Kelompok 1
Blok Penginderaan
• Tutor : dr. Linda
• Ketua : Albert
• Sekretaris : Silvia Dwi Mustika
• Penulis : Mediana Adrianne Riyanto
•
• Anggota
• David Johan Varianto
• Yogiswara wiwardhana
• Elsiana Laurecia
• Galuh Eka Tantri
• Alicia Angelina
• Sri sinta
• Mutiara Lirendra
• Dita Prameswari
• Jasen Hutomo
Efloresensi
Lesi
Erirtroskuamosa
Ichtyosis Pitirasis
Etiologi
vulgaris rosea
19
Tinea unguium
Infeksi jamur dermatofita pada kuku
Sering mengenai orang dewasa dan seiring dengan tinea manus dan pedis
Kuku terlihat menjadi rusak dan rapuh serta warnanya menjadi suram,
Permukaan menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-
elemen jamur
Bila infeksi ringan terlihat bercak-bercak putih dan kasar di permukaan kuku
Diagnosis Banding:
Onikodistrofi oleh kandidiasis, onikodistrofi oleh trauma dan psoriasis kuku
Tinea korporis
• Suatu infeksi jamur pada kulit halus tanpa rambut (glabrous skin) di daerah leher, wajah,
lengan dan bokong
• Sering dijumpai pada orang dewasa
• Manifestasi klinis:
• Berupa lesi anuler dengan tepi polisiklis
• Pada daerah tepi tampak vesikel-vesikel kecil dengan skuama halus dan aktif dan
dijumpai daerah penyembuhan sentral
• Rasa gatal bertambah pada waktu berkeringat
• Bentuk lain ialah Tinea Imbrikata
• Lesi berupa plakat, polisiklis atau bulat dengan susunan skuama membentuk
lingkaran konsentris tersusun seperti atap genting dan menghadap ke sentral
• Diagnosis Banding
• Pitiriasis rosea, psoriasis vulgaris, pemfigus foliaseus dan eksema numuler
• Tinea imbrikata
• Bentuk khas dari trichophyton concentricum
• Bentuk papul coklat, perlahan jadi besar
• Terbentuk lingkaran skuama yang konsentris
• Pada awal, penderita sangat gatal, tapi bila kronik bisa tanpa keluhan
• Biasanya disertai tinea unguium
• Pada kronik, lesi kadang dpt menyerupai iktiosis
• Kulit kepala biasa terserang tapi rambut tidak
KANDIDIASIS
Definisi Penyakit yang disebabkan infeksi jamur Candida spp → kelainan kulit, kuku, membran
mukosa, traktus GI, atau sistemik
Epidemiologi • Semua usia
• Laki-laki maupun perempuan
• Transmisi → kontak langsung
Etiologi Candida spp (Candida albicans, Candida dubliniensis, Candida glabrata)
Faktor Predisposisi • Perubahan fisiologis → usia, kehamilan, haid
• Faktor mekanik → trauma (luka bakar, aberasi), oklusi lokal, kelembaban, maserasi,
kegemukan
• Faktor nutrisi → avitaminosis, defisiensi Fe, malnutrisi
• Penyakit sistemik → penyakit endokrin, sindrom Down, acrodermatitis enteropatik,
uremia, keganasan, imunodefisiensi
• Iatrogenik
KLASIFIKASI, TANDA, DAN GEJALA KLINIS KANDIDIASIS
Kandidosis oral Oral thrush Pseudomembran putih coklat muda
kelabu menutup lidah, palatum molle,
pipi bagian dalam, permukaan rongga
mulut lain
Perleche / keilitis angular / keilosis kandidal Fisur pada sudut mulut. Mengalami
maserasi, erosi, basah, dan eritematoma
di dasar
Kandidosis kutis & Kandidosis intertriginosa • Di daerah lipatan kulit ketiak,
selaput lendir genital genitokrural, antara jari-jari, umbilikus,
lipatan kulit dinding perut
• Bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa
Kandidosis perianal • Maserasi
• Pruritus ani
Vulvovaginitis • Penderita DM & perubahan hormonal
• Keluhan gatal daerah vulva
• Hiperemia labia minora, introitus
vagina, 1/3 distal vagina; bercak-
bercak putih kekuningan
• Berat → edema labia minora, ulkus-
ulkus dangkal
Balanitis / balanopostitis Erosi, pustula berdinding tipis
Diaper-rash (Candidal Diaper Dermatitis) Eritema cerah yang berasal dari daerah
perianal ke perineum dan lipat inguinal
Kandidosis kutis granulomatosa Papul kemerahan tertutup krusta tebal
warna kuning kecoklatan dan menempel
erat di basal
Paronikia kandida dan onikomikosis • Kemerahan, pembengkakan tidak bernanah, nyeri
di daerah paronikia, reatraksi kutikula ke proksimal
• Onikolisis → lekukan transversal warna coklat
• Distrofi total kuku dengan mirip onikomikosis
Kandidosis kongenital Vesikel / pustul, dasar eritematosa pada wajah, dada
yang meluas
Kandidosis mukokutan kronis Infeksi kandida superfisial di kulit, kuku, orofaring yang
kronis dan resisten
Reaksi Id (kandidiit) Reaksi alergi terhadap jamur / antigen lain → vesikel
eritematosa yang bergerombol di lateral jari dan
telapak tangan
Diagnosis • Periksa langsung kerokan kulit / usapan mukokutan (+ larutan KOH 20%)
• Pewarnaan Gram
Keduanya → sel ragi, blastospora, hifa / hifa semu
• Biakan agar dekstrosa glukosa Sabouraud
Diagnosis banding • Kandidosis kutis lokalisata → eritrasma, dermatitis intertriginosa, dermatofitosis
(tinea)
• Kandidosis kuku → tinea unguium
• Kandidosis vulvovaginitis → trikomonas vaginalis, gonore akut
Tatalaksana • Hindari / hilangkan faktor predisposisi
• Topikal selaput lendir → larutan gentian violet, nistatin, kotrimazol (bila perlu dapat
diberikan ketokonazol / itrakonazol / flukonazol)
• Topikal kulit → mikonazol, klotrimazol, tiokonazol, bufonazol, isokonazol,
siklopiroksolamin, atau antimikotik lain spektrum luas
• Sistemik → flukonazol / itrakonazol
Prognosis Umumnya baik
Pityriasis Rosea
• Penyakit kulit idiopatik
• Lesi inisial : eritema dan skuama halus.
• Disusul lesi lbh kecil di badan, lengan, dan paha atas yg tersusun
sesuai lipatan kulit.
• Biasanya self limiting dlm 3 – 8 minggu.
• =, predileksi usia >> 15 – 40 tahun
Gejala Klinis
• Herald patch : umumnya di badan, soliter, bentuk oval dan anular, ф
± 3 cm
Gejala Klinis
• Lesi berikutnya muncul 4-10 hr stlh lesi inisial.
• Eksantema : kelainan kulit yang timbul serentak dlm waktu singkat,
umumnya tdk berlangsung lama, disertai demam.
• Susunan lesi seperti pohon cemara terbalik
• Predileksi pada badan, lengan atas bagian proksimal, paha atas.
Diagnosis Banding
• Drug eruptions (captopril, barbiturates)
• Sifilis sekunder (serologis)
• Psoriasis gutatta (tidak ada koleret marginal)
• Erythema migrans dengan lesi sekunder
• Erythema multiforme
• Tinea corporis (gatal lebih berat)
Pengobatan
Simptomatik
• Gatal : Antihistamin oral bersifat sedativa
• Topikal : bedak asam salisilat + mentol ½ - 1%
• Membaik dgn terapi UVB/sinar matahari, Th/ pada minggu pertama
erupsi.
• Topikal/sistemik glukokortikoid jangka pendek.
Psoriasis Vulgaris Penyakit kulit kronik dan residif karena proses autoimun, ditandai dengan adanya bercak2
eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis lapis dan transparan, disertai
fenomena tetesan lilin, auspitz, dan köbner.
Pengobatan oral:
• Methotrexate
• Acitretin
• Cyclosporin A
• Mycophenolate mofetil
• 6-thioguanine
• Hydroxyurea
• Fumaric acid ester
Psoriasis vulgaris
Psoriasis Vulgaris
Psoriasis Gutata
Psoriasis Pustulosa
Fenomena Auspitz Fenomena tetesan lilin
Fenomena Kobner
Dermatitis Seboroik
• Kelainan kulit papuloskuamosa (di daerah kelenjar sebasea, scalp, wajah
dan badan). Gangguan imunologis mengikuti kelembapan lingkungan,
perubahan cuaca, ataupun trauma.
• Epidemiologi: remaja (ketombe), HIV, usia pubertas40th (puncak),
bayikerak kulit kepala(cradle cap).
• Etiopatogenesis:
• lap. Sebum, kulaitas sebum, respons imunologis thd pityrosporum, degenerasi
sebumiritasi kulitmekanisme eksema.
• Lingkunganjml ragi genus malassezia dlm epidermis yg terkelupas, perubahan
imunitas seluler.
• Obat2 yg memicu: buspiron, klorpromazin, simetidin, etionamid, fluorourasil, gold,
griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, litium, metoksalen, metildopafenotiazine,
psoralen.
Gambaran klinis
• Didaerah kulit kepala, rambut, alis, lipat nasolabial, side burn, telinga
dan liang telinga, bagian atas tengah dada dan punggung, lipat
gluteus, inguinal, genital ketiak.
• Skuama kuning berminyak, eksematosa ringan, rasa gatal dan
menyengat, ketombe (tanda awal), kemerahan perifolikuler
rangkaian plak eritematosa berkonfluensi bahkan rangkaian plak
disepanjang rambut frontal (korona seboroika).
• Fase kronis: kerontokan rambut
• Keadaan parah eritroderma
DIAGNOSIS DD
Etiologi
• Corynebacterium minutissimum (batang pendek gram (+) dengan granula subterminal)
Faktor risiko : iklim lembab dan hangat, higiene buruk, hyperhidrosis, obesitas, DM, usia
lanjut, keadaan imunosupresi
Tatalaksana
• Bila eritrasma terlokalisir → sabun dan gel benzoil peroksida 5%
• Topikal : klindamisin / eritromisin (solusio 2%) / krim azol
• Lesi luas → eritromisin PO selama 1 minggu / klaritromisin dosis tunggal
Prognosis
• Asimtomatik bertahun-tahun. Dapat juga terjadi eksaserbasi periodik
Penatalaksanaan
• Eritromisin 4x250mg
• Topikal salep tertrasiklin 3%
Lepra/ Kusta/ Morbus Hansen
Definisi Penyakit infeksi yang kronik
Epidemiologi Masa tunas antara 40 hari – 40 tahun, rata-rata 3-5 tahun
Etiologi Mycobacterium leprae
Gejala
Diagnosis banding Dermatofitosis, Tinea versikolor, Pitriasis rosea, Pitriasis alba, Dermatitis
seboroik, Psoriasis, Neurofibromatosis, Xantomatosis, Skleroderma
Pemeriksaan Bakterioskopik: Ziehl Neelsen
penunjang Histopatologik
Serologi: antibodi spesifik anti phenolic glycolipid-1 (PGL-1) dan antibody
antiprotein 16 kD serta 35 kD
Tatalaksana Diaminodifenil sulfon (DDS)
Rifampisin
Klofazimin
Protionamid
Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin
Patogenesis Lepra
• TT : Tuberkuloid polar (stabil)
• Ti : Tuberkuloid indefinite
• BT : Borderline Tuberculoid
• BB : Mid Borderline
• BL : Borderline Lepromatous
• Li : Lepromatous indefinite
• LL : Lepromatous polar (stabil)
Widaty S, Budimulja U. Dermatofitosis. Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015; ph 89
Manifestasi klinis
Sifat LL BL BB
Lesi
Bentuk Makul Makula Plakat
Infiltrat difus Plakat Dome-Shaped (kubah)
Papul Papul Punched out
Nodus
Jumlah Tak terhitung, tdk ad kulit Sukar dihitung, masih Dapat dihitung, kulit
sehat ada kulit sehat sehat jelas ada
Distribusi Simetris Hampir simetris Asimetris
Permukaan Halus Berkilat Halus berkilat Agak kasar, agak
berkilat
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas
Anestesi Tidak ada smp tdk jelas Tak jelas Lebih jelas
BTA
Lesi Kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak Banyak
Sekret hidung Banyak (ada globus) Biasanya Negatif Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
Widaty S, Budimulja U. Dermatofitosis. Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015; ph 90
Manifestasi klinis
Sifat TT BT I
Lesi
Bentuk Makula saja, makula Makula dibatasi Hanya makula
dibatasi infiltrat infltrat, infiltrat saja
Jumlah Satu, dapat bbrp Bbrp atau 1 dg satelit Satu atau bbrp
Distribusi Asimetris Masih asimetris Bervariasi
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak berkilat
Batas Jelas Jelas Dapat jelas atau tidak jelas
Anestesi Jelas Jelas Tidak ada sampai tidak jelas
BTA
Lesi Kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya 1+ Biasanya negatif
Tes Lepromin Positif Kuat Positif Lemah Dapat positif lemah atau
negatif
Widaty S, Budimulja U. Dermatofitosis. Dalam: Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015; ph 90
TT BT
BL
BB
LL
Sifilis stadium 2
Definisi Penyakit kulit yang sangat kronik, bersifat sistemik, menular
Etiologi Treponema pallidum
Tanda Roseola eritema makular, berbintik atau bercak, bentuk bulat atau lonjong
Papul skuama di pinggir, bulat
Pustul
Krusta
Gejala Anoreksia, BB turun, malese, nyeri kepala, demam ringan, tidak gatal, limfadenitis
generalisata
Lokasi Telapak tangan dan kaki, mulut, tenggorokan, rambut yang tipis, kuku, KGB, mata,
hepar, tulang saraf
DD Erupsi obat alergik: roseola, gatal
Morbili: demam, KGB tidak membesar
Pitriasis rosea: skuama halus, lonjong, tidak disertai limfadenitis generalisata
Psoriasis: tidak disertai limfadenitis generalisata, tanda tetesan lilin atau Auspitz
Dermatitis seboroik: skuama berminyak dan kekuningan, tidak disertai
limfadenitis generalisata
Kondiloma akuminatum: permukaan runcing, papul datar serta eksudatif
Tatalaksana Penisilin, Tetrasiklin, Eritromisin, Doksisiklin
Katz KA. Sexually Transmitted Disease. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffell DJ, Wolff K, (ed). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed.
New York: McGraw-Hill Medical; 2012; p. 2478
Kesimpulan
• Keluhan bercak merah bersisik putih keperakan di perbatasan
rambut dan dahi, tengkuk, dan rambut Psoriasis vulgaris
• Keluhan bercak merah saat perubahan musim di depan atau
belakang telinga Dermatitis seboroik
• Bercak merah oval mengikuti alur kulit Pitiriasis rosea
• Bercak merah kehitaman di kedua lipat paha serta bokong
tinea cruris, eritrasma
• Bercak merah di lengan tidak sembuh, terasa baal Morbus
Hansen
• Bercak merah kecoklatan mengikuti sembuhnya luka koreng
kelamin Sifilis stadium II
• Luka koreng berubah menjadi keropeng yang melekat
Eritrasma
Kesimpulan
• Kami telah mempelajari :
• Kelainan kulit dengan lesi eritroskuamosa
• Dermatofitosis
• Dermatitis seboroik
• Psoriasis vulgaris
• Ichtiyosis vulgaris
• Ptiriasis rosea
• Sifilis stadium II
• MH tipe MB
Daftar Pustaka
• ABC of Dermatology, Sixth Edition, 2014
http://www.dermnetnz.org/scaly/ichthyosis-vulgaris.html
http://emedicine.medscape.com
• Ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI