Anda di halaman 1dari 16

Famili Acanthocheilonematidae

Filaria

Cacing jaringan, panjang 2 – 70 cm, cacing


betina melahirkan embrio yang disebut
mikrofilaria. Mikrofilaria terhisap HP, insecta,
dan berkembang menjadi larva infectious.
Cara infeksi : HP sebagai vektor
menginokulasikan larva infectious ke dalam
tubuh manusia sewaktu insecta menghisap
darah.
Species :
 Wuchereria bancrofti
 Brugia malayi
 Brugia timori
 Acantocheilonema perstans
 Loa-loa
 Onchocerca volvulus
 Mansonella ozzardi
 Brugia pahangi
 Dirofilaria immitis
Sesuai dengan aktifitas HP menghisap
darah, mikrofilaria beredar di darah tepi
pada periode tertentu secara alamiah yaitu :
Periodik nocturna : hanya malam hari
Periodik diurna : hanya siang hari
Subperiodik nocturna : terutama malam
Subperiodik diurna : terutama siang
Non periodik : kapan saja
Sesuai dengan aktifitas HP menghisap
darah,mikrofilaria beredar di darah tepi pada
periode tertentu secara alamiah yaitu :
 Periodik nocturna : hanya malam hari
 Periodik diurna : hanya siang hari
 Subperiodik nocturna : terutama malam
 Subperiodik diurna : terutama siang
 Non periodik : kapan saja
Wuchereria bancrofti
(Filaria bancrofti)
• Ditemukan di daerah tropik. Endemik di
beberapa daerah di Indonesia.
• Morfologi & Siklus Hidup
• Habitat : Sistem limfatik
• Cacing betina : 8 – 10 cm x 0,25 mm sedangkan
cacing jantan : 4 cm x 0,10mm
• Cacing betina vivipar, mikrofilaria dijumpai di
darah tepi pada malam hari.
HP : nyamuk Culex, Aedes, Anopheles. Di dalam otot dada
nyamuk, mikrofilaria berkembang menjadi larva infectious
selanjutnya pindah ke kepala dan labium nyamuk.
Waktu nyamuk menghisap darah, larva infectious masuk ke
tubuh melalui lubang tusukan probocis nyamuk.

Dalam tubuh nyamuk dibutuhkan 10 – 14 hari


untuk berkembang.
Wuchereria bancrofti di daerah pasifik bersifat
subperiodik diurna dengan HP Aedes
polynesiensis yang ”day – time biter”
Patologi Klinik
Cacing dewasa di habitatnya dapat memberi gangguan, yaitu di :
- inguinal
- alat kelamin
- tungkai
- lengan

Terjadi : Limfangitis, limfadenitis, funiculitis,


epidimitis, orchitis atau abses akibatnya
bisa terjadi bendungan (lymph varices,
chyluria) yang berakhir menjadi
elephantiasis lengan, tungkai dan alat
kelamin. Bila elephantiasis telah terjadi,
maka dalam darah tidak dijumpai lagi
mikrofilaria, karena induknya telah mati.
Brugia malayi
HD selain manusia juga : kera, lutung, kucing, anjing,
dll. Terdapat di Asia.
Endemik di beberapa daerah di Indonesia.

Morfologi dan Siklus Hidup


Habitat : Sistem limfatik. Mikrofilaria dalam darah tepi
periodik nocturna. Di Malaysia dan Indonesia juga
ditemukan yang subperiodik nocturna.
HP : nyamuk Mansonia, Anopheles.
Diagnosis :
Ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria dalam
darah yang diambil pada malam hari.
Filaria di Indonesia ada 3 species:
1. Wuchereria bancrofti
Epidemiologi 2 tipe
a. Tipe Urban (Jakarta, Semarang)
HP : Culex (air kotor tergenang)
b. Tipe Rural (Desa)
HP : Anopheles (air bersih mengalir)

2. Brugia malayi
Periodik Nocturna. Tidak ada Hospes reservoir (binatang)
HP : Anopheles
Subperiodik dan Non Periodik
Hospes Reservoir : Kucing, kera.
HP : Nyamuk Mansonia
3. Brugia timori
Hampir menyerupai B.malayi terdapat di
NTT, Timor Timur, Maluku Tenggara.
HP : Anopheles
Acanthocheilonema perstans
Pada manusia dan kera, ditemukan di
Afrika, Amerika Selatan, Papua.
Siklus Hidup :
Habitat : jaringan ikat gembur. Mikrofilaria
dalam darah, non periodik.
HP : Culicoides
Loa-loa

Di Afrika Barat
Panjang betina : 2 – 7 cm dan jantan : 2 – 4 cm
Habitat : Jaringan ikat, mengembara di subcutis. Mikrofilaria dapat
ditemukan dalam darah, periodik diurna.
HP : lalat Chrysops
Patologi Klinik : Menyebabkan pembengkakan berpindah-pindah
”Calabar swelling” dan kerusakan jaringan mata.
Diagnosis :
Menemukan mikrofilaria pada pemeriksaan darah siang hari.
Kadang-kadang menjumpai cacing dewasa di bawah conjungtiva mata.
Onchocerca volvulus
Di Afrika tropik, Amerika Tengah dan Selatan.
Morfologi dan Siklus Hidup :
Panjang betina : 30 – 70 cm dan jantan : 2 – 4 cm
Membuat benjolan subkutis.
HP : lalat Simulium
Patologi : 1. Benjolan subcutis
2. Kerusakan mata
Diagnosis : 1. Biopsi Kulit ; mikrofilaria
2. Ekstirpasi benjolan : cacing dewasa
dan mikrofilaria
Dracunculus medinensis

Hospes : manusia, kera, anjing, kuda, sapi


Terdapat di : Afrika, Asia Barat, Amerika Selatan
Morfologi dan Siklus Hidup :
Panjang betina : 60 – 120 cm, dan Jantan : 2 – 5 cm
Habitat : jaringan ikat subcutis. Menyebabkan abses, ulcus. Melalui
ulcus larva keluar ke air dimakan oleh HP : Cyclops
Cara infeksi : Terminum Cyclops yang berisi larva infectious.
Diagnosis : Menemukan larva atau cacing dewasa dalam ulcus,
cacing dewasa dapat digulung pelan-pelan keluar dari ulcus.
Epidemiologi : Penularan melalui sumber air bersih yang dipakai
umum.
Mansonella ozzardi
Di Amerika Tengah dan Selatan.
Habitat : Jaringan ikat rongga tubuh. Mikrofilaria dalam darah. Non-
periodik.
HP : nyamuk Culicoides
Patologi ringan, tetapi kadang-kadang menyebabkan hydrocele.
Filaria pada binatang :
Terdapat pada kera, anjing, kucing, dll. Mirip dengan Brugia malayi yaitu
Brugia pahangi dan B.patei.
Infeksi pada manusia (seseorang yang sangat sensitif) menyebabkan
gejala : demam, asthmatik, pembengkakan kelenjar limfe dan
hypereosinophilia. Penyakit ini menahun disebut ”Tropical
eosinophilia”, dapat juga disebabkan oleh W.bancrofti atau B.malayi.
Mikrofilaria tidak ditemukan di darah.
Dirofilaria immitis
Habitat : ventriculus cordis dxt dan a.
pulmonalis pada anjing.
Juga infectious kepada manusia, tetapi
mikrofilaria tidak dijumpai di dalam
darah.
Panjang betina : ± 25 cm dan
jantan ± 15 cm.

Anda mungkin juga menyukai