Anda di halaman 1dari 30

Poepoet Irma Agoestina

17174083
Pembimbing :
Dr. Hasmija,MH,Sp.B-F.I.C.S

Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
RSU Datu Beru
2019
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang
berlebihan di dalam rongga pleura, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran cairan pleura.
• Pada keadaan normal rongga pleura selalu ada
cairan serosa yang berfungsi untuk mencegah
melekatnya pleura viseralis dan pleura parietalis
• Cairan fisiologis ini disekresi oleh pleura parietalis
dan diabsorbsi kembali oleh pleura viseralis.
• Jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200
ml.
• Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan
plasma, tetapi pada cairan pleura mempunyai
kadar protein lebih rendah yaitu
< 1,5 gr/dl.
Etiologi terjadinya efusi pleura bermacam-macam,
yaitu:
• Tuberkulosis paru (merupakan penyebab yang paling sering di
Indonesia)
• Penyakit primer pada pleura
• Penyakit penyakit sistemik
• Keganasan baik pada pleura maupun diluar pleura.
Dalam keadaan normal  selalu terjadi filtrasi cairan
ke dalam rongga pleura melalui kapiler pada pleura
parietalis  tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh
saluran limfe sehingga terjadi keseimbangan antara
produksi dan reabsorpsi, tiap harinya diproduksi cairan
kira-kira 16,8 ml (pada orang dengan berat badan 70
kg). Kemampuan untuk reabsorpsinya dapat meningkat
sampai 20 kali  Apabila antara produk dan
reabsorpsinya tidak seimbang (produksinya meningkat
atau reabsorpsinya menurun)  maka akan timbul
efusi pleura
Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:
• 1. Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura
meningkatkan pembentukan cairan pleura melalui
pengaruh terhadap hukum Starling.Keadaan ni
dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal
jantung kiri dan sindroma vena kava superior.
• 2. Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti
terdapat pada atelektasis, baik karena obstruksi
bronkus atau penebalan pleura visceralis
3. Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura
dapat menarik lebih banyak cairan masuk ke dalam
rongga pleura
4. Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan
ginjal bisa menyebabkan transudasi cairan dari
kapiler pleura ke arah rongga pleura
5. Obstruksi dari saluran limfe pada pleum
parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena untuk
sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik
akan menghambat pengosongan cairan limfe.
Berdasarkan jenis cairan :
- transudat
terjadi kalau faktor sistemik yang mempengaruhi
pembentukan dan penyerapan cairan pleura
mengalami perubahan.
- eksudat
terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan dan
penyerapan cairan pleura
mengalami perubahan.
- Hemoragik
Transud
at

Terjadi apabila hubungan normal antara tekanan


kapiler hidrostatik dan ostmotik koloid terganggu
sehingga terbentuknya cairan akan melebihi
reabsorbsinya. Biasanya hal ini terdapat pada:
1)Meningkatnya tekanan kapiler sistemik
2)Meningkatnya tekanan kapiler pulmoner,
3)Menurunnya tekanan osmotic koloid dalam pleura
4)Menurunnya tekanan intra pleura.
Pada keadaan :
- Kegagalan jantung kongestif (gagal
jantung kiri)
- Sindroma nefrotik
- Asites (oleh karena serosis hepatis)
- Sindroma vena cava superior
- Tumor
- Sindroma meig
Eksudat
• Terjadi bila ada proses peradangan yang menyebabkan
permabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat
sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal
dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura.
- Infeksi : tuberculosis , pneumonia, dsb
- Tumor
- Infark paru
- Radiasi
- Penyakit kolagen
• Penyebab pleuritis eksudativa yang paling sering adalah akibat
M. tuberculosis dan dikenal sebagai pleuritis eksudativa
tuberkulosa
Hemoragik
Efusi hemoragik dapat disebabkan oleh :
- Tumor
- Trauma
- Infark paru
- tuberkulosis
Efusi transudat atau eksudat dapat dibedakan
menurut perbandingan jumlah laktat
dehidrogenase (LDH) dan protein yang
terdapat di dalam cairan pleura dan serum.
Efusi pleura eksudatif memenuhi setidaknya
salah satu dari ketiga kriteria berikut,
sementara transudatif tidak sama sekali
memenuhi kriteria ini:
• Perbandingan kadar protein cairan
pleura/protein serum > 0,5
• Perbandingan kadar LDH cairan pleura/LDH
serum > 0.6
• Kadar LDH cairan pleura > 2/3 kadar normal
tertinggi serum (>200)
Perbedaan transudat dan
eksudat
1. Sesak nafas
2. Rasa berat pada dada
3. Berat badan menurun pada neoplasma
4. Batuk berdarah pada karsinoma bronchus atau
metastasis
5. Demam subfebris pada TBC, demam menggigil pada
empiema
6. Ascites pada sirosis hepatis
a. Anamnesa  keluhan pada gejala klinis
b. Pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit)
*cairan pleura <300 cc  tidak ada tanda2 fisik
* >500 cc  penurunan pergerakan hemitoraks
yang sakit, fremitus dan suara
napas melemah
* >1000 cc  dada cembung dan egofoni
* >2000 cc  suara napas melemah atau
menurun, mungkin menghilang sama sekali dan
mediastinum terdorong kearah paru yang sehat
c. Rontgen thoraks
d. Pemeriksaan Laboratorium

Analisa Cairan Pleura


• Transudat : jernih, kekuningan
• Eksudat : kuning, kuning-kehijauan
• Kilotoraks : putih seperti susu (banyak mengandung
lemak)
• Empiema : kental dan keruh
• Empiema anaerob : berbau busuk
• Mesotelioma maligna : sangat kental dan berdarah
• Tumor paru
• Schwarte atau penebalan pleura
• Atelektasis lobus bawah
• Diagfragma letak tinggi
• Ditujukan pada pengobatan dasar dan pengosongan cairan
(torasentesis).
• Indikasi untuk melakukan torasentesis:
- Menghilangkan sesak napas yg ditimbulkan
oleh akumulasi cairan rongga pleura
- Bila terapi spesifik pada penyakit primer
tidak efektif atau gagal
- Bila terjadi reakumulasi cairan
• Pengambilan pertama cairan pleura tidak boleh > 1000 cc
karena pengambilan dalam waktu singkat dapat menyebabkan
sembab paru yang ditandai batuk dan sesak nafas
Aspirasi cairan pleura
berguna sebagai sarana
diagnostik dan terapeutik.
Cara :
• Pelaksanaan sebaiknya
dilakukan pada pasien
dengan posisi duduk.
• Aspirasi dilakukan pada
bagian bawah paru sela iga
garis aksila posterior dengan
memakai jarum abocath
nomor 14 atau 16
Pemasangan WSD :
• Efusi Pleura massive
• Efusi Pleura
haemorhagic
• Hematotoraks,
Empyema
• Chylotoraks, Chiliform
• Lakukan pengobatan yang adekuat pada penyakit-
penyakit dasarnya yang dapat menimbulkan efusi
pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih
lengkap bila diagnosa kausal belum dapat
ditegakkan.
• Tindakan yang dapat dilakukan untuk menentukan
dan mengobati penyakit dasarnya misalnya biopsi
pleura , bronkoskopi, torakotomi, dan torakoskopi.
• Efusi pleura maligna memiliki prognosis
jelek

Anda mungkin juga menyukai