Anda di halaman 1dari 21

KONJUNGTIVITIS

Alexander Yosua (112017255)


Christovel Liempepas (112017245)
Nabilla Chusnah (112018133)
Nur Amira Amalina ` (112017266)

Dokter Pembimbing
Dr. Rossada Adiarti, Sp.M
Anatomi dan Fisiologi Mata

1. Konjungtiva palpebralis
a. Marginal konjungtiva
b. Tarsal konjungtiva
c. Orbital konjungtiva
2. Konjungtiva bulbaris
3. Forniks
Struktur Histologis dari konjungtiva
1. Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari:
• Marginal konjungtiva
• Tarsal konjungtiva
• Forniks dan bulbar konjungtiva
• Limbal konjungtiva sekali lagi mempunyai banyak lapisan (5-6 lapis)
epitelium stratified skuamous
2. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid
(superficial) dan satu lapisan fibrosa (profundus)
3. Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar, yaitu:
• Kelenjar sekretori musin.
• Kelenjar lakrimalis aksesorius : - Kelenjar dari Krause
- Kelenjar dari Wolfring
4. Suplai arterial, pembuluh limfe, dan persyarafan konjungtiva
Algoritma
Diagnosis
Konjungtivitis

Peradangan konjungtiva yang


ditandai oleh dilatasi vaskular,
infiltrasi selular dan eksudasi,
atau Radang pada selaput
lendir yang menutupi belakang
kelopak dan bola mata.
Konjungtivitis Bakterial Akut

ETIOLOGI GAMBARAN KLINIS


Streptokokus konjungtivitis mukopurulen
Corynebacterium diptherica konjungtivitis purulen
Pseudomonas hiperemi konjungtiva
Neisseria edema kelopak
Hemophilus hipertrofi papil

DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
• Hiperemi Konjungtiva • Pemeriksaan tajam penglihatan
• Edema kelopak dengan kornea • Pemeriksaan segmen anterior bola mata Pulasan Gram
yang jernih • Sediaan langsung (swab konjungtiva atau Giemsa
• Kemosis : pembengkakan untuk pewarnaan garam) untuk (Kerokan konjungtiva)
konjungtiva mengindentifikasi bakteri, jamur dan
• Mukopurulen atau Purulen sitologinya.
Konjungtivitis Bakterial Akut

MEDIKA MENTOSA
• Prinsip terapi dengan obat topical spectrum luas.
Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bacterial tergantung temuan agen mikrobiologiknya.
• Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan
larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva.

PROGNOSIS PENCEGAHAN
• sebelum dan sesudahmembersihkan atau
• Hampir selalu sembuh sendiri,
mengoleskan obat, penderita harus mencuci
dapat berlangsung selama 10-14
tangannya bersih-bersih.
hari jika diobati dengan baik, 1-3
• Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat
hari.
sesudah menangani mata yang sakit.
• kecuali konjungtivitis stafilokokus
• Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-
dan konjungtivitis gonokokus .
sama dengan penghuni rumah lainnya.
Konjungtivitis Gonore
DEFINISI : Radang konjungtiva akut dan hebat disertai dengan sekret purulen.

Et/ Neisseria gonorrhoea


GEJALA
• Konjungtiva yang kaku, dan sakit saat perabaan KLINIS
• Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar di buka.
• Terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior, sedangkan
konjungtiva bulbi merah.
• Pada stadium supuratif terdapat sekret yang kental.
• Pendarahan terjadi karena edema konjungtiva yang hebat. Hal ini akan
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah konjungtiva.

DIAGNOSIS : Pewarnaan Gram dan diperiksa dibawah mikroskop.


Konjungtivitis Gonore
MEDIKA MENTOSA
TANPA PENYULIT
PENYULIT KORNEA
• Topikal : • Topikal :

– Tetracycline HCL 1% Ciprofloxacin 0.3%. Obat-obatan topikal


lain, Bacitracin, Vancomycin, Chepaloridin,
– Ciprofloxacin 0.3% Gentamycin.
• Sistemik : • Siklopegik (Scopolamin 0.25%) 2-3x setiap
– Dewasa diberikan Penicillin G 4.8 hari untuk menghilangkan nyeri karena
juta IU IM dalam dosis tunggal spasme siliar dan mencegah sinekia.
ditambah dengan Probenecid 1 • Apabila ada bahaya perforasi yang
gram per oral atau Ampicilin dosis mengancam ( descemetocele ) dapat
tunggal 3.5 gram per oral. dilakukan oprasi flap konjungtiva “ partial
– Neonatus dan anak-anak injeksi conjunctivall bridge flap”
penicilin diberikan dengan dosis
50.000-100.000 IU/kgBB
KOMPLIKASI
• Tukak kornea marginal
• Perforasi kornea
• Keratitis
• Sikatrik kornea
• Penurunan visus sampai kebutaan
Konjungtivitis Virus
DEFINISI : Peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh agen virus

PENULARAN : traktus respiratorius, sekret mata

Keratokonjungtivitis Epidemi Konjungtivitis Herpes Simpleks


Konjungtivitis Virus
Keratokonjungtivitis Epidemi Konjungtivitis Herpes Simpleks
Et/ Adenovirus tipe 8 dan 19 Et/ Herpes Simpleks Virus (HSV)

GAMBARAN KLINIK GAMBARAN KLINIK


• Mata berair, silau dan seperti ada pasir • Injeksi unilateral
• Perdarahan konjungtiva • Iritasi
• Folikel terutama terdapat pada konjungtiva • Sekret mukoid
bawah, kadang-kadang terdapat pseudomembran • Nyeri
• Limfadenopati dan nyeri tekan • Fotofobia
• Gejala di kornea berupa infiltrasi bulat kecil, • Khasnya limfadenopati preaurikuler
superfisial, atau subepitel dengan nyeri tekan

TERAPI : Antivirus topikal/ sistemik


TERAPI • idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam
• tidak ada pengobatan yang spesifik. sewaktu bangun dan 1 tetes setiap 2 jam
• Perbaikan biasanya dalam 2 minggu di waktu malam.
• kortikoteroid harus dihindari • acyclovir oral, 400 mg lima kali sehari
selama 7 hari.
Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis Hemoragika Akut Konjungtivitis Molluscum Contagiousum
Et/ virus coxcackie A24 Nodul moluscum pada margo palpebra dan
alis mata dapat menyebabkan:
GAMBARAN KLINIK • Konjungtivitis folikuler kronis unilateral
• Rasa sakit • Keratitis superior
• Fotofobia • Pannus superior
• Sensasi benda asing
• Banyak mengeluarkan air mata
• Edema palpebra TERAPI
• Perdarahan subkonjungtiva • eksisi atau insisi sederhana pada nodul
• Kemosis (kadang) yang memungkinkan darah tepi yang
memasukinya
• krioterapi
TERAPI
 sembuh sendiri
Konjungtivitis klamidia
Konjungtivitis inklusi dewasa
Et/ Chlamydia trachomatis serotipe D-K

GAMBARAN KLINIK
• unilateral, kronis, sekretnya mukopurulen
• folikel pada forniks (kasus berat: folikel
banyak pada palpebra superior, limbus
dan konjungtiva palpebra).
• kemosis,
• limfadenopati preaurikular,
• keratitis epitelial marginal, infiltrat
• mikropannus superior.

TERAPI
 salep tetrasiklin topikal dan pemberian
sistemik doksisiklin, tetrasiklin dan
eritromisin
Konjungtivitis klamidia
Konjungtivitis Klamidia Trakoma
Et/ Chlamydia trachomatis serotipe A,B,Ba, atau C DIAGNOSIS ::
• kerokan konjungtiva yang diwarnai dengan
PENYEBARAN : pengecatan giemsa
Sekret kotoran mata penderita trakoma atau • Pengecatan antibodi fluoresensi
melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti • immunoassay enzim
handuk, alat-alat kecantikan. Penyakit ini
• PCR, telah menggantikan pengecatan
sangat menular dan biasanya menyerang
giemsa pada smear konjungtiva dan isolasi
kedua mata
agen klamidia pada kultur sel.

TATALAKSANA :
GAMBARAN KLINIS : • Azitromisin oral 1g pada anak-anak.
• folikel pada konjungtiva bulbi dan • Ointment topikal atau tetes mata, termasuk
konjungtiva palpebral, preparat sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin,
• infiltrasi papil yang difus, dan rifampisin, digunakan 4x sehari selama
• sikatrik konjungtiva, 6 minggu.
• trikiasis
• Herbert’s pits pada kornea. KOMPLIKASI :
- ulserasi kornea - infeksi bakteri korneal
- jaringan parut kornea.
Konjungtivitis Neonatal Konjungtivitis Alergika Akut
(Oftalmia Neonatorum)
• Terjadi dalam 2 pekan setelah kelahiran GAMBARAN KLINIK
sebagai akibat infeksi yang • akut,
ditransmisikan dari ibu ke bayi selama
• gatal,
proses persalinan.
• lakrimasi,
• Belum adekuatnya status imunitas bayi • hiperemia,
dan imaturitas permukaan ocular
• kemosis ringan,
(belum adanya jaringan limfoid dan
lapisan tear film yang relatif buruk). • reaksi papilar yang difus.
• kasus berat: edema palpebra.
• Terdiri dari konjungtivitis klamidia dan
konjungtivits gonokokus.
TERAPI
pemberian stabilisator sel mast topical
yaitu sodium kromoglikat 2% dan
iodoxamin 0,1%.
Konjungtivitis Vernalis
• Kondisi ini bersifat rekuren, bilateral, Ada dua tipe konjugtivitis vernalis:
• Mengenai anak-anak serta dewasa muda. • Bentuk Palpebra
• memiliki riwayat atopi positif – Mengenai konjungtiva tarsal
superior, terdapat pertumbuhan
GAMBARAN KLINIS : papil yang besar atau cobble stone
• gatal, yang diliputi secret yang mukoid.
• lakrimasi, Konjungtiva bawah hiperemi dan
edema.
• fotofobia,
• Bentuk Limbal
• sensasi benda asing,
– Hipertrofi pada limbus superior,
• rasa terbakar,
panus dengan sedikit eosinofil
• secret mucus yang tebal, dan ptosis
(palpebral jatuh dan bisa menutup pupil).
• Palpebra terasa berat bila diangkat dan di
bagian konjungtiva palpebral superior ada
reaksi papilar raksasa

Tatalaksana : Steroid topical atau bisa juga


topical mast cell stabilizer
Konjungtivitis Autoimun

Pemfigoid Sikatrisial
• diawali dengan konjungtivitis kronis non-spesifik
• Konjungtivitis bisa memicu timbulnya jaringan parut, sehingga terjadi simblefaron sehingga
forniks menjadi lebih dangkal atau bahkan tidak ada.
• Jaringan parut juga bisa merusak sel-sel goblet dan menyumbat duktus sekretorius kelenjar
lakrimal sehingga mata kering dan akhirnya menjadi buta.
• Penyakit ini jarang pada usia sebelum 45 tahun. Gejala pada wanita lebih berat daripada pria.
Konjungtivitis Autoimun

• lesi kulit eritematosa, urtikaria, erupsi bula


Sindrom • Timbul mendadak, terdistribusi sistemik
Stevens • Sering pada usia muda, jarang ≥ 35 tahun.
Johnson • Beberapa obat yang dicurigai sering menyebabkan sindrom Stevens-Johnson
diantaranya Sulfa, Karbamazepin, dan Dilantin
Konjungtivitis Kimiawi

Iatrogenic
• Karena pemberian obat seperti dipivefrin, miotika, idoxuridin, neomisin, dan
obat-obat lain yang mengiritasi.

Risiko pekerjaan
• akibat trauma asam, basa, asap, angin dan sinar ultraviolet
Kesimpulan
• Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun karena alergi.
• Mayoritas kasus konjungtivitis adalah disebabkan oleh karena virus, yaitu
adenovirus.
• Penularan adalah bisa melalui traktus respiratorius bila karena virus, sekret mata
serta penggunaan benda yang terkontaminasi oleh virus
• Konjungtivitis tidak akan mengganggu penglihatan, kecuali infeksinya mengenai
media refraksi. Oleh karena itu pengobatan terhadap infeksi mata ini perlu dengan
segera dan adekuat bergantung pada patogen yang menjadi penyebab infeksi.
• Bila penyebab adalah karena virus, maka biasanya tidak diperlukan terapi khusus
karena konjungtivitis virus umumnya dapat sembuh sendiri, asalkan status gizi
penderita cukup baik.
• Apabila karena bakteri maupun jamur maka diperlukan terapi antibakteri maupun
terapi antijamur yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai