Anda di halaman 1dari 76

PERAN GIZI MIKRO PADA

IMMUNITAS
INTRODUCTION
Nutrition interact with immune system
Micronutrients (Minerals and Vitamins)
Minerals Zn, Cu,Cr.Se,Mn, Fe,Co
Vitamins like E,beta carotene and vitamin
A,Vitamin C
 Stress condition
Kebutuhan gizi mikro untuk respon imun yang
optimal lebih besar dari jumlah yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan reproduksi (Harmon,1994;
Scaletti,1992)
Micronutrients
Minerals
Zinc
Copper
Chromium
Selenium

Vitamins (Antioxidants)
Vitamin E
Carotenoids (beta carotene ) and Vitamin A
IMMUNITY

Mengacu pada kekebalan, reaksi itubuh untuk


zat-zat asing seperti mikroba dan berbagai
makro molekul

Immune system

Kumpulan sel-sel dan molekul yang


melindungi tubuh terhadap infeksi,
keganasan dan sel yang rusak
IMMUNITY

INNATE (BAWAAN) ACQUIRED


•Untuk hambatan fisik dan kimia (BUATAN)
•Phagocytes Untuk antigen tertentu dan
(Neutrophils & Macrophages) ditingkatkan dengan
-Inflammatory process. paparan berulang
ACQUIRED IMMUNNE
RESPONSE

HUMORAL CELL MEDIATED

kekebalan yang dihasilkan dari imunitas yang dihasilkan dari respon yang tidak
melibatkan antibodi, tetapi melibatkan aktivasi
aktivitas unsur-unsur dalam darah makrofag, sel pembunuh alami (NK dan K) dan
dan jaringan limfoid, seperti sel T. Respon ini sangat penting untuk
antibodi, bukan sel. menghancurkan bakteri intraseluler,
menghilangkan infeksi virus dan menghancurkan
•Mediated by sel tumor. Juga disebut imunitas sel.

B lymphocytes. •Mediated by
T lymphocytes
(Galyean et al.,1999)
B lymphocytes

• Mature in bone marrow


•Antigen binding receptor in their membrane

B cells

Memory cells Plasma cells

(Chew,1996)
T lymphocytes

•Mature in thymus gland


•Function to;
Killing infected cells.
Stimulate microbial and cytotoxic activity of immune effecter cells
•T cell membrane receptor.
• Membrane protein Major Histo Compatibility (MHC) molecule.
•Three types of subpopulation
T helper cells (Th cells) (Pembantu)
T cyto toxic cells (Tc) (Pembunuh)
T suppressor cells (Ts) (Penekan immun mencegah auto imun)
•T helper cells
Secrete growth factor –cytokines.
Having membrane glycoprotein CD4
(Chew, 1996)
Cells of the immune system
• B cells

• T cells

• NK cells

• Monocytes/macrophages

• Neutrophils

• Eosinophils

• Basophils

(Chew,1996)
/menelan
Asam lambung
Kelenyar pada
dermis
TIPE IMUNITAS

 Imunitas alami
 Aktif=> didapat stlh sembuh dari peny (ex;
cacar air)
 Pasif => antibodi yang sdh jadi diperoleh
bayi mll plasenta atau kolostrum
 Imunitas buatan
 Aktif => pembentukan stlh vaksinasi
 Pasif => imunitas yang sdh jadi (ex;
antitoksin tetanus)
HIV & CD4+
Respiratory burst

Neutrophil
H20
Bacteria GSHpx
H202
Bacteria
SOD

NADPH OXIDASE
2O2 2O-2
2 e-
NADPH NADP+

Chew,1996
THE TIME COURSE OF IMMUNE SYSTEM
IMMUNONUTRISI

 Immunonutrisi merupakan kumpulan zat gizi


spesifik seperti protein (khususnya arginin
dan glutamin), nukleotida, asam lemak
omega-3, Vitamin (misal vitamin A, vitamin
C, dan vitamin E) dan mineral contoh Zink
yang diberikan sendiri ataupun bersama-
sama, memiliki pengaruh terhadap
parameter imunologik dan inflamasi yang
telah terbukti secara klinis dan laboratorik.
VITAMINS
Vitamins

•Act as natural antioxidant


•Includes Beta carotene and vitamin A, Vitamin E, Vitamin C
•Protect tissue against damage caused by free radicals.
•Free radicals are,
Dihasilkan dalam metabolisme seluler normal
Bereaksi dengan enzim, DNA dan kerusakan jaringan

VITAMIN A
 Secara umum,vitamin A merupakan nama generik yang menyatakansemua retinoid
dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai
retinol.
 Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu
retinol (bentuk alcohol), retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol
bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi
retinol. Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat
 Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit
yang berperan dalam proses kekebalan humoral. Kekurangan vitamin A
menurunkan respon antibodi yang bergantung sel-T (limfosit yang berperan pada
kekebalan selular).
 Pada anak-anak, vitamin A deficiency mengakibatkan peningkatan resiko mortalitas
dan morbiditas dari mea-SLES (campak) dan diare infeksi, kebutaan dan anemia,
dan kematian terkait kehamilan. Banyak efek ini bisa dihubungkan ke fungsi
imunologi vitamin A.
 Efek antioksidan dari karotenoid ini secara tidak langsung dapat meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh dengan jalan menurunkan konsentrasi partikel bebas
beserta produknya yang bersifat imunosupresif. (menekan system imun)
CAROTENOIDS

 Studi menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan


yang kaya sumber carotene (sayuran dan buah2an
berwarna ) akan meningkatkan T-cells, NK cells dan
Response antibodi
Beta carotene

Beta carotene:
• Meningkatkan aktivitas fagositik neutrofil pada enzim
myloperoxidase (katalisator pemakaian Nitrit oxide
(NO=mengoksidasi bakteri/virus & memperlebar
pembuluh darah sehingga terjadi relaksasi/vasodilatasi)
• Meningkatkan aktivitas fagositik makrofage –
peroksidase.
• Meningkatkan toksisitas dari limfosit
• Studi menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang kaya
sumber carotene (sayuran dan buah2an berwarna ) akan
meningkatkan T-cells, NK cells dan Response antibodi
VITAMIN A
 Beta-karoten secara langsung melindungi sel dari oksidasi dan
meningkatkan limphosit proliferasi, fungsi sel T, produksi sitokin
dan toksik sel mediated, contohnya sitotoksiksiti sel Natural Killer
(NK). Karotenoid dapat menghambat proksidan seperti aktivitas
antioksidan (Wahlqvist, 2002).
 Vitamin A merupakan faktor esensial untuk perkembangan sistem
limpoid dan perkembangan permukaan mukosa saluran
pencernaan, pernapasan dan genitourinary
 Vitamin A mempunyai peran mengatur berbagai aspek dari fungsi
imun, termasuk komponen imunitas non spesifik (seperti
phagositosis, pemeliharaan permukaan mucosal) dan imunitas
spesifik (seperti perubahan respon antibodi)
KEKURANGAN VITAMIN A (1)
 mempengaruhi imunitashumoral, dimana imunitas sel-
mediated rusak
 Produksi dan maturasi limphosit menurun
 Rasio sel T hubungan dengan antigen CD4+dan CD8+ rendah
dalam limphosit darah peripheral pada anak yang menderita
xerophthalmia dibandingkan dengan kontrol non
xerophthalmia. Setelah suplementasi vitamin A, proporsi
CD4+ sampai CD8+ sel T dan persentase CD4+ limphosit T
meningkat.
 Menyebabkan menurunnya jumlah leukosit, sirkulasi
komplemen dan antibody, rusaknya fungsi sel T dan
menurunnya resisten immunogenik tumor.
KEKURANGAN VITAMIN A (2)
 Ross & Hammerling (1994) dalam Olson(2004),
menyebutkan bahwa pada defisiensi vitamin A, mekanisme
protektif spesifik dan non spesifik rusak, yaitu respon
humoral terhadap bakteri, imunitas mucosal, aktivitas sel
NK dan phagositosis.
 Keratin yang abnormal pada saluran pernapasan, saluran
genitourinary dan permukaan mata.
 Kehilangan mikrofili dari usus kecil
 Rusaknya fungsi neutropil
 Rusaknya fungsi sel Natural Killer (NK) danpenurunan
jumlah sel NK.
 Rusaknya aspek hematopoisis
 Penurunan Jumlah dan Fungsi Limfosit B
VITAMIN A DAN IMMUN ITAS
MUCOSAL
Defisiensi vitamin A merusak fungsi mucosaLsebagai salah
satu aspek dari fungsi imun melalui beberapa mekanisme :
 melalui kehilangan silia pada saluran pernapasaN
 kehilangan mikrofili pada saluran genitourinary,
 Hilangnya mucin (lendir untuk melindungi dr bahan kimia,
menjebak Mikroorganisme dan partikel) dan goblets (sel
yang mengeluarkan lendir) pada saluran pernapasan
 Kehilangan sel
 Gastrointestinal dan genitourinary, metaplasia
(perubahan janringan) dengan keratinisasi abnormal pada
saluran pernapasan dan genitourinary,
VITAMIN A >< NETROPHIL

 Fungsi neutropil akan rusak bila terjadi defisiensi


vitamin A.
 Neutropil berperan sebagai imunitas non spesifik
karena pagositosis kemudian membunuh bakteri,
parasit, sel yang terinfeksi virus dan sel tumor.
 Asam retinoat sendiri berperan dalam maturasi
normal neutropil
VITAMIN A DAN LIMPHOSIT B & T
 Vitamin A menjaga keseimbangan T-helper tipe-1 dan T-helper tipe-
2.
 Defisiensi vitamin A merusak pertumbuhan, aktivasi dan fungsi
limphosit B.
 Limphosit B untuk penggunaan metabolit retinol, 14-hidroksi-4, 14-
retro-retinol, termasuk asamretinoat sebagai mediator pertumbuhan
(Buck et al,1991 dalam Semba, 2002).
 Antigen sel dependen-T digunakan untuk diferensiasi dari
sensitisasi limphosit B menjadi immunoglobulin-sekresi sel.
 semua trans asam retinoat meningkatkan sintesis IgM dan IgG.
 Tingginya limphosit T oleh asam retinoat meningkatkan sintesis IgM
oleh limphosit B, menunjukkan bahwa asam retinoat mempengaruhi
sel T melalui produksi sitokin
KESIMPULAN VITAMIN A

 Terjadinya defisiensi vitamin A menyebabkan


mekanisme protektif spesifik dan non spesifik
rusak, yaitu respon humoral terhadap bakteri,
imunitas mukosal, aktivitas sel NK dan phagositosis.
Selanjutnya defisiensi vitamin ini berakibat pada
meningkatnya resiko penyakit infeksi, seperti
campak, diare, ISPA dan malaria.
VITAMIN A

RAR = Retinoic acid receptor


RXR = Retinoic X Receptor
RBP = retinol Binding Protein
TTR= transthyretin adalah serum dan cairan
serebrospinal pembawa hormon tiroid tiroksin
(T4) dan mengikat retinol protein terikat retinol.
Lymph node
Role of antioxidant on immunity

Miller and
Slebodzinska, 1993
VITAMIN D

 vitamin D dapat mencegah penyakit-penyakit


autoimun dengan meningkatkan jumlah atau fungsi
sel Treg natural.
 Sel Treg adalah limfosit T yang berfungsi untuk
menekan sel-sel efektor sistem imun agar tidak
bekerja secara berlebihan dan merugikan.
Vit D dan Penyakit
Lupus Eritematosus
Sistemik (LES)

 Nilai normal Vit D


dalam darah adalah
≥30 ng/ml.
 insufisiensi adalah
20-29,9 ng/ml,
 dan defisiensi
adalah <20 ng/ml.
 Sel Treg juga
sebagai ekspresi
dari CD4
VITAMIN D

VDR=Vit D Receptor
RXR= Retinoid Receptor
VIT D- IMMUNE SYSTEM

TLR=Toll Like receptor=innate immuniti

Cathelicidin= peptide anti mikroba, CYP24A1=


sitokrom yg berkaiatan dengan Inflamasi
Dendritic cell adalah
sel yang mengenali
mikroorganisme dan
mengaktifkan
kekebalan bawaan
serta mengatur
imunitas adaptif
VITAMIN C

 Vitamin C memiliki peranan penting dalam


pembentukan kolagen sehingga diperlukan untuk
menjaga keutuhan pembuluh darah.
 Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang larut
dalam air, sehingga tersebar di seluruh bagian tubuh.
Vitamin C sangat poten untuk menyapu radikal bebas,
dan terkadang kerjanya bersamaan dengan vitamin E.
 Vitamin C meningkatkan level interferon dan aktivitas
sel imun pada, meningkatkan aktivitas limfosit dan
makrofag, serta memperbaiki migrasi dan mobilitas
leukosit dari Serangan infeksi virus, contohnya virus
influenza.
VITAMIN C

 Konsentrasi vitamin C dalam leukosit tinggi, dan


menurun seiring dengan perjalanan suatu
infeksi, karena diencerkan oleh sel-sel baru
yang kadar vitaminnya rendah.
 Neutrofil mengandung vitamin C dalam
jumlah besar sebagai pelindung terhadap
banyaknya oksidatif.
VITAMIN E
 Vitamin E dapat melindungi sel dari degenerasi yang terjadi
pada proses penuaan.
 mengkonsumsi vitamin E, proliferasi limfosit menjadi lebih baik dan
marker stres oksidatif menurun.
 Vitamin E adalah antioksidan yang melindungi sel dan jaringan
dari kerusakan secara bertahap akibat oksidasi yang berlebihan.
 Akibat penuaan pada respons imun adalah oksidatif secara
alamiah sehingga arus dimodulasi oleh vitamin E.
 Karena dapat bertindak sebagai antioksidan, vitamin E dapat
mencegah terbentuknya lipofuchsin yaitu pigmen karakteristik
proses penuaan (aging process) yang muncul sebagai bintik-bintik
coklat pada kulit.
 vitamin E dengan dosis 200 mg per hari lebih berperan penting
dalam sistem imunitas tubuh dibandingkan dengan dosis 60 mg
 per hari dan 800 mg per hari,
Vitamin E and Selenium
Vitamin E
• Vit E mengurangi berbahaya lemak radikal.

• Meningkatkan fagositik aktivitas neutrofil, makrofage


dan sel NK. (Miller, 1993)
• It is major antioxidant in the blood.

Selenium
Berperan secara biokimia melalui glutathione
peroksida

Meningkatkan fungsi neutrofil


Cont…

Vitamin E and Selenium

Vitamin E dan Se mempengaruhi fungsi sel-sel


kekebalan tubuh terutama dalam mammary gland
immunity

Sel susu yang dapat berfungsi sebagai immun


akan tertekan pada saat konsentrasi vit E
dan Se dalam plasma rendah (Grasso et al.,
1990)
Milk and plasma levels of vitamin E in healthy and
mastitis cows (inflamasi dari kelenya payudara)

Milk Plasma

0.6
5
0.5 4
0.4

mg/L
3
mg/L

0.3 2
0.2 1

0.1
0
Healthy Mastitis
0
Healthy
n=75
Mastitis n=75

Aroshi etal, 1986


Suplementasi Vit E (1500 IU) dan Se (0.3 ppm) meningkatkan kadar
plasma vitamin e dan mengurangi insiden mastitis (Smith, 1986)

Plasma concentration alpha tocoferol


Makanan dengan tambahanvitamin E (1500 IU\/d) dan memberikan injeksi
selenium (0.3 ppm) selama 21 hari mengurangi ukuran radang dari mastitis.
(Smith etal, 1984)

IMI duration

IMI at calving

Clinical
Mastitis

High SCC
cow s

0 20 40 60 80

% reduction
MINERALS
MINERALS

 Defisiesinsi zat besi akan meningkatkan kejadian


infeksi

 Zinc penting untuk immuno-kompetensi, terutama


kekebalan pada mukosa

 Suatu studi di Italia menemukan bahwa sejumlah kecil


Zinc cepat meningkatkan kadar T-sel darah pada
orang tua yang biasanya terlihat pada banyak orang
muda
Zinc

Zinc is component of numerous enzymes


Super oxide dismutase (SOD)
RNA Polymerase
DNA polymerase
Ribonulease
Thymidine kinase
FUNGSI ZINC

 Zinc merupakan mikronutrien yang


mempunyai banyak fungsi antara lain
berperan penting dalam proses
pertumbuhan dan diferensiasi sel,
sintesis DNA serta menjaga stabilitas
dinding sel.
Zinc
 Jaringan yang terus-menerus mengalami pergantian
sel dengan cepat, seperti saluran cerna dan sistem
imunitas akan terkena dampak yang bermakna bila
terjadi kekurangan Zinc
 Defisiensi Zinc masih banyak terjadi terutama di
negara berkembang. Hal ini berkaitan kurangnya
asupan, meningkatnya kebutuhan, dan banyaknya
kehilangan Zinc dari tubuh akibat penyakit terutama
infeksi.
 Kebutuhan Zinc tubuh akan meningkat saat terjadi
infeksi, untuk pembentukan fungsi imun dan
pembentukan sel baru
 Defisiensi Zinc dapat menimbulkan penekanan fungsi
imun sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
 Zinc berperan menjaga integritas mukosa usus melalui
fungsinya dalam regenerasi sel dan stabilitas membran
sel.
 Zinc mempunyai dampak langsung pada vili intestinalis,
aktifitas disakaridase brush border dan transport air dan
elektrolit intestinal.
 Pada kejadian diare, Zinc sangat berperan mengurangi
durasi Diare
 Zinc juga berperan pada fungsi sel T dan meningkatkan
imunitas sehingga mengurangi beratnya diare.
Zinc >< Imunitas spesifik
 Beberapa penelitian in vitro memperlihatkan bahwa Zinc
dibutuhkan dalam imunitas spesifik untuk proliferasi
limfosit sebagai respon terhadap IL-1 atau IL-2.
 Terdapat bukti bahwa penambahan Zinc in vitro
mengubah ekspresi
 Dilaporkan juga bahwa Zinc meningkatkan transkripsi dan
ekspresi molekul adhesi ICAM-1 pada permukaan sel
limfosit.
 Defisiensi Zinc menghalangi perkembangan limfosit B di
sumsum tulang. Limfosit B total dan prekusornya
berkurang hampir 75%, pre-B dan limfosit B immatur
berkurang sampai 50% dan 25%.
 Respon antibodi limfosit B dihambat oleh defisiensi Zinc
PERBEDAAN
Limfosit B (sel B) Limfosit T (sel T)
Mereka muncul dari sumsum tulang, Mereka muncul dari sumsum tulang
usus terkait jaringan limfoid timus (rongga bagian atas dada)

Sel B membentuk sistem kekebalan Sel T membentuk sistem kekebalan


humoral atau antibodi yang dimediasi yang diperantarai sel
Mereka mempertahankan terhadap Mereka mempertahankan terhadap
virus dan bakteri yang masuk ke darah patogen dan jamur yang masuk ke
dan getah bening dalam sel
Limfosit B yang dirangsang Limfosit T yang dirangsang
menghasilkan plasmablast (plasma menghasilkan empat jenis sel T: sel
induk yg berkembang mjd plasma sel) helper T, pembunuh, penekan dan
dan plasma sel pengingat
Sel plasma tidak lebih ke tempat Beberapa sel bermigrasi ke tempat
infeksi infeksi
Sel plasma tidak bereaksi terhadap Sel-sel pembunuh bereaksi terhadap
transplantasi dan sel-sel kanker transplantasi dan kanker sel.
Zinc >< Imunitas Non spesifik

 Defisiensi Zinc juga mempengaruhi sistem imunitas


non spesifik.
 Penelitian pada manusia dan binatang
menggambarkan penurunan aktifitas sel natural
killer (NK) pada keadaan defisiensi Zinc. Fungsi sel NK
menurun dan kemudian membaik dengan
pemberian Zinc.
 Monosit memproduksi sitokin IL-1ß, IL-6, interferon α
yang distimulasi dengan pemberian Zinc in vitro.
 Defisiensi Zinc mensupresi fungsi makrofag.
 Aktifitas makrofag diperbaiki dalam 30 menit
inkubasi dengan garam Zinc in vitro. Perbaikan
cepat dari fungsi makrofag setelah pemberian Zinc
mendukung bahwa efek terapi suplementasi Zinc
pada diare mungkin melibatkan beberapa aspek
fungsi makrofag.
 Defisiensi Zinc pada binatang memperlihatkan
peningkatan apoptosis spontan dan yang dipicu oleh
toksin pada banyak macam sel.
 Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa Zinc
adalah regulator apoptosis limfosit in vivo.
 Suplementasi Zinc menurunkan apoptosis yang dipicu
mycotoksin pada makrofag dan limfosit T pada tikus.
Zinc..

Cell mediated immunity;


Zinc Meningkatkan imunitas sel. T
Zinc adalah kofaktor untuk hormon timic thymulin

Thymulin deficiency

Proliferasi limfosit T
terganggu

Gangguan fungsi limfosit T

Humoral immunity:
Increases antibody production
(Bach,1983)
Copper..

Copper immune mechanism

Phagocytic activity
Neutrophils (berkaitan dgn infeksi bakteri)
Monocyte (dpt bermigrasi ke lokasi infeksi)

Humoral Response:
•Meningkatkan produksi antibody
•Produksi antibody menurun pada saat terjadi
defisiensi cu
(Gengelbech and spears, 1998)
COPPER

Copper is component of
•Superoxide dismutase (SOD)
•Ceruloplasmin.
Memodulasi respons peradangan oleh fagositosis
CHROMIUM

Component of Glucose Tolerance Factor (GTF).


* mempengaruhi aktifitas insulin (Cheng and Mowat,1999)
* Memfasilitasi interaksi antara insulin dan reseptor insulin
dalam jaringan target.
* Mengurangi kadar kortisol dalam stres.
In stress
Cont..

Increased cortisol
in blood Cortisol  meningkatkan
kadar gula darah
Antagonist the
insulin action

Prevents glucose uptake


by insulin receptor

Prevent entry of glucose


to vital tissue

Immune system
under stress.
(Orth,1992)
SELENIUM

 Selenium berperan penting dalam fungsi


imunitas. Selenium mempengaruhi baik sistem
imunitas bawaan (innate), nonadaptif, dan
buatan(aquired).
 kekurangan Se diketahui mempengaruhi virus
Patogen
SELENIUM (2)
 Penelitian pada Keshan disease⎯penyakit cardiomyophaty
⎯di Cina menunjukkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh
infeksi Coxsackievirus dan kekurangan Se.
 Karena peradangan adalah ciri dari Myocarditis yang
diinduksi coxsackie virus, para ahli meneliti ekspresi mRNA
untuk beberapa peradangan Chemokine (Beck, 2001), untuk
mengetahui bagaimana kekurangan Se berkaitan dengan
Keshan disease.
 Monocyte chemotactic protein-1 mRNA (MCP-1 mRNA)
diekspresiskan secara jelas pada hari kesepuluh pada tikus
yang kekurangan Se dibandingkan dengan yang cukup Se.
Peningkatan ekspresi MCP-1 mRNA ini bertanggung jawab
pada peradangan yang terjadi pada tikus yang kekurangan
Se
SELENIUM (3)

 Selain perubahan pada ekspresi MCP-1 mRNA, ekspresi mRNA


untuk γ-interferon (γ-IFN) juga menurun pada tikus yang
kekurangan Se.
 γ-interferon berperan melindungi sel dari infeksi virus, dan
menurunnya γ-IFN berkaitan dengan meningkatnya infeksi
virus pada tikus yang kekurangan Se.
 Para peneliti juga menemukan terjadi mutasi virus pada inang
yang kekurangan Se.
 Mutasi virus influenza juga terjadi pada keadaan kekurangan
Se. Strain virus influenza, influenza A/Bangkok/1/79, yang
memiliki patogenitas menengah, berubah menjadi virus yang
lebih patogen pada tikus yang kekurangan Se (Beck et al.2003)
KESIMPULAN

•Zinc dan tembaga meningkatkan imunitas berdasarkan respon


humoral dan sel mediated
•Chromium merangsang respon imun dalam kondisi stres
•Vitamin E dan Se merangsang kekebalan terhadap infeksi
payudara intrasel
Kekurangan selenium menyebabkan peradangan

Anda mungkin juga menyukai