Anda di halaman 1dari 16

SDM dan Organisasi

Internal Audit
OLEH :
RIZKIYATUL AWALIN
21601082129 (Akuntansi A4)
Sub materi :

Internal Auditor Juga Manusia

Komposisi Tim Audit : Menyiasati Kebutuhan


Akan kompentensi

Organisasi Tim Audit : Menggalang Kinerja


1. Internal Auditor Juga Manusia
Peran Internal Auditor begitu penting sebagai internal control, risk management,
dan good corporate governance. Kategori internal audit akan menjadi penentu
keberhasilan misi internal audit, karena tim internal audit memiliki beban tugas yang
harus dilaksanakan yang mengidentifikasikan kebutuhan akan kompetensi dasar
yang sama bagi para auditor mulai dari kepala bagian departemen hingga para
pelaksana yang dapat di jabarkan sebagai berikut:
1.1 Soft Competency : Menentukan Sosok Auditor Yang Ideal
Sosok internal auditor yang ideal harus memiliki keunikan tersendiri, yaitu
perpaduan karakter yang sering dijumpai pada posisi/profesi lain yang dapat
dinotasikan dalam persamaan berikut ini :

Integritas + Leadership = Compliance + Dominant


lanjutan
A. Seorang Internal Audit harus independen dalam mengidentifikasi, menganalisis,
menetapkan akar masalah hingga mengeluarkan rekomendasi solusi, integritas
menjadi hal yang tidak dapat ditawar. Ciri – ciri dapat ditemukan dalam hal :
 Berminat dengan topik yang menyangkut religiositas, spiritualitas, humanitas, filsafat, atau tertarik
berdiskusi masalah keadilan.
 Memiliki prinsip hidup dan pendirian yang teguh.
 Menunjukan gaya hidup sederhana (low profile), disiplin tinggi, dan konsisten yang sudah teruji waktu.

B. Sifat pekerjaan auditor yang harus selalu berinteraksi dg berbagai tipe manusia,
bahkan mempengaruhi orang lain, harus memiliki aura kepemimpinan yang memadai.
Bisa berasal dari Bakat (borned to be a leader) ataupun hasil pembentukan (leader by
learning), terlihat dari ciri-ciri :
 Minat yang tinggi atau pengalaman yang konsisten
 Relatif dewasa serta memliki kepercayaan diri dan kemandirian yang tinggi.
 Memeliki kemampuan interpersonal hubungan, empati, dan kerjasama dalam tim yang baik.
lanjutan
C. Konsep pengukran basic karakter D-I-S-C yang sejalan dg tuntutan prasyarat
Integritas + Kepemimpinan, dan setidaknya auditor memiliki kombinasi karakter antara
Compliance dan Dominant.
 Orang yang bertipe Compliance : Cenderung patuh, Konservatif, Tenang, dan Tampil sebagai good
guy
 Orang yang bertipe Dominant : Cenderung kreatif, tidak betah dengan situasi yang adem ayem,
berpenampilan aktif, dan selalu terkesan sebagai bad guy.

Indikasi yang disebutkan pada ciri Integritas dan Kepemimpinan diatas dapat
membantu menemukan sosok hybrid peran semacam itu.
1.2 Hard Competency : Menentukan Bobot Auditor
Auditor juga dituntut memiliki tingkat berpikir, pengetahuan, dan ketrampilan
diatas rata-rata, yaitu kombinasi kompetensi yang terdiri Analytical Thinking, Multi
Dimensional Knowledge, dan Advisory Skills.
lanjutan
A. Kenapa kemampuan Analytical Thinking ? Karena auditor tidak hanya dituntut
mengenal setiap proses kerja yang sedang berjalan maupun yg lazim berlaku, tetapi
juga harus mampu :
 Mengidentifikasi setiap kritikal poin didalamnya, setiap kemungkinan logis dari praktek yang tidak memadai
pada titik tsb.
 Menganalisis perubahan, penyimpangan, bahkan potensi resiko yang ada.
 Membuktikan akar penyebab yang sebenaarnya dan mengukur besarnya akibat negative dari situasi yang
sudahataupun mungkin terjadi.

B.Auditor juga dituntut memiliki kapasitas Intellectual Knowledge yang memadai agar
sesuai dg wawasan berpikir dan pengetahuan yang dimiliki para auditee, setidaknya
harus mampu :
 Menunjang value added bagi bisnis maupun fungsi audit (Relevant)
 Mengikuti perkembangan dunia bisnis dan bidang pengawasan dari waktu ke waktu (Contextual)
lanjutan
C. Auditor tidak boleh hanya berbekal pengetahuan dasar auditing saja dan sekedar
mengandalkan hasil studi/pelatihan formal tetapi juga bersedia menjelajah secara
pengalaman pribadi dari setiap informasi diluar serta pengalaman didalam institusi
bisnis, baik bersifst teknikak maupun manajerial. Secara umum ada tingkatan yang
diharapkan auditee dari diri auditor :
 Memiliki kecakapan teknis yang baik, paling tidak sepadan dg yang dimiliki oleh auditee dalam urusan
administrasi/pengendalian pekerjaan dalam menjalankan proses sebuah system.
 Memiliki kecakapan supervisor yang mumpuni, gidak hanya terkait dg penguasaan instrument
pengawasan tetapi juga pemahaman thd prinsip-prinsip interpersonal skil dan kepemimpinan yang
baik.
 Memiliki kecakapan komunikasi yang handal dalam hal meyakinkan auditee ttg urgensi persoalan
atau potensi resiko beserta dampaknya tetapi juga dapat menunjukkan alasan mengapa saran yang
diberikan dapat dipakai bahkan sebagai contoh yang baik bagi auditee.
lanjutan
 Tabel Pola Pikir, Pengetahuan, dan Ketrampilan Auditor

INTELLECTUAL
ANALYTICAL THINKING ADVISORY SKILLS
KNOWLEDGE

EXPERIENTAL
LOGICAL THINKING SUPERVISORY SKILLS
KNOWLEDGE

SYSTEMATICAL INFORMATIONA TECHNICAL


THINKING L KNOWLEDGE SKILLS
2. Komposisi Tim Audit : Menyiasati Kebutuhan
Akan Kompetensi

 Ada berbagai cara cara yang dapat diterapkan dibanyak perusahaan dalam membangun
komposisi anggota tim internal audit, yang terbagi dalam 3 kelompok :

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Status


Disiplin Ilmu : Pengalaman Kerja : Karyawan :

Komposisi yang
Komposisi yang Komposisi yang Well terdiri dari
relative Homogen Experienced sepenuhnya
pegawai tetap
Komposisi yg terdiri
Komposisi yang Komposisi yang High dari sebagian SDM
Heterogen Turnover berstatus pegawai
sementara
Lanjutan: a. table plus – minus komposisi tim internal audit
Komposisi Kekuatan Kelemahan

Accounting Based Fokus Audit pada Isi Laporan Keuangan Tidak tersentuh aspek
Laporan Keuangan dapat dipercaya teknis
operasional/kebijakan
Multidiscpline Based Lingkup audit yang Lingkup pengawasan Kapasitas pengawasan
cukup luas menjangkau banyak Lap.Keuangan tidak
aspek kuat
Well Experienced Internal audit jadi jalur Memudahkan dlm Pengembangan
Financial Career membuat peta career kapabilitas hanya
path based on experience
High Turnover Fungsi pengawasan Integritas audit terjaga Renja pemeriksaan dpt
bukan sbg Core krn personel fresh terhambat karena
operation graduate fluktuasi
Permanent Auditors Internal audit sbg Tim audit memiliki Auditor dapat terjebak
stategi unit otoritas yang lebih pd konflik horizontal
leluasa
Outsourced Auditors Menerapkan strategi Biaya SDM relative Perusahaan tdk memiliki
low-cost operation rendah & organisasi tim yang kompeten
audit ramping
lanjutan
B. Pilihan atas kombinasi anggota tim internal audit berpulang pada luasnya skala
perusahaan. Corak strategi bisnis yang diterapkan, serta perspektif nilai tambah dalam
menenmpatkan peran Internal Audit pada perusahaan. Kombinasi tim Internal Audit
yang yang terdiri dari :
 Formasi yang bersifat multidiscipline dengan rasio 1:2 atau 1:3 (1 personil berlatarbelakang Akuntansi,
dan 2-3 SDM dari disiplin ilmu lainnya).
 Untuk Kepala Bagian Departemen dan Kepala Unit tentunya harus dipegang oleh karyawan tetap
yanag memilki pengalaman baik dalam hal auditing setidaknya 5 tahun utk Kepala Bagian
Departemen dan 3 tahun utk Kepala Unit
 Sementara utk staf Auditor lainnya dapat diambil dari Internal perusahaan (unit kerja lainnya) atau bias
juga dengan menggunakan Fresh Graduate.
 Tenaga outsourced atau kontrak dapat dipertimbangkan hanya utk memperkuat SDM pelaksana,
sepanjang organisasi kerja dinilai sudah terlalu besar disbanding kebutuhan actual.
3. Organisasi Tim Audit : Menggalang Kinerja
Sebagai tim yang dituntut hatus independen, penempatan dalam organisasi
perusahaan sangat menentukan. Dimana kepentingan untuk mencakup skala
pengawasan secara luas yang berhadapan dg kepentingan efisiensi SDM juga perlu
dipikirkan utk mendorong struktur organisasi Internal Audit.

 3.1 Posisi Internal Audit Ditengah Perusahaan


 Internal Audit ditempatkan dibawah CEO/BOD sebuah unit bisnis. Sejalan dg pertumbuhan korporasi,
selanjutnya internal audit dimasukkan ke dalam bagian dari Perusahaan Induk.
 Bila mengikuti petumbuhan unit bisnis, teriutama mempertimbangkan semakin banyaknya cabang
yang dibuka, Internal audit dikembangkan kebawah hingga ke Kantor regional.
 Dan sangat jarang sekali tim Internal Audit diposisikan dibawah Pemilik Bisnis, kecuali dengan
pertimbangan bahwa seluruh Unit Bisnis dipegang sepenuhnya oleh para professional.
lanjutan
 3.2 Jumlah Personel Internal Audit
Lingkup pengawasan yang seluas skala perusahaan, maka jika tidak diperhitungkan
dengan baik Internal Audit dapat menjadi sebuah unit kerja yang sangat besar. Rumus
yang biasa dipakai sebagai acuan adalah Jumlah Objek Pengawasan.

Jumlah ( ∑ ) Objek = ( ∑ Biz.Unit ) + ( ∑ Unit Kerja ) * ( ∑ Critical Account )

Setiap objek harus dipilah lebih lanjut sesuai pembobotan tertentu, sehingga
kebutuhan akan auditor dapat lebih besar lagi. Bobot sebuah objek misalnya dapat
dilihat dari :
 Nilai saldo akun dan jumlah bukti transaksi yang diperiksa.
 Banyaknya critical point yang harus didalami secra khusus yang ditinjau dari kuat lemahnya Kontrol
Internal atau tingkat kompleksitas risiko yang harus dianalisis
 Jumlah data penunjang yang dibutuhkan (buku pembantu, data dari system computer)
lanjutan
 3.3 Internal Audit dan External Audit
External Audit jelas menjalankan misi dari luar perusahaan karena diminta ataupun
karena kewenangan yang dimiliki. Beberapa external auditor yang umumnya
berinteraksi dengan perusahaan antara lain :
 Akuntan Publik yang berdasarkan kontrak dg perusahaan melakukan pemeriksaan
terhadap Laporan Keuangan Tahunan. Hasil pemeriksaannya berupa Laporan Keuangan
Teraudit yang lalu digunakan perusahaan untuk berbagai keperluan.
 Pemeriksa dari Instansi Pemerintah tertentu sesuai dg kewenangan yang dilindungi oleh
Undang-Undang.
 Pemeriksa dalam rangka Sertifikasi yang ingin dimiliki oleh perusahaan.
lanjutan
Perbedaan dari ketiga contoh External Auditor adalah sebagai berikut :
 Luas variasi lingkup dan objek pengawasan terhadap keseluruhan institusi bisnis.
 Kedalamam penelusuran maslah dan kisaran (range) data objek pengawasan.
 Intensitas keteraturan pengawasan terhadap sebuah objek pengawsan.
 Besarnya tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh auditor.
 Besarnya risiko yang dihadapi apabila dikemudian hari dijumpai penyimpangan yang
signifikan terkait objek pengawasan tertentu.
 Besarnya value added yang bisa diperoleh perusahaan dari hasil audit.
 Pada semua aspek tersebut dapat dibayangkan bahwa nilai ukuran terhadap
internal Auditor memang berada diatas nilai yang bisa diberikan kepada External
Auditor.
Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai