Anda di halaman 1dari 41

1

Pengertian PPh Badan

2
Pembukuan sebagai Dasar
Penghitungan Pajak

3
Klasifikasi Penghasilan dan Biaya

4
Unsur Laporan
Laba Rugi

Penghasilan Beban
(Income) (Expenses)

Pendapatan Keuntungan Beban yg Kerugian


(Revenue) (Gain) pasti timbul (Loss)
dalam
aktivitas
biasa

Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa


(ordinary) (extraordinary) (ordinary) (extraordinary)

5
Penghasilan Dalam Konteks
UU PPh
(Pasal 4)

6
Penghasilan Badan Usaha

Dalam konteks wajib pajak badan, maka berikut ini termasuk


pengertian penghasilan meliputi :
1. Laba Usaha
2. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta,
3. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
4. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
5. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi
6. Royalty
7. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
8. Keuntungan karena pembebasan utang,
9. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing,
10. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,
11. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.

7
Penghasilan Untuk Perhitungan
PPh Badan
PENGHASILAN GLOBAL
(WORLD WIDE INCOME)
Ps 4 ayat 1

Dikurangi / dikoreksi :
1. PENGHASILAN DIKENAI PPh
(Ps 4 ayat 2)
2. PENGHASILAN BUKAN OBYEK PAJAK
(Ps 4 ayat 3)

PENGHASILAN YANG DAPAT DIKENAI PAJAK


(TAXABLE INCOME)

8
PPh FinaL

9
Penghasilan Yang Dikenakan Pajak
Secara Final (Ps 4 ayat 2 UU PPh)

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga


obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate,
dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.

10
Non Objek Pajak

11
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

12
Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

13
Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

14
Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

15
Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

16
Pasal 6 Ayat (1) UU PPh

17
Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

18
Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

19
Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

20
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

21
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

22
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

23
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

24
Non Deductible Expenses Lain

Non Deductible Deductible

Pengobatan secara cuma – Penggantian biaya


cuma bagi pegawai. pengobatan.
Makan siang bagi sebagian Makan siang bagi seluruh
pegawai. pegawai.
PPh 21 ditanggung Tunjangan PPh 21.
perusahaan.
Biaya jamuan tanpa daftar Biaya jamuan dilengkapi
nominatif. daftar nominatif.

25
26
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaan Penyesuaian
pembukuan Perbedaan diperlukan agar laba
berdasar timbul terkait yang diperhitungkan
kebijakan pengakuan secara akuntansi
akuntansi pendapatan
perusahaan dapat diperlakukan
berbeda dari dan beban di sebagai laba atau
ketentuan laporan laba penghasilan kena
perpajakan. rugi. pajak.

27
Teknik Rekonsiliasi Fiskal

Pembenaran dilakukan

Koreksi
Rekonsiliasi melakukan terhadap laba
pembenaran atas
Rekonsiliasi

akuntansi, dengan
setiap item pendapatan melakukan
dan biaya sehingga penambahan atau
sesuai dengan (koreksi positif)
ketentuan perpajakan. pengurangan (koreksi
Metode ini negatif), hanya
memudahkan proses berdasar penyesuaian
pengisian SPT. penghasilan dan beban
yang tidak sesuai.

28
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL

A. Perbedaan Konsep Penghasilan

Contoh:

(1) Deviden yang diterima oleh PT, Yayasan, Koperasi,


BUMN/BUMD,
(2) Sisa Cadangan Kerugian Piutang bagi Bank, Leasing dan
Asuransi

29
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL

B. Perbedaan Cara Pengukuran Penghasilan

Contoh :

Penjualan diukur sebesar jumlah yang dibebankan


kepada pembeli
tidak melihat apakah ada hubungan istimewa atau
tidak.

30
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL
C. Perbedaan Konsep Biaya

Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah


semua pengorbanan ekonomis dalam rangka
memperoleh barang dan jasa. Tidak terbatas hanya
biaya untuk mendapatakan, menagih dan memelihara
penghasilan saja.
Sedangkan, biaya menurut pajak adalah pengeluaran-
pengeluaran yang ada kaitan langsung dengan perolehan
penghasilan

31
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL

D. Perbedaan Cara Pengukuran Biaya

Sama dengan cara pengukuran penghasilan, jika ada


transaksi yang tidak wajar karena Hubungan
istimewa maka transaksi tersebut harus dikoreksi.

32
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL

E. Perbedaan Cara Pembebanan atau Alokasi Biaya

Contoh :
(1) Penyusutan, hanya metode Garis Lurus dan Saldo Menurun
dengan tarif yang telah ditentukan.
(2) Pengakuan Kerugian Piutang hanya menggunakan metode
langsung
(3) Penilaian Persediaan hanya menggunakan metode rata-
rata dan FIFO

33
TIMBULNYA KOREKSI
FISKAL

F. Adanya penghasilan yang kena pajak penghasilan


secara final.

Penghasilan yang dikenakan pajak secara final berarti telah


diperhitungkan pajak penghasilannya sehingga tidak perlu
diperhitungkan lagi dalam menghitung pajak penghasilan di
akhir tahun maka harus dikeluarkan dari laporan perhitungan
laba-rugi.

34
Kerangka Perbedaan Antara
Pajak & Akuntansi
Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaan
Beda Tetap Beda Sementara
(Permanent (Temporary
Different) Different)

Rekonsiliasi
Fiskal
35
Macam Perbedaan
 Terminologi koreksi fiskal

Berdasarkan Sifat
• Koreksi Fiskal Positif, bersifat menambah
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
• Koreksi Fiskal Negatif, bersifat mengurangi PKP.

Berdasarkan Jangka Waktu


• Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu
pengakuan, namun akan berujung pada hasil
akhir yang sama.
• Permanen, merupakan perbedaan yang tidak
akan berubah seiring waktu.
36
Langkah Penyesuaian
Perbedaan
Ditambah Dikurangi
Laba Ditambah
penghasilan penghasilan
biaya non
akuntansi yang belum yang bukan
deductible.
diakui. objek pajak.

Ditambah Dikurangi Dikurangi


Penghasilan biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak deductible
penghasilan dikenai PPh yang belum
(PKP)
final. final. dibebankan.

37
KOREKSI FISKAL

38
Kertas Kerja
Rekonsiliasi Fiskal

KOREKSI FISKAL
Nama Cfm. LAPKEU
Rekening LAPKEU POSITIF NEGATIF FISKAL
Komersial

-Penghasilan xxxxx xxxxx (xxxxx) xxxxx


-Biaya xxxxx xxxxx (xxxxx) xxxxx

39
KOREKSI OBJEK PAJAK

 Obyek PPh Pasal 21


(gaji, upah, honoraium dll)
 Obyek PPh Pasal 22
(rokok, baja, kertas dll)

 Obyek PPh Pasal 23/26


(Bunga, Dividen, Royalty, Sewa dll)

 Obyek PPh Pasal 4 ayat(2)


(Biaya Jasa, sewa T/B dll)

 DPP Pajak Pertambahan Nilai


(Peredaran Usaha)

40
41

Anda mungkin juga menyukai