Anda di halaman 1dari 13

Sapondra Wijaya

Pendhuluan
 Geologis, geografis, hidrologis, demografis dan sosiologis
NKRI > Rawan bencana, baik bencana alam, non-alam,
maupun bencana sosial.
 Bencana telah menghancurkan hasil-hasil pembangunan
 Dana tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana
mengurangi anggaran
 Jika terjadi bencana, masyarakat yang tinggal di kawasan
rawan akan menjadi pihak yang paling dirugikan.
 Pemerintah mengembangkan program pengurangan risiko
bencana berbasis komunitas
 Salah satu strategi yang akan digunakan untuk
mewujudkan ini adalah melalui pengembangan desa-desa
dan kelurahan-kelurahan yang tangguh terhadap bencana.
Definisi.
Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki
kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi potensi ancaman bencana, serta
memulihkan diri dengan segera dari dampak dampak
bencana yang merugikan.
Tujuan
 Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari
dampak-dampak merugikan bencana;
 Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok
rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi
risiko bencana;
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi
pengurangan risiko bencana;
 Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan
sumber daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana;
 Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan
dalam PRB, pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan
tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok
lainnya yang peduli.
Prinsip
1. Bencana adalah urusan bersama.
2. Berbasis Pengurangan Risiko Bencana.
3. Pemenuhan Hak Masyarakat.
4. Masyarakat Menjadi Pelaku Utama.
5. Dilakukan Secara Partisipatoris.
6. Mobilisasi Sumber Daya Lokal.
7. Inklusif.
8. Berlandaskan Kemanusiaan.
9. Keadilan dan Kesetaraan Gender.
10. Keberpihakan Pada Kelompok Rentan.
11. Transparansi dan Akuntabilitas.
12. Kemitraan.
13. Multi Ancaman.
14. Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan.
15. Pemaduan ke Dalam Pembangunan Berkelanjutan.
16. Diselenggarakan Secara Lintas Sektor.
Strategi Mewujudkan Desa
Tangguh Bencana
1. Pelibatan seluruh lapisan masyarakat ke dalam program
2. Tekanan khusus pada penggunaan dan pemanfaatan
sumber daya mandiri setempat dengan fasilitasi
eksternal yang seminimum mungkin
3. Membangun sinergi program dengan seluruh pelaku
untuk memberdayakan masyarakat desa/kelurahan
4. Dukungan dalam bentuk komitmen kebijakan, sumber
daya dan bantuan teknis dari pemerintah sesuai
kebutuhan dan bila dikehendaki masyarakat
5. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
akan potensi ancaman
Lanjutan...
6. Pengurangan kerentanan masyarakat desa untuk
mengurangi risiko bencana
7. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengurangi
dan beradaptasi dengan risiko bencana
8. Penerapan keseluruhan rangkaian manajemen risiko
mulai dari identifikasi risiko, pengkajian risiko, penilaian
risiko, pencegahan, mitigasi, pengurangan risiko, dan
transfer risiko
9. Pemaduan upaya-upaya pengurangan risiko bencana ke
dalam pembangunan demi keberlanjutan
10. Pengutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam
perencanaan program dan kegiatan lembaga/institusi
sosial desa/kelurahan, menjiwai seluruh kegiatan di
tingkat masyarakat
Pembagian Kriteria Desa Tangguh
Bencana
 Desa Tangguh Bencana Utama
 Desa Tangguh Bencana Madya
 Desa Tangguh Bencana Pratama
Desa Tangguh Bencana Pratama
 Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan PRB
 Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen
perencanaan PB
 Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk forum PRB
yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat
 Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk tim relawan
PB Desa/Kelurahan
 Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan pengkajian
risiko, manajemen risiko dan pengurangan kerentanan
 Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas
kesiapsiagaan serta tanggap bencana
Desa Tangguh Bencana Madya
 Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan di tingkat desa
 Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun tetapi belum
terpadu ke dalam perencanaan desa
 Adanya forum PRB, tetapi belum berfungsi penuh dan aktif
 Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan
peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan
bagi para anggotanya dan masyarakat, tetapi belum rutin dan tidak
terlalu aktif
 Adanya upaya-upaya untuk mengadakan pengkajian risiko,
manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk
kegiatankegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi
kerentanan, tetapi belum terlalu teruji
 Adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan
serta tanggap bencana yang belum teruji dan sistematis
Desa Tangguh Bencana Utama
 Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan
 Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan ke
dalam RPJMDes
 Adanya forum PRB yang berfungsi dengan aktif.
 Adanya tim relawan PB Desa yang aktif dalam kegiatan
peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan
kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat
 Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan
pengkajian risiko, manajemen risiko dan pengurangan
kerentanan
 Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan
kapasitas kesiapsiagaan serta tanggap bencana
KEGIATAN MENGEMBANGKAN DESA
TANGGUH BENCANA
A. Pengkajian Risiko Desa/Kelurahan.
 Menilai Ancaman
 Menilai Kerentanan
 Menilai Kapasitas
 Menganalisis Risiko Bencana
B. Perencanaan PB dan Perencanaan Kontinjensi Desa
C. Pembentukan Forum PRB Desa
D. Peningkatan Kapasitas Warga dan Aparat dalam PB
E. Pemaduan PRB ke dalam Rencana Pembangunan Desa
dan Legalisasi
F. Pelaksanaan PRB di Desa
G. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Program di tingkat
Desa
TQVM
Thank You Very Much

Anda mungkin juga menyukai