) Lapang Lapang
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Krusta - -
-Bekuan darah - -
-Perdarahan - -
-Benda asing - -
-Rinolit - -
-Polip - -
-Tumor - -
Status Lokalis (Hidung)
III.Hidung Dalam Kanan Kiri
d. Konka Inferior
- Mukosa (erutopi/hipertropi/atropi) Eutrofi Eutrofi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
- Warna Merah muda Merah muda
(merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor - -
e. Konka media
- Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering) Sulit dinilai Sulit dinilai
(licin/tak licin)
- Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
- Tumor
f. Konka superior
- Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering) Sulit dinilai Sulit dinilai
(licin/tak licin)
- Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
- Tumor
Status Lokalis (Hidung)
III.Hidung Dalam Kanan Kiri
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Sulit dinilai Sulit dinilai
-Polip
-Tumor
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) Sulit dinilai Sulit dinilai
-Polip
-Tumor
i. Septum Nasi
-Mukosa Eutrofi Eutrofi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/taklicin) Licin Licin
-Warna Merah muda Merah muda
-Tumor - -
-Deviasi - -
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -
Status Lokalis (Hidung)
Gambar Dinding Lateral Hidung Dalam

Gambar Hidung Dalam Potongan Frontal


Status Lokalis (Hidung)
III.Hidung Dalam Kanan Kiri

2. Rinoskopi Posterior
-Postnasal drip - -
-Mukosa (licin/taklicin) Licin Licin
(merah muda/hiperemis) Merah muda Merah muda
-Adenoid - -
-Tumor - -
-Koana (sempit/lapang) Lapang Lapang
-Fossa Russenmullery (tumor/tidak) - -
-Torus tobarius (licin/taklicin) Licin Licin
-Muara tuba (tertutup/terbuka) Terbuka Terbuka
(sekret/tidak) - -

Gambar Hidung Bagian Posterior


Status Lokalis (Hidung)

IV.Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri

-Nyeri tekan/ketok
-infraorbitalis
-frontalis
-kantus medialis
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-Pembengkakan
-Transiluminasi
-regio infraorbitalis
-regio palatum durum
Status Lokalis (Tenggorok)
I.Rongga Mulut Kanan Kiri

-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) Normal Normal


(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus) Normal Normal
-Bukal (hiperemis/udem) Normal Normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) Utuh Utuh
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) Normal Normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) Normal Normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
Status Lokalis (Tenggorok)
II.Faring Kanan Kiri

-Palatum molle (hiperemis/udem/asimetris/ulkus) Normal Normal


-Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating) Ditengah Ditengah
-Pilar anterior (hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
-Pilar posterior (hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
-Dinding belakang faring (hiperemis/udem) Normal Normal
(granuler/ulkus)
(secret/membran)
-Tonsil Palatina (derajat pembesaran) T1 T1
(permukaan rata/tidak) Rata Rata
(konsistensi kenyal/tidak) Kenyal Kenyal
(lekat/tidak) - -
(kripta lebar/tidak) Tidak lebar Tidak lebar
(dentritus/membran) Detritus (-) Detritus (-)
(hiperemis/udem) - -
(ulkus/tumor) - -
Status Lokalis (Tenggorok)
Gambar Rongga Mulut dan Faring

Rumus Gigi-Geligi
Status Lokalis (Tenggorok)
III.Laring Kanan Kiri

1.Laringoskopi tidak langsung (indirect)


-Dasar lidah (tumor/kista) - -
-Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi) Eutrofi Eutrofi
-Valekula (benda asing/tumor) - -
-Fosa piriformis (benda asing/tumor) - -
-Epiglotis (hiperemis/udem/ulkus/membran) Normal Normal
-Aritenoid (hiperemis/udem/ulkus/membran) Normal Normal
-Pita suara (hiperemis/udem/menebal) Normal Normal
(nodus/polip/tumor)
(gerak simetris/asimetris)
-Pita suara palsu (hiperemis/udem) Normal Normal
-Rima glottis (lapang/sempit) Normal Normal
-Trakea Normal Normal`

2.Laringoskopi langsung (direct) Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Status Lokalis (Tenggorok)
Gambar Laring (Laringoskopi Tidak Langsung)
Diagnosis Kerja

Otitis Media Kronik Auris Sinistra


Tatalaksana
Pemeriksaan Anjuran Non Medikamentosa Medikamentosa

 CT Scan Mastoid dengan  Edukasi pasien untuk menjaga  Antibiotik: Cefixime tablet
kontras kebersihan telinga guna 2 x 200 mg
 Pemeriksaan laboratorium mencegah komplikasi penyakit  Irigasi dengan H2O2 3%
(darah lengkap, dll) menjadi lebih parah 2 x gtt V AS
 Swab telinga (pemeriksaan  Edukasi pasien untuk tidak  Tetes telinga: Ofloxacin ear
kultur dan resistensi) sering mengorek telinga drop 2 x gtt V AS
 Edukasi pasien untuk  Paracetamol tablet 3 x 500
melakukan proteksi terhadap mg
telinga dengan menghindari air
masuk ke dalam telinga seperti
menggunakan ear plug atau
cotton wad ketika mandi
 Edukasi pasien untuk minum
obat secara teratur sesuai
petunjuk dokter
Prognosis

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Otitis Media Kronis (OMK) merupakan peradangan
kronis dari telinga tengah yang ditandai dengan
perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari
telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul.
Epidemiologi
• Infeksi umumnya terjadi pada 2
tahun pertama kehidupan dan
puncaknya pada tahun pertama
masa sekolah, dan dapat mene
tap hingga usia dewasa.
• Prevalensi OMK dipengaruhi
oleh keadaan sosial, ekonomi,
suku, kepadatan tempat tinggal
hygiene dan nutrisi dari sebuah
negara.
• Tercatat, OMK menyerang 65-
330 juta penduduk di dunia, ter
utama di negara berkembang.
Diperkirakan terdapat sekitar
31 juta kasus baru OMK setiap
tahunnya, dengan 22,6% dari
kasus baru tersebut merupakan
balita.
Patogenesis

 Penyebab dari OMSK adalah multifaktorial. Biasanya OMSK terjadi


dimulai dengan otitis media berulang pada anak dan jarang dimulai
setelah dewasa.
 Beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis OMSK antara lain
a) Inflamasi kronis sekunder pada tuba eustachius
b) Faktor genetik yang mempengaruhi kapasitas dan resistensi
mukosa
c) Karakteristik anatomi pada telinga tengah
d) Virulensi bakteri patogen.
Patogenesis

Perubahan mukosa saat infeksi


Perforasi membran timpani aktif menjadi lebih tebal dan
dengan ukuran < 20% area hiperemi serta mengeluarkan
menuju annulus sekret mukoid atau mukopurulen

Ada atau tidaknya kerusakan Sklerosis mastoid pada OMSK


pada osikel  tergantung pada berkepanjangan dan OMSK
tingkat keparahan OMSK dengan onset sejak anak-anak
Klasifikasi
• Ditandai dengan adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang
• OMK aktif yaitu OMK dengan disertai keluarnya sekret secara aktif
dari kavum timpani dengan sekret bervariasi dari mukoid sampai
mukopurulen
• Pada OMK tidak aktif, dapat dijumpai perforasi total yang kering
Tipe Aman dengan mukosa telinga tengah yang pucat dengan gejala tuli
konduktif ringan, vertigo, tinitus, atau suatu rasa penuh dalam
telinga

• Lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan


terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya
keratin sampai menghasilkan kolesteatoma.
• Kolesteatoma adalah suatu massa amorf, konsistensi
Tipe seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel
bertatah yang telah nekrotis.
Bahaya
Letak Perforasi
Diagnosis

Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Fisik

Anamnesis
Komplikasi
• Perforasi persisten
Telinga • Erosi tulang pendengaran
Tengah • Paralisis nervus fasial

• Fistel labirin
Telinga • Labirinitis supuratif
Dalam • Tuli saraf (sensorineural)

• Abses ekstradural
Ekstradural • Trombosis sinus lateralis
• Petrositis

• Meningitis
Susunan • Abses otak
Saraf Pusat • Hidrosefalus otitis
TATALAKSANA

TIPE AMAN TIPE BAHAYA


Bila sekret yang keluar terus
menerus  diberikan obat
pencuci telinga (larutan H2O2
Tx Pengobatan yang tepat 
operasi
3% selama 3-5 hari)
Pengobatan konservatif
Obat tetes telinga yang dengan medikamentosa 
mengandung antibiotika &
terapi sementara sebelum
kortikosteroid
dilakukan pembedahan

Secara oral  antibiotika


dari golongan ampisilin atau
eritromisin
Analisis Kasus
Pembahasan
Anamnesis  keluhan-keluhan OMK (+)

Keluar cairan dari Gangguan


Nyeri telinga
telinga (berbau) pendengaran

Usia pasien 31
tahun, pernah
Detail-detail dari telinga tengah terkhusus mengalami keluhan
membran timpani  membran timpani telinga yang sama 13 tahun
yll
kiri tampak perforasi sentral subtotal dan
refleks cahaya tidak ada  otitis media kronik
tipe aman pada telinga kiri
Rhinitis Alergi
berdasarkan
anamnesa
Pada pasien ini kemungkinan OMK yang diderita berawal dari OMA yang gagal
beresolusi.

Hal ini karena pada anamnesis didapatkan riwayat adanya keluar cairan pada
telinga kiri, nyeri hebat pada telinga kiri yang hilang timbul, berdenging (+),
pendengarannya berkurang, demam, batuk, dan pilek, yang dialami 13 dan 2
tahun tahun yang lalu. Pada kondisi ini, kemungkinan pasien menderita OMA
stadium supurasi. Pada anamnesis didapatkan saat mengalami keluhan
pertama kali, pasien tidak berobat Dapat diduga riwayat penyakit dengan
keluhan yang sama saat dimana penderita tidak berobat menjadi faktor
terjadinya OMK pada telinga kiri pasien.

Saat pasien mengalami keluhan yang sama 2 tahun yang lalu, pasien berobat
ke dokter spesialis THT-KL dan mendapat obat minum antibiotik dan anti nyeri
serta obat tetes telinga. Karena keluhan berkurang, pasien tidak melanjutkan
pengobatan sehingga pengobatan yang tidak tuntas ini mungkin merupakan
faktor predisposisi berlanjutnya perjalanan penyakit OMA menjadi OMK.
• Telinga kiri (-)
Tes Rinne
Gangguan pendengaran
tipe konduktif
Tes
• Lateralisasi ke sisi sakit (kiri) +
Webber
Hasil Audiometri

• Memanjang pada telinga kiri


Tes
Swabach OMK  gangguan
pendengaran akibat
kerusakan pada membran
timpani
Penatalaksanaan

•Irigasi: H2O2 3% 2 x gtt V ADS


•Tetes telinga: Ofloxacin eardrop 2 x gtt V ADS

•Cefixime tablet 2 x 200 mg


•Paracetamol 3 x 500 mg

•Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan telinga guna mencegah komplikasi penyakit
menjadi lebih parah
•Edukasi pasien untuk tidak sering mengorek telinga
•Edukasi pasien untuk melakukan proteksi terhadap telinga dengan menghindari air masuk
ke dalam telinga seperti menggunakan ear plug atau cotton wad ketika mandi
•Edukasi pasien untuk minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter

Operatif: Pro Mastoidektomi


Thank you

Anda mungkin juga menyukai

  • Telaah Karya Tulis Ilmiah
    Telaah Karya Tulis Ilmiah
    Dokumen29 halaman
    Telaah Karya Tulis Ilmiah
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kegiatan
    Jadwal Kegiatan
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Kegiatan
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Blank 4
    Blank 4
    Dokumen17 halaman
    Blank 4
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Translate Esya
    Translate Esya
    Dokumen10 halaman
    Translate Esya
    esya putrri oktaregina
    Belum ada peringkat
  • Nyeri Fix
    Nyeri Fix
    Dokumen26 halaman
    Nyeri Fix
    esya putrri oktaregina
    Belum ada peringkat
  • Blank 4
    Blank 4
    Dokumen17 halaman
    Blank 4
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Analisis Masalah 2
    Analisis Masalah 2
    Dokumen2 halaman
    Analisis Masalah 2
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Pedigree
    Pedigree
    Dokumen6 halaman
    Pedigree
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dasar
    Laporan Dasar
    Dokumen10 halaman
    Laporan Dasar
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Li Blok 15 B
    Li Blok 15 B
    Dokumen8 halaman
    Li Blok 15 B
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Hormon
    Hormon
    Dokumen5 halaman
    Hormon
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Blok 7 Skenario C
    Laporan Blok 7 Skenario C
    Dokumen12 halaman
    Laporan Blok 7 Skenario C
    EsyaPuteriOktaregina
    Belum ada peringkat