Anda di halaman 1dari 28

Pengelolaan CSR, Budgeting,

Peraturan dan Sanksi CSR

Kelompok 2
Khalfia Riski Naudi 073001500058
Marcel Samuel A. A 073001500061
Mohamad Wisnu Fajar 073001500063
Muhammad Farhan P 073001500065
Oki Fitria 073001500077
Pudjo Laksono 073001500079
Nurul Anggraeni 073001500119
Dicky Farren 073001600015
Taufiq Hidayat 073001600061
Pengelolaan CSR
Unsur Pokok Pengelolaan CSR
Visi dan Misi Perusahaan

Struktur Organisasi CSR

Sumber Daya Manusia

Administrasi CSR

Standar Administrasi CSR


Visi dan Misi Perusahaan
• Dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR),
tidak bisa dilepaskan dari core perusahaan yang tertuang dalam visi
dan misi, karena CSR merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Perusahaan menerapkan CSR dalam dua
kategori:
pertama kedua
• Perusahaan yang menjalankan • Program CSR perusahaan
CSR secara reaktif, tanpa merupakan penjabaran dari
perencanaan, tanpa landasan nilai-nilai yang ada dalam Visi
kebijakan, dan tanpa dan Misi perusahaan, kemudian
penganggaran. Melainkan diturunkan ke dalam kebijakan,
menjalankan CSR sebagai bentuk roadmap, program/kegiatan
reaksi terhadap suatu keadaan. jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang.
Struktur Organisasi CSR
1. CSR merupakan bagian dari Top Level
Direktur
aktivitas departemen/devisi lain
• Dalam model ini, CSR bukan
merupakan sebuah
Manager Manager
departemen/divisi yang sifatnya Middle Level
HRD Humas
otonom, melainkan menjadi
bagian departemen/divisi lain.
Perencanaan dan teknis
Training Personalia CSR
pelaksanaan program, Lower Level Development

dipertanggungjawabkan kepada
manajer departemen.
CSR Bagian Departemen Lain
Top Level
2. CSR sebagai departemen atau Direktur
bidang otonom
• Dalam model ini, CSR bukan
merupakan departemen Manager Manager
atau bidang yang sifatnya Middle Level
CSR HRD
mandiri, bukan bagian dari
departemen lain. Sehingga
mulai dari perencanaan
anggaran, perencanaan Lower Level CSR CSR
Training
program, implementasi, Eksternal Internal
Development

hingga evaluasi dilakukan


secara mandiri.
CSR menjadi Departemen Independen
Sumber Daya Manusia Pengelola CSR
• Aktivitas CSR bukan sekedar membangun dan memelihara jaringan
semata, melainkan harus mampu melakukan pentahapan mulai dari
analisis kebutuhan (need assessment), memetakan stakeholders,
memetakan dan menganalisis kebutuhan dan keinginan stakeholder,
melaksanakan CSR internal, eksternal, dan aktivitas lainnya.
Standar Administrasi CSR
• Tujuannya adalah agar CSR sebagai mainstreaming baru dalam
perusahaan mendapatkan kedudukan terhormat, dijalankan secara
profesional sehingga tidak ada lagi pihak-pihak yang menganggap CSR
sebagai pelengkap dalam perusahaan.
Standar administrasi yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan CSR meliputi:
1. Kebijakan (Policy)

2. Kode Etik (Code of Conduct)

3. Administrasi dan Database

4. Penelitian dan Pengembangan:


a. Pengumpulan Data (Data Collection)
b. Baseline Survey

5. Siklus proyek
6. Laporan:
a. Laporan Situasi
b. Laporan Program
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Tahunan
e. Review Keberlanjutan

7. Pemantauan dan Evaluasi:


a. Perkembangan Proyek
b. Rapat Koordinasi
c. Audit
8. Hubungan Stakeholder:
a. Hubungan dengan Media
b. Hubungan dengan Pemerintah
c. Hubungan dengan LSM

9. Keluhan masyarakat:
a. Tanggap Respon
b. Antar Departemen
c. Resolusi Konflik

10. Publikasi:
a. Publikasi Media
b. Foto Dokumentasi
c. Video Dokumentasi
11. Anggaran dan Laporan Keuangan:
a. Perencanaan Anggaran
b. Beban Anggaran
c. Variasi Analisis
d. Manajemen Grant
e. Sponsor

12. Tanggap Darurat:


a. Pohon Telepon Darurat
BUDGETING PROGRAM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Terdiri dari:
1. Budget Sosialisasi (10%)
2. Budget Pendampingan (15%)
3. Budget Pelaksanaan Program (60%)
4. Budget Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (5%)
5. Budget Overhead Pengelola Program (10%)
Budget Sosialisasi (10%)
• Biaya pembuatan media • Biaya kampanye media massa
kampanye public (spanduk, koran, radio, televisi)
• Biaya penyiapan tim pelaksana • Biaya kampanye di tingkat
kampanye publik masyarakat (pertemuan desa,
pemutaran film, kunjungan
rumah)
Budget Pendampingan (15%)
• Biaya pelatihan • Biaya studi banding
• Biaya penyusunan rencana kerja • Biaya bantuan konsultasi teknis
oleh tenaga ahli
Budget Pelaksanaan Program (60%)
• Biaya implementasi program fisik • Biaya implementasi kegiatan
& lingkungan hidup social merupakan dana habis
• Biaya implementasi program pakai
ekonomi merupakan dana
bergulir
Budget Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
(5%)
• Biaya monitoring oleh kelompok • Biaya penyusunan, penggandaan
sasaran dan tenaga pendamping dan pengiriman laporan
• Biaya pertemuan membahas
evaluasi perkembangan program
Budget Overhead Pengelola Program (10%)
• Biaya sewa kantor • Biaya utility
• Biaya perlengkapan kantor • Biaya manajemen dan
• Biaya ATK supporting staff
• Biaya transportasi
PERATURAN DAN SANKSI
DARI PENERAPAN CSR
Latar Belakang
• Melaksanakan tanggung jawab sosial, secara normatif merupakan
kewajiban moral bagi jenis perusahaan apapun.
• Tidak hanya berkutat pada aspek normatif, saat ini CSR telah diatur
dalam beberapa peraturan yang sifatnya mengikat agar “perusahaan
tertentu” wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
Keputusan Menteri BUUMN Tentang Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
• Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dilaksanakan sejak
tahun 1983 dengan terbitnya PP no 3 thn 1983 Tentang Tata Cara
Pembinaan Perjan, Perum, dan Persero.

• PKBL pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu:


 Program perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana
bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan)
 Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut
Program Bina Lingkungan)
Peraturan Menteri Negara BUMN, Per-
05/MBU/2007
• Pasal 1 ayat (6) dinyatakan bahwa Program Kemitraan BUMN dengan
Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah
program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian Laba
BUMN.
• Ruang lingkup program bina lingkungan adalah bantuan korban
bencana alam, Pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan
kesehatan, pengembangan prasarana dan/atau sarana umum, sarana
ibadah dan pelestarian alam.
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor
40 Tahun 2007
• Selain BUMN, saat ini Perseroan Terbatas (PT) yang mengelola atau
operasionalnya terkait dengan Sumber Daya Alam (SDA) diwajibkan
melaksanakan program CSR, karena telah diatur dalam Undang-
Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor
40 Pasal 74 Tahun 2007
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Undang-Undang Penanaman Modal Nomor
25 Tahun 2007
• Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan bahwa “Setiap penanam modal
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
• Sanksi-sanksi terhadap badan usaha atau perseorangan yang
melanggar peraturan, diatur dalam Pasal 34, yaitu berupa sanksi
administratif dan sanksi lainnya, diantaranya:
(a) Peringatan tertulis; (b) pembatasan kegiatan usaha; (c)
pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal;
atau (d) pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman
modal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai