Anda di halaman 1dari 38

SOSIALISASI TIM PPI MENGENAI

MONITORING DAN EVALUASI PPI


HH
LATAR BELAKANG APD

HAIs Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
KEWASPADAAN ISOLASI
STANDARD TRANSMISI

• HAND HYGIENE • DROPLET


• APD • AIRBORNE
• LINGKUNGAN • KONTAK
• LIMBAH
• LINEN
• PENEMPATAN PASIEN
• PENYUNTIKAN YG AMAN
• PERALATAN
• ETIKA BATUK
• KESEHATAN KARYAWAN
KAPUS

AUDIT INTERNAL
(SELAIN TIM MUTU)

TIM MUTU PPI PMKP

BAB 3, 6, 9

SKP

KELUHAN
KENAPA PPI HARUS DIJALANKAN ?
 Lebih dari 1,4 juta orang di dunia mengalami infeksi yang didapat dari
fasilitas pelayanan kesehatan
 Pada fasilitas pelayanan kesehatan modern di negara maju: 5–10% pasien
mengalami satu atau lebih infeksi
 Di negara berkembang risiko HAIs = 2–20 kali lebih tinggi dibandingkan
negara maju
 Proporsi pasien yang terkena dampak HAIs dapat lebih dari 25 %
HAND HYGIENE
LOKASI INFEKSI YANG PALING SERING DAN FAKTOR-FAKTOR
RISIKO TERHADAP TERJADINYA 34% 13%
URINARY TRACT INFECTIONS
Urinary catheter
LOWER RESPIRATORY TRACT INFECTIONS
Mechanical ventilation
Urinary invasive procedures Aspiration
Advanced age Nasogastric tube
Severe underlying disease Central nervous system depressants
Urolitiasis Antibiotics and anti-acids
Pregnancy Prolonged health-care facilities stay
Diabetes Most common Malnutrition
Advanced age
LACK
sites of healthOFcare-
Surgery
associated infection Immunodeficiency
HAND
and the risk factors
underlying the
SURGICAL SITE INFECTIONS
Inadequate antibiotic prophylaxis
HYGIENE
occurrence of
BLOOD INFECTIONS
Vascular catheter
Incorrect surgical skin preparation infections Neonatal age
Inappropriate wound care Critical care
Surgical intervention duration Severe underlying disease
Type of wound Neutropenia
Poor surgical asepsis Immunodeficiency
Diabetes New invasive technologies
Nutritional state Lack of training and supervision
Immunodeficiency
Lack of training and supervision 17% 14%
TANGAN

Media transmisi kuman

“Tangan bagaikan pistol ,


dan kuman pelurunya ,
jika tidak melakukan
kebersihan tangan maka
kita menjadi pembunuh
darah dingin”
costy
MENGAPA PERLU CUCI TANGAN?
Setiap petugas kesehatan, pemberi pelayanan dan orang yang
terlibat dalam pelayanan pasien harus peduli pada hand
hygiene
Maka hand hygiene harus menjadi kepedulian anda!
Anda harus melakukan hand hygiene dengan tujuan:
protect the patient terhadap kuman yang berbahaya yang
terbawa oleh tangan anda atau kulit pasien itu sendiri
protect yourself dan lingkungan kerja terhadap kuman yang
berbahaya
THE “MY 5 MOMENTS FOR HAND HYGIENE”
APPROACH
HOW TO HANDRUB
To effectively reduce the
growth of germs on
hands, handrubbing must
be performed by
following all of the
illustrated steps.
This takes only 20–30
seconds!

Tangan tidak Nampak kotor


HOW TO HANDWASH
To effectively reduce
the growth of germs
on hands,
handwashing
must last 40–60
secs
and should be
performed by
following all of the
illustrated steps

Tangan Nampak kotor dan terkena


paparan cairan
WHO MULTIMODAL HAND HYGIENE IMPROVEMENT STRATEGY
Berdasar evidence ONE Perubahan sistem
dan rekomendasi Akses thd ketersediaan air bersih, sabun, tissue, dan
handrub yang tersedia di tempat pelayanan
dari the WHO
Guidelines on TWO Training / Education
Hand Hygiene in Melakukan pelatihan secara reguler pada seluruh
Health Care karyawan
(2009), disusun THREE Evaluasi dan umpan balik
strategi 5 Monitoring praktik hand hygiene practices, infrastruktur,
modalitas persepsi dan pemahanan, dan memberikan feed back
dari hasil monitoring

FOUR Pengingat di tempat kerja


Menunjukkan dan mengingatkan di tempat kerja

FIVE Membangun iklim keselamatan


Membangun lingkungan dan persepsi yang sadar
akan keselamatan pasien
ALAT PELINDUNG DIRI
APD
Pakaian khusus atau peralatan yang Tujuan : Melindungi kulit dan membran
dipakai petugas untuk memproteksi mukosa dari risiko pajanan darah,
diri dari bahaya fisik, kimia, cairan tubuh, secret, kulit yang tidak
biologi/bahan infeksius. utuh, dan selaput lender dari pasien
ke petugas atau sebaliknya
3. JENIS – JENIS APD
Sarung tangan
Masker/respirator partikulat
Pelindung mata/goggle
Perisai/pelindung wajah
Kap penutup kepala
Gaun pelindung/apron
Sandal/garing sepatu penutup (sepatu boot)
TAHAPAN PENGGUNAAN APD
PENGGUNAAN APD
PEMILIHAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

Jenis Tindakan Sarung tangan Masker Gaun/celemek Kaca Topi


mata/penutup
wajah
Memandikan pasien Tidak, kecuali kulit tidak utuh Tidak Tidak Tidak Tidak

Vulva /Penis Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak


Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Menolong BAK Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Oral Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Pengisapan lendir Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka mayor Ya /steril Ya Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Perawatan luka infeksius Ya / steril Ya Tidak Tidak Tidak
Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melakukan penyuntikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pemasangan CVC line Ya (Steril) Ya Ya Ya Ya
Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak
Memasang Infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Memasang Dawer Catheter Ya ( Streril ) Tidak Tidak Tidak Tidak
Melap meja, monitor, syring pump di Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
pasien
Membersihka peralatan habis pakai Ya ( Sarung Tangan Rumah Tangga) Ya Ya Ya Tidak

Transportasi pasien Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


ETIKA BATUK DAN BERSIN
 Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne dan droplet.
 Edukasi/Penyuluhan Kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan
melalui audio visual, leaflet, poster, banner, video melalui TV di ruang tunggu atau
lisan oleh petugas.
 Edukasi/penyuluhan juga dapat dilakukan pada saat kegiatan UKM di Posyandu,
Sekolah dan lain-lain.
 Akan sangat efektif bila dilakukan sedini mungkin pada anak2 Balita
PENEMPATAN PASIEN
 Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius.
 Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi penyakit pasien
(kontak, droplet, airborne) sebaiknya ruangan tersendiri.
 Jarak antara tempat tidur minimal 1 meter. Untuk menentukan pasien yang dapat
disatukan dalam satu ruangan, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Komite atau
Tim PPI.
PEMROSESAN ALAT
Risiko Definisi Peralatan Cara

Tinggi Kontak dengan jaringan steril, Instrumen bedah, DISTERILKAN :


( Critical ) sistem peredaran darah laparoskop, kateter Sterilisasi Autoklaf,
(Vaskuler) jantung, Scapel, implant Ethylene Oxide (ETO)
atau strilisasi temperatur
rendah, chemical sterilans
Disposible,
Kills spores

Sedang Kontak dengan membran Endoskopi/anestesi, , ETT, Disinfeksi Tingkat Tinggi:


( Semi Critical ) mukosa yang utuh, mudah termometer rectal pasteurisasi, steam,
terkontaminasi dengan disinfektan kimiawi
mikroba. Kill tuberculosis
vegetative cells

Rendah Kontak dengan kulit yang Stetoskope, tensimeter, Tidak perlu Steril :
( Non-Critical ) utuh dan tidak mengenai linen, bedpan, urinal, pembersihan fisik /
membran mukosa, lingkungan apron,alat makan, disinfeksi tingkat rendah
secara tidak langsung. lantai, dinding, tempat (deterjen dan air)
tidur Kill vegetative cells
ALUR STERILISASI
Peralatan Pra-
kotor pembersihan

Digunakan
Dibersihkan

Disterilkan

Dikemas Dikeringkan
TERPAPAR PAJANAN
TATALAKSANA LINEN
JENIS LINEN
LINEN BERSIH
LINEN STERIL
LINEN KOTOR
 KOTOR INFEKSIUS
 KOTOR TIDAK INFEKSIUS
PRINSIP-PRINSIP TATA LAKSANA LINEN
Harus ada SPO Penatalaksanaan Linen (Penanganan, Pengangkutan dan Distribusi)
Petugas harus menggunakan APD
Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi
cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari lokasi
penggunaannya oleh perawat atau petugas.
MONITORING DAN EVALUASI

1 Kualitas

2 Kuantitas

3 Uji efektifitas bahan kimia


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
&
LIMBAH
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
Pemeriksaan berkala terhadap semua tenaga kesehatan dan non kesehatan

Anda mungkin juga menyukai