KONJUNGTIVITIS
Pembimbing :
dr. Marwi Vina
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien merasakan gatal dan perih di mata kiri dan kanan sejak 5 hari yang lalu, pada
awal nya mata hanya terasa gatal lalu disertai perih dan berair, mata sering sekali
terasa lengket pada saat bangun tidur karena banyak kotoran.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT ALERGI
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien sebelumnya terkena debu / asap obat nyamuk, lalu dirasakan gatal dan perih.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD : 151/106 mmHg
Nadi : 81 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,30C
Antropometri :
BB : 49 kg (20 = Normal)
TB : 154 cm
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocepal
Telinga : Tidak dilakukan
Hidung : Tidak Dilakukan
Mulut : tidak dilakukan
Leher : Pembesaran KGB (-) pada leher bagian kanan, pembesaran tiroid (-).
Thorak : Bentuk dan gerak simetris
Paru : vesikuler kanan=kiri, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Jantung : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-) Hepatomegali, bising usus (+)
Ekstremitas superior dan inferior: Hangat, CRT <2 detik.
STATUS OFTALMOLOGI
OD OS
Hand movement 1 / 300 Visus Hand movement 1 / 300
Gerakan baik ke segala arah Pergerakan bola mata Gerakan baik ke segala arah
Mata merah ++ + + + +
Kongesti +++ ++ ++/+ ++ +
Kemosis ++ ± ++ - ±
Perdarahan sub ± ± ± - -
konjungtiva
Papil ± - ++ ± -
Folikel - + + ++ +
Pseudomembran ± ± - - -
Pannus - - - + ±
Nodul kelenjar limf + ++ - ± -
preaurikular
Keratitis berulang ± ± - + -
Demam ± ± - - ±
PLANNING TERAPI
Klasifikasi konjungtivitis Etiologi Terapi
Bakteri Diphtheric Topikal : antibiotik sprektrum luas
Penisilin / tetrasiklin
Gonococcal Topikal : anibiotik sprektrum luas (gentamisin,
kloramfenikol)
Sistemik seftriakson 1gr intramuscular sampai hasil
swab negative 3 hari berturut – turut
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Ad Bonam
NEURALGIA POST HERPETIK
Nyeri post herpetikum (Neuralgia Post Herpetik = NPH / Post Herpetic Neuralgia =
PHN) merupakan nyeri persisten yang muncul setelah ruam Herpes Zoster telah
sembuh (biasanya dalam 1 bulan). Nyeri ini terjadi disepanjang serabut saraf yang
mengikuti pola ruam segmental dari Herpes Zoster.
GEJALA KLINIS
Tanda khas dari herpes zooster pada fase prodromal adalah nyeri dan parasthesia
pada daerah dermatom yang terkena. Dworkin membagi neuralgia post herpetik ke
dalam tiga fase:
• fase nyeri timbul bersamaan/ menyertai lesi kulit.
Fase akut • Biasanya berlangsung < 4 minggu
• fase nyeri menetap > 30 hari setelah onset lesi kulit tetapi < 4 bulan
Fase sub akut
• dimana nyeri menetap > 4 bulan setelah onset lesi kulit atau 3 bulan setelah
NPH penyembuhan lesi herpes zoster.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Nyeri erupsi vesikuler sesuai dengan area • Nyeri kepala, yang timbul sebagai respon • Pemeriksaan neurologis pada nervus
dermatom merupakan gejala tipikal herpes dari viremia trigeminus dan pemeriksaan neurologis
zoster. • Munculnya area kemerahan pada kulit 2-3 lainnya.
• Seiring dengan terjadinya resolusi pada hari setelahnya • Elektromiografi (EMG) untuk melihat
erupsi kulit, nyeri yang timbul berlanjut • Daerah terinfeksi herpes zoster sebelumnya aktivitas elektrik pada nervus
hingga 3 bulan atau lebih, atau yang dikenal mungkin terdapat skar kutaneus • Cairan cerebrospinal (CSF) abnormal dlm
sebagai nyeri post herpetik. • Sensasi yang ditimbulkan dapat berupa 61% kasus
• Nyeri ini sering digambarkan sebagai rasa hipersensitivitas terhadap sentuhan • Pleositosis ditemui pada 46% kasus,
terbakar, tertusuk-tusuk, gatal atau maupun suhu, yang sering misdiagnosis peningkatan protein 26% dan DNA VZV 22%
tersengat listrik. sebagai miositis, pleuritik, maupun iskemia kasus.
jantung, serta rasa gatal dan baal yang • Smear vesikel dan PCR untuk konfirmasi
misdiagnosis sebagai urtikaria infeksi.
• Muncul blister yang berisi pus, yang akan • Kultur viral atau pewarnaan
menjadi krusta (2-3 minggu kemudian) immunofluorescence bisa digunakan untuk
• Krusta yang sembuh dan menghilangnya membedakan herpes simpleks dengan
rasa gatal, namun nyeri yang muncul tidak herpes zoster
hilang dan menetap sesuai distribusi saraf • Mengukur antibodi terhadap herpes zoster.
(3-4 minggu setelahnya). Peningkatan 4 kali lipat mendukung
• Alodinia, yang ditimbulkan oleh stimulus diagnosis herpes zoster subklinis.
non-noxius, seperti sentuhan ringan
• Perubahan pada fungsi anatomi, seperti
meningkatnya keringat pada area yang
terkena nyeri ini.