Anda di halaman 1dari 54

Case Based Discussion & Refleksi Kasus

SINUSITIS MAKSILARIS

Pembimbing:
Kolonel CKM (Purn) dr. Budi Wiranto, Sp.THT-KL

Disusun Oleh :
Wahyudi Bambang Sukoco
30101307097
Merupakan hasil
pneumatisasi tulang kepala
sehingga terbentuk rongga di
dalam tulang.
Fungsi Sinus Paranasal

• Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)


Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk
memanaskan dan mengatur kelembaban udara
inspirasi.

• Sebagai penahan suhu (termal insulators)


Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer)
panas, melindungi orbita dan fossa serebri dari suhu
rongga hidung yang berubah-ubah.
• Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Berjalan bila terdapat perubahan tekanan yang besar dan
mendadak misalnya pada waktu bersin atau membuang
ingus.

• Membantu produksi mukus


Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang
jumlahnya kecil dibandingkan dengan mukus dari rongga
hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang
turut masuk dengan udara inspirasi kerana mukus ini keluar
dari meatus media, tempat yang paling strategis.
DEFINISI
Sinusitis merupakan suatu
proses peradangan pada
mukosa atau selaput lendir
sinus paranasal.

Yang paling sering terkena : Sinus


Maksila dan Sinus Etmoid.

Mengenai beberapa sinus  Multisinusitis


Mengenai semua sinus  Pansinusitis
FAKTOR ETIOLOGI &
PREDISPOSISI
Virus
• Rhinovirus
• Virus parainfluenza
Infeksi Saluran Pernafasan Atas • Virus influenza
(ISPA)
Bakteri
• Bakteri
• Virus • Streptococcus pneumoniae
• Jamur • Haemophillus influenzae
• Moraxella catarrhalis
• Staphylococcus aureus
Jamur
• Aspergillus
• Candida
• Cryptococcus neoformans
• Sporothrix schenckii
• Altemaria sp.
FAKTOR ETIOLOGI & PREDISPOSISI

Sumbatan
• Sumbatan KOM
• Polip hidung
• Septum deviasi
• Corpus alienum
• Atresia choane
• Pemasangan tampon
hidung
Kongenital
• Diskinesia silia (Sindrom
Kartagener)
Klasifikasi Sinusitis
maksilaris

Sinusitis frontalis
Beradsarkan
Anatomi Sinusitis
etmoidalis

Tipe
SINUSITIS rhinogen Sinusitis
Penyebab
sfenoidalis

Tipe Sinusitis Akut


dentogen (< 4 minggu
Sinusitis Subakut
Secara Klinis (4 minggu – 3
bulan)
Sinusitis Kronik
(> 3 bulan)
SINUSITIS
MAKSILARIS
• Inflamasi mukosa atau
Definisi selaput lendir sinus
maksila.

Dari • Berdekatan dengan akar


gigi rahang atas
segi • Ostium maksila terletak
klinik, lebih tinggi dari dasar
sinus
anatomi • Sinus paranasal yang
sinus terbesar
• Berdekatan dengan orbita
maksila  komplikasi orbita
Organ-organ yang
membentuk KOM Patofisiologi
letaknya berdekatan

Bila edema mukosa


yang berhadapan Obstruksi ostium Gangguan gerakan silia
saling bertemu

Terjadi tekanan negatif didalam rongga sinus  transudasi

Bila menetap  sekret yang terkumpul dalam sinus


merupakan media tumbuhnya bakteri  purulen
FAKTOR PREDISPOSISI

Rhinogen

• Sumbatan KOM
• Polip hidung
• Septum deviasi
• Corpus alienum
• Atresia choane

Odontogen
• Caries gigi bagian atas
yaitu premolar (P1 dan
P2), molar (M1, M2, dan
M3), dan caninus (C)
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Keluhan Utama
Hidung tersumbat, nyeri pada muka, Mayor Minor
ingus purulen, post nasal drip • Obstruksi nasal • Sakit kepala
• Post nasal drip • Nyeri atau
• Kongesti pada rasa
Gejala Sistemik
daerah wajah tertekan
Demam, lesu • Nyeri / rasa /penuh
tertekan pada pada telinga
Gejala Lokal
wajah terasa • Halitosis
• Hidung tersumbat penuh • Keletihan
• Lendir hidung purulen, kadang • Hiposmia/anomia • Batuk
bau • Rinore • Nyeri gigi
• Post nasal drip • demam
• Nyeri pada muka dan terasa
penuh
• Nyeri alih
• Gangguan penciuman : 2 gejala mayor atau 1 gejala
hiposmia/anosmia mayor + 2 gejala minor
• Nyeri gigi
• NYERI PIPI terkadang nyeri alih ke gigi dan telinga :

• NYERI diantara atau di BELAKANG KEDUA BOLA MATA :

• NYERI di DAHI atau SELURUH KEPALA :


• NYERI di VERTEKS, OKSIPITAL , BELAKANG BOLA MATA dan
MASTOID :
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Adanya pembengkakan
di muka, di daerah pipi
sampai kelopak mata
bawah yang berwarna
kemerah-merahan.
Caries gigi bagian atas yaitu
premolar (P1 dan P2), molar
(M1, M2, dan M3), dan caninus
(C)
Palpasi
Nyeri tekan pada pipi
• Mukosa konka edema &
Rinoskopi hiperemis
• Adanya pus di meatus medius
anterior (sinus maksila, sinus frontal, sinus
etmoid anterior)

• Pus di nasofaring (post nasal drip)


Rinoskopi
posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TRANSILUMINASI
• Untuk memeriksa sinus
maksila dan frontal
• Pada sinus yang sakit
akan menjadi suram
atau gelap
Radiologik
Posisi Waters dan
lateral
CT-Scan : Gold Standard
PENATALAKSANAAN

ANTIBIOTIK DEKONGESTAN
• Golongan penisilin • Oral
• Amoksisilin tab 500 mg, • Pseudoefedrin tab 60 mg, dosis
dosis : 3 x 1 :3x1
• Amoksisilin 500 mg + Asam • Topikal
klavulanat 125 mg, dosis 3 x 1 • Efedrin 1 % (dewasa), 0,5 %
(anak)
• Diberikan selama 10-14 hari
• Oksimetazolin hidroklorida
0,025 % (tetes hidung) anak
• Oksimetazolin hidroklorida 0,05
% (semprot hidung) dws
KORTIKOSTEROID MUKOLITIK
• Untuk mengurangi reaksi • Untuk mengencerkan sekret
inflamasi
Bromheksin tab 8 mg, dosis : 3 x 1
• Topikal/oral
Ambroksol tab 30 mg
• Deksamethasone tab 0,5
mg, dosis : 3 x 1 Erdostein caps 300mg per 8-12
• Mometasone furoate jam
(nasal spray) 200 mcg, Asetilsistein tab 300-600 mg/hari
dosis : 2 x 1 selama 15 hari
ANALGETIK
• Simtomatik • Ekstraksi gigi yang caries
• Mengurangi rasa nyeri
• Golongan NSAID
• Asam mefenamat 3 x
500 mg
• Ibuprofen 4 x 400 mg
JENIS-JENIS OBAT BATUK

Mukolitik
•Bromheksin
Derivat sintetik dari vasicine . Vasicine merupakan suatu zat aktif dari
adhatoda vasica. Obat ini diberikan kepada penderita bronkitis atau
kelainan saluran pernafasan yang lain.
•Ambroksol
Ambroksol merupakan suatu metabolit bromheksin yang memiliki
mekanisme kerja yang sama dengan bromheksin
•Asetilsistein
Kerja utamanya melalui pemecahan ikatan disulfida. Reaksi ini
menurunkan viskositasnya dan selanjutnya memudahkan penyingkiran
sekret
• Ekspektoran
Amonium Klorida
Sering dikombinasikan dengan ekspektoran lain atau antitisuif
Gliseril Guaiakolat

• Antitusif
Dekstrometrofan
Meningkatkan nilai ambang refleks batuk secara sentral
Kodein
KOMPLIKASI

KELAINAN ORBITA KELAINAN INTRAKRANIAL


• Kelainan : • Meningitis akut
• Reaksi peradangan
ringan di daerah rongga
mata
• Selulitis orbita
• Abses periorbita
REFLEKSI KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn.N
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 25 tahun
• Agama : Islam
• Alamat :Tuksongo II, RT 02 RW 05,
Borobudur,Magelang.
• Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2019
• No. CM : 180xxx
Anamnesis dilakukan pada hari Kamis, 21 Februari 2019 secara
autoanamnesis di Poliklinik THT RST dr.Soedjono Magelang

Keluhan Utama :
Hidung tersumbat
ANAMNESIS

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 1
minggu yang lalu. Awalnya pasien bersin-bersin disertai pengeluaran
cairan bening dari kedua hidung. Setelah itu lama-kelamaan sekret
menjadi kuning-kehijauan, kental, dan bau. Hal ini disertai dengan
sumbatan jalan nafas yang juga dirasakan di kedua lubang hidung
pasien. Sering terasa ada cairan yang turun dari belakang hidung
ke tenggorokan. Pasien merasakan nyeri di diantara kedua mata
kanan disertai nyeri tekan di pipi kiri. Keluhan demam dan batuk
disangkal
Riwayat Penyakit Riwayat Pengobatan Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Dahulu Keluarga Ekonomi
• Pasien baru • - • Tidak ada riwayat • Pasien berobat
pertama kali keluhan yang sama menggunakan BPJS
mengalami keluhan pada keluarga.
seperti ini. • Tidak ada anggota
• Riwayat sering keluarga yang
batuk, pilek, dan memiliki riwayat
nyeri tenggorok (-). alergi.
Riwayat penyakit
amandel (-).
• Riwayat alergi (-).
• Riwayat maag (-).
• Riwayat asma (-).
• Riwayat sakit gigi
(-).
• Riwayat penyakit
hipertensi, kencing
manis, dan batuk-
batuk lama (-).
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalis
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Composmentis
• Status Gizi : BMI 25.2 (overweight) (BB : 60 kg,
TB: 154 cm )
• Tanda Vital
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 37,6 C
STATUS LOKALIS
Kepala dan Leher
• Kepala : Normocephale
• Wajah : Simetris
• Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)

Gigi dan Mulut


• Gigi-geligi: Tampak karies profunda M1 kanan dan kiri bagian atas
• Lidah : normal, kotor (-), tremor (-)
• Pipi : bengkak (-)
Status Lokalis - Telinga

Kanan Kiri
Auricula Bentuk normal, Bentuk normal,
nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
tragus pain (-) tragus pain (-)
Pre Auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
nyeri tekan(-), nyeri tekan (-),
fistula(-) fistula (-)
Retro Auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri tekan(-) Nyeri tekan(-)
Mastoid Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri ketuk(-) Nyeri ketuk(-)
CAE Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Serumen (-) Serumen (-)
Discharge (-), corpus alienum (-) Discharge (-), corpus alienum (-)
Membran Timpani Warna: Putih keabu-abuan mengkilat Warna: Puti keabu-abuan mengkilat seperti
seperti mutiara mutiara
Perforasi (-) Perforasi (-)
Cone of light (+) Cone of light (+)
Retraksi (-) Retraksi (-)
Status Lokalis - Hidung

Dextra Sinistra
Bentuk Normal Normal
Inflamasi atau tumor - -
Nyeri tekan & nyeri Nyeri tekan & nyeri
Nyeri tekan & nyeri ketuk sinus
ketuk pipi (-) ketuk pipi (+)
Rhinoskopi Anterior
Sekret Mukopurulen (+) Mukopurulen (+)
Mukosa Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Konka nasi media Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Konka nasi inferior. Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Massa (-) (-)

Septum Deviasi (-)


Rinoskopi posterior : post nasal drip
Pemeriksaan sinus

Dextra Sinistra
Inspeksi
o Pembengkakan pada pipi - -
o Warna kulit Sama dengan Sama dengan
sekitar sekitar
Palpasi
o Nyeri tekan di pipi - +
o Nyeri tekan di atas orbita - -
o Nyeri tekan di cantus - -
medius

Transiluminasi
o Sinus Maksila Cahaya terang Suram
o Sinus Frontal Cahaya terang Cahaya terang
Status Lokalis - Tenggorokan

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)


Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda
Geligi Warna kuning gading, caries (+) M1 superior dextra et sinistra
Lidah Tidak ada ulkus, dalam batas normal
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)
Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+)

Tonsila palatine Kanan Kiri


Ukuran T1 T1
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Permukaan Rata Rata
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Post nasal drip +
DIAGNOSIS BANDING

Rhinosinusitis maksilaris kronik eksaserbasi akut


Sinusitis Maksilaris Sinistra
Sinusitis Maksilaris e.c Rhinogen
Sinusitis Etmoid

DIAGNOSIS SEMENTARA

Sinusitis Maksilaris Sinistra


USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah rutin
• Transiluminasi
• X-Ray kepala posisi Waters
• CT-Scan kepala
• Sinuskopi : pungsi menembus dinding medial sinus maksila melalui
meatus inferior
• Pemeriksaan dan Tes Resistensi : kultur organisme penyebab, bahan
kultur dapat diambil dari meatus medius, meatus superior, atau
aspirasi sinus.
RESUME

ANAMNESIS
• Rinore mukopurulen (+) • Post nasal drip (+)
• Nyeri sinus maksila sinistra • Malaise (+)
(+) • Sefalgia (+)
• Obstruksi nasal (+) • Nyeri gigi superior dextra
• Halitosis(+) dan sinistra (+)
• Hiposmia (+)
RESUME

PEMERIKSAAN
• Rhinoskopi Posterior :
• Pemeriksaan gigi dan mulut : • Post Nasal Drip (+)
gigi baik
• Pemeriksaan sinus :
• Pemeriksaan Hidung:
• Nyeri tekan pipi (+)
• Rhinoskopi Anterior :
• Nyeri ketuk pipi (+)
• Sekret mukopurulen (+)
• Mukosa hiperemis (+) • Transiluminasi:
• Konka media dan inferior • Sinus maksilaris sinistra:
hipertrofi (+) tampak suram
DIAGNOSIS PASTI

Sinusitis Maksilaris Sinistra


• Antibiotik: Amoxicilin 500mg 3x1 dan Asam Clavulanat 500mg
3x1
• Analgetik dan antipiretik : Paracetamol 500mg 3x1
• Kortikosteroid oral: Dexamethasone tab 0,5 mg 2x1 tablet
• Dekongestan + antihistamin: Pseudoefedrine 120 mg +
Fexofenadine 60 mg (Fexofed) 2x1 tablet
• Mukolitik: Ambroxol tab 30 mg 3 x 1 tablet
• Saline irrigation (NaCl 0,9%)
• Tindakan operatif : FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery)
Monitoring
• Perdarahan paska operasi
• Tanda-tanda rekurensi (keluhan subjektif berulang)
• Mengatasi faktor penyebab
OCCULI SINISTRA(OS) OCCULI DEXTRA (OD)

Quo Ad Vitam Bonam Bonam

Quo Ad Sanationam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo Ad Functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam


Pembahasan

•45
• Seorang perempuan, 25 tahun datang berobat ke Poliklinik THT-KL dengan
keluhan hidung tersumbat sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan hidung
tersumbat dirasakan hilang timbul. Pasien juga mngeluhkan adanya cairan
yang keluar melalui hidung. Cairan berwarna kuning kehijauan dan berbau.
Kadang, pasien juga merasakan ada cairan yang turun dari belakang
hidung ke tenggorok. Pasien juga mengeluhkan nyeri diantara kedua mata
dan dirasakan nyeri tekan pada pipi kirinya.

• Dari anamnesis diperoleh 4 gejala mayor yang dikeluhkan oleh pasien.


Gejala mayor terdiri dari nyeri pada wajah, post nasal drip, obstruksi nasal,
dan hiposmia. Hal tersebut sudah cukup untuk menegakkan diagnosis sinusitis,
yaitu 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dengan 2 gejala minor. Dan
diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan hidung dan pemeriksaan
penunjang.
• NYERI PIPI terkadang nyeri alih ke gigi dan telinga :

• NYERI diantara atau di BELAKANG KEDUA BOLA MATA :

• NYERI di DAHI atau SELURUH KEPALA :


• NYERI di VERTEKS, OKSIPITAL , BELAKANG BOLA MATA dan
MASTOID :
DIAGNOSIS

Mayor Minor
-Rhinore mukopurulen -Sakit kepala
-Wajah terasa nyeri / terasa penuh -nyeri telinga
-Obstruksi nasal -Demam
-Post nasal drip -Halitosis
-Hiposmia/anosmia -malaise

2 gejala mayor atau 1 gejala


mayor + 2 gejala minor
Pembentuk KOM
edem

•Silia tidak bisa bergerak


•Ostium tersumbat

Tekanan negatif rongga sinus 


transudasi (serous)

sinusitis non bakterial

Sembuh tanpa pengobatan


sinusitis
nonbakterial

Sekretmedia tumbuh dan


multiplikasi bakteri

Sekret purulen
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
diantaranya:
• Transluminasi
• Foto waters
• CT scan
• Terapi yang diberikan berupa terapi
konservatif (irigasi sinus), terapi
medikamentosa (antibiotik oral, dekongestan
dan antihistamin oral, kortikostreoid topikal,
kortikosteroid oral, analgetik) dan terapi
pembedahan yakni FESS

Anda mungkin juga menyukai