Disusun Oleh:
RIRIN DRANITA
71170891221
PEMBIMBING:
dr. Seri Ulina Sp. THT-KL
ANATOMI HIDUNG BAGIAN DALAM
ANATOMI SEPTUM NASI
PERDARAHAN HIDUNG
PERSARAFAN HIDUNG
1.RESPIRASI
2.PENGHIDU
FISIOLOGI
HIDUNG 3.FONETIK
4.STATIK
5.REFLEKS NASAL
ABSES SEPTUM NASI
DEFINISI
sebanyak 20 pasien abses septum selama 18 tahun dan RS Cipto
mangunkusumo didapatkan 9 kasus selama 5 tahun (1989-1994). Di
bagian THT FKUSU/RSUP H.Adam Malik Medan selama tahun 1999-
2004 mendapatkan 5 kasus.
Infeksi sinus
Penyebaran dari infeksi gigi
Bakteri staphylococcus
aureus
Gejala sistemik
PATOGENESIS
darah berkumpul di
Pembuluh darah
TRAUMA disekitar tulang rawan antara tulang rawan
(mukoperitoneum) dan
robek mukoperitoneum
Tulang
destruksi nekrosis iskemik rawan
tertekan
- sakit kepala
ANAMNESIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis fisik penunjang
-Riwayat trauma
-Riwayat operasi -Inspeksi -Laboratorium
-Riwayat infeksi - palpasi -Radiologi
intranasal -Rhinoskopi anterior -histopatologi
-Tanda dan gejala
Hematoma septum
Diagnosa
banding Septum deviasi
PENATALAKSA
NAAN
1. Hidung pelana (saddle nose)
2. Retraksi kolumela
3. Pelebaran dasar hidung
4. Perforasi septum
5. Infeksi intrakranial
KESIMPULAN
Abses septum nasi ini jarang ditemukan, sering didahului
oleh trauma hidung. Abses septum biasanya terjadi pada kedua
sisi rongga hidung dan sering merupakan komplikasi dari
hematoma septum yang terinfeksi bakteri piogenik.
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan anamnesi dan
pemeriksaan fisik. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan
rinoskopi anterior serta pemerikaan kultur dan sensitifitas untuk
mengetahui jenis kuman serta menentukan antibiotik yang tepat.
Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat sangat
penting untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi dan
komplikasi berat.