Anda di halaman 1dari 40

Pembimbing: dr. Apriyanto, Sp.

BS
Oleh: M. Chatib Rifqi, S. Ked

SPONDILITIS TB
PENDAHULUAN
 Spondilitis tuberkulosis (TB) atau Pott’s
disease adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yang mengenai tulang belakang.
 Mekanisme infeksi terutama oleh penyebaran
secara hematogen melalui infeksi dari diskus.
 Secara epidemiologi TB merupakan penyakit
infeksi pembunuh nomor satu di dunia, 95%
kasus berada di Negara berkembang.
LAPORAN KASUS
 Nama : Tn. DHS
 Usia: 21 tahun
 Jenis Kelamin: Laki-laki
 Agama : Islam
 Status : Belum menikah
 Pekerjaan :Mahasiswa
 Alamat : RT 06 Bulian Baru
 Masuk RS : 24 Mei 2018
KELUHAN UTAMA
 Pasien tidak dapat berjalan sejak ± 4
bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

±8 ±4
± 6 jam
bulan bulan
yang
yang yang
lalu
lalu lalu
- Pasien awalnya - Tidak bisa berjalan
terjatuh pada saat - Pasien merasakan

nyeri hilang timbul


- Nyeri
bermain voli
dengan posisi
di daerah punggung
- Nyeri menjalar
hebat di
terduduk.
- Pasien masih
sampai ke tulang punggun
rusuk depan
bisa berjalan bagian bawah. g
pasca trauma. -
belakang
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Tidak pernah menderita keluhan serupa
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Tidak ada riwayat menderita penyakit
jantung, ginjal, DM, dan hipertensi.
PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : sakit sedang


b. Kesadaran : composmentis GCS:
15 (E4M6V5)
c. Vital Sign
 Tekanan darah: 120/70 Nadi:
70x/menit
 Nafas: 24x/menit Suhu: 36,4 c
STATUS GENERALIS
 Kulit: sianosis (-), anemis (-), ikterik (-)
 Kepala: normosefal.
 Leher : tidak ada pembesaran KGB
 Mata : anemis (-), ikterik (-)
 THT : tidak ada kelainan
 Dada : tidak ada kelainan
 Perut : tidak ada kelainan
 Punggung : status lokalis
 Alat kelamin : tidak ada kelainan
 Ekstrimitas: akral hangat, motorik 5 | 5 + | +
2 | 2+ | +
STATUS LOKALIS
 Regio kolumna
vertebra torakalis
- Look: deformitas (-),
edema (-), luka (-),
lordosis (-), scoliosis
(-)
- Feel: nyeri (+),
teraba penonjolan
tulang di bagian
punggung
DIAGNOSIS KERJA
 Spondilitis TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

tanggal 24 Mei 2018


Hasil Nilai
Rujukan
 Hemoglobin 12,7 g/dL

 Leukosit 13.290/mm3 5.000-


10/mm3
 Hematokrit 38,9% 40-48%
 Trombosit 362.000/mm3 150 ribu-40
ribu/mm3
TATALAKSANA
 Awasi KU, VS
 IVFD NaCL 20 tts/menit

 Pasang Folley cath

Terapi
- OAT Rifampisin 150 mg/ Isoniazid 75
mg/Pyrazinamide 400 mg/Ethambutol 275 mg
- Ketorolac 30 mg inj 2 x 1 amp
 Ranitidine inj 2 x 1 amp

 Gabapentin 1 x 300 mg
PROGNOSIS
 Quo ad vitam: bonam
 Quo ad sanam: dubia ad bonam
 Quo ad functionam: dubia ad bonam
FOLLOW UP
No. Hari Follow up Ket
1 25 Mei 2018 S: nyeri pada punggung (+) Hasil DL, GDS
O: TD: 120/80 RR: 24x/i T: 36,6 HR:78x/i terlampir
A: IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ketorolac 2x1 amp
PO. Sucralfat syr 3x1
B. complex 3x1
Gabapentin 1x300
P: Spondilitis TB
2 26 Mei 2018 S: -
O: KU: tampak sakit sedang TD: 120/80 RR: 23x/i
T: 36,4 HR: 84x/i
A: IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ketorolac 2x1 amp
P: Spondilitis TB
3 27 Mei 2018 S: -
O: KU: tampak sakit sedang
TD: 120/80 RR: 22x/i T: 36,7 HR: 79x/i
A: IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Di stop
P: Spondilitis TB
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI

Basil tuberkel gram positif ,


Mycobacteriu
berbentuk panjang
m
batang sekitar 2-4
tuberculosis
lengkung µm
ANATOMI
PATOGENESIS

Stadium
implantasi

Stadium Stadium
destruksi deformitas
awal residual

Stadium Stadium
destruksi gangguan
lanjut neurologis
MANIFESTASI KLINIS

demam
demam

kyphosis
KLINI Parapleg
Parapleg
kyphosis ia
S ia

batuk
batuk
lebih
lebih
dari
dari 30
30
hari
hari
KLASIFIKASI

BENTUK BENTUK BENTUK


PARADISK SENTRAL ANTERIOR
US
• Bila infeksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan 5
kepalanya
• Pola jalan merefeksikan rigiditas protektif dari tulang belakang. 4
• Pada awal dijumpai nyeri interkostal, berupa nyeri yang menjalar dari tulang 3
belakang ke garis tengah atas dada melalui ruang interkostal.
• Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3 minggu) berdahak atau berdarah 2
disertai nyeri dada.
• Gambaran adanya penyakit sistemik: kehilangan berat badan, keringat malam,
demam yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari dan
1
sakit pada punggung.
ANAMNESIS DAN INSPEKSI
• Adanya gejala dan tanda dari kompresi medula spinalis (defsit
neurologis). Insidensi paraplegia lebih banyak di temukan pada
9
infeksi di area torakal dan servikal.
• Tampak adanya deformitas, dapat berupa: kifosis
(gibbus/angulasi tulang belakang, skoliosis, bayonet deformity,
8
spondilolistesis, dan dislokasi.
• Di regio lumbal: abses tampak sebagai suatu pembengkakan 7
lunak yang terjadi di lipat paha.
• Infeksi di regio torakal akan menyebabkan punggung tampak 6
menjadi kaku.
ANAMNESIS DAN INSPEKSI
PALPASI
 Sesuai dengan inspeksi, keadaan
tulang belakang terdapat adanya
gibbus pada area tulang yang
terinfeksi.
 Bila terdapat abses akan teraba massa
berfuktuasi dan kulit diatasnya terasa
sedikit hangat (disebut cold abcess,
yang membedakan dengan abses
piogenik yang teraba panas).
PERKUSI
 Pada perkusi secara halus atau
pemberian tekanan diatas prosesus
spinosus vertebrae yang terkena,
sering tampak tenderness.
• Apus darah tepi menunjukkan leukositosis dengan limfositosis yang
bersifat relatif
• Uji kultur biakan bakteri dan BTA ditemukan Mycobacterium
tuberculosis.
• Mantoux test ini dikatakan positif jika tampak area berindurasi,
kemerahan dengan diameter ≥ 10 mm di sekitar tempat suntikan 48-
72 jam setelah suntikan.
• Pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis. LED meningkat
(tidak spesifk), dari 20 sampai lebih dari 100 mm/jam.
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

RONTGEN

MIELOGRA
CT - Scan
FI

MRI
DIAGNOSIS
 Diagnosis dibuat berdasarkan temuan
klinis dengan tingkat kecurigaan yang
tinggi di daerah endemis, dengan
keluhan nyeri dan tanda-tanda infeksi
sistemik lainnya disertai dengan hasil
pemeriksaan hematologis, radiologis,
bakteriologis dan histopatologis.
DIAGNOSIS BANDING
 Fraktur kompresi traumatik akibat tumor medulla spinalis.
 Osteitis piogen dengan demam yang lebih cepat timbul.
 Poliomielitis dengan paresis atau paralisis tungkai dan
skoliosis bukan kifosis.
 Skoliosis idiopatik tanpa gibbus dan tanda paralisis.
 Kifosis senilis berupa kifosis tidak lokal dan osteoporosis
seluruh kerangka.
 Penyakit paru dengan bekas empiema tulang belakang
bebas penyakit.
 Infeksi piogenik (contoh: staphylococcal/suppurative
spondylitis).
TATALAKSANA
 Dasar penatalaksanaan spondilitis
tuberkulosa adalah mengistirahatkan
vertebra yang sakit, obat-obat anti TB
dan pengeluaran
Terapi abses.
Konserva Anti TB
tif

Imobilisa Terapi
si Operatif
KOMPLIKASI

PARAPLEGI
A
Ruptur
abses
paravertebr
a
Spinal cord
injury
PROGNOSIS

MORTALIT
AS

DEFISIT
USIA
NEURO

RELAPS KIFOSIS
 Mortalitas
Mortalitas pasien mengalami penurunan seiring dengan ditemukannya
kemoterapi.
 Relaps

Angka kemungkinan kekambuhan pasien yang diterapi antibiotik dengan


regimen medis saat ini dan pengawasan yang ketat hampir mencapai 0%.
 Kifosis

Kifosis selain penyebab deformitas yang mempengaruhi kosmetik, juga


menyebabkan defsit neurologis dan kegagalan pernafasan dan jantung karena
keterbatasan fungsi paru.
 Defsit neurologis

Defsit neurologis pasien spondilitis TB dapat membaik spontan tanpa operasi


atau kemoterapi. Tetapi secara umum, prognosis membaik dengan
dilakukannya operasi dini.
 Usia

Pada anak-anak, prognosis lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.


ANALISIS KASUS
 Dari anamnesis yang dilakukan,
manifestasi klinis spondilitis TB yang
dialami oleh pasien adalah paraparase
pada kedua tungkai yang dirasakan ± 4
bulan SMRS. Dan pasien juga
merasakan adanya benjolan tulang
belakang di daerah torakal yang sama
seperti klinis dari spondilitis TB yaitu
terdapat gibbus.
ANALISIS KASUS
 Pada pemeriksaan fsik didapatkan gibbus
atau angulasi dari tulang belakang dan
gejala dan tanda dekompresi dari medula
spinalis berupa paraparase pada kedua
tungkai. Pada pemeriksaan penunjang
laboratorium didapatkan leukositosis dan
pada rontgen dan MRI ditemukan gambaran
osteolitik yang khas pada kuman TB yang
biasanya mengikis daerah anterior ke
posterior.
ANALISIS KASUS
 Pasien didiagnosa mengalami
spondilitis TB, terapi yang diberikan
pada pasien ini adalah OAT untuk
kuman TB nya, ranitidin untuk obat
mual, gabapentin untuk neorprotektor
dan ketorolac untuk analgetik. Rencana
tindakan lamenectomy.

Anda mungkin juga menyukai